Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Mahasiswa Sastra Pindah ke Jurusan Kependidikan di UNY Gara-Gara Dicap Madesu, Menyesal Karena Tahu Nasib Guru Lebih Ngenes!

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
25 Mei 2024
A A
Memilih Pindah Jurusan dari Sastra ke Pendidikan Gara-Gara Dicap Madesu, Mahasiswa UNY Ngenes Karena Nasib Guru Ternyata Lebih Suram.MOJOK.CO

Ilustrasi Memilih Pindah Jurusan dari Sastra ke Pendidikan Gara-Gara Dicap Madesu, Mahasiswa UNY Ngenes Karena Nasib Guru Ternyata Lebih Suram (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Gara-gara dicap madesu alias masa depan suram, mahasiswa jurusan sastra memutuskan pindah ke jurusan kependidikan di UNY. Sayangnya, ia menyesali keputusannya itu. Sebab, lulus sebagai calon guru nasibnya lebih tak menentu.

Pada 2018 lalu, Dika (24) memutuskan masuk ke Universitas Sanata Dharma (USD). Sastra Indonesia adalah jurusan yang ia pilih.

Dika memilih berkuliah di PTS Jogja itu bukan tanpa alasan. Pada dua kali percobaan seleksi masuk PTN, yakni SNBP (dulu SNMPTN) dan SNBT (SBMPTN), ia gagal. 

Padahal, ia mengaku sebisa mungkin mencari jurusan yang passing grade-nya cenderung kecil. PTN pilihannya pun tak muluk-muluk, “cuma” UNY, yang pada saat itu merasa masih bisa ia masuki.

“Awalnya pertimbangan lokasi saja, disaranin milih salah satu dari UNS, UNY atau UGM sama guru. Aku melihatnya UNY paling gampang lah buat dimasukin,” ungkap mahasiswa asal Wonogiri ini, Sabtu (25/5/2024).

Namun, karena gagal masuk UNY, Dika cari opsi lain. Mengingat kegemarannya akan buku ditambah perasaan tak sukanya dengan pelajaran menghitung, ia sebisa mungkin kudu kuliah di jurusan sastra.

“Saat itu riset, kampus swasta mana yang jurusan sastranya bagus. Aku nemuin di USD Sastra Indonesia-nya memang oke, jadi aku mendaftar di sana,” jelasnya.

Masuk jurusan sastra malah diremehkan, dianggap tak ada prospek kerja yang menjanjikan

Bagi Dika, kuliah di jurusan sastra itu fine-fine saja. Awal-awal masuk kuliah semua berjalan lancar. Ia juga cukup menikmati kehidupan perkuliahannya.

Sayangnya, memasuki akhir semester pertama, orang tuanya malah mulai mempertanyakan keputusan Dika. Entah, siapa yang mulai mengompori mereka, tapi yang jelas tiba-tiba saja mereka mulai bawel bertanya soal prospek kerja lulusan sastra.

“Tiba-tiba banget ortu nanyain, ‘lulusan sastra itu nantinya jadi apa sih?’, dan nada-nadanya itu kayak ada yang nggak beres gitu lho,” kenang lelaki yang kini jadi mahasiswa semester tua UNY ini.

Karena tak menemukan jawaban, ia menjawab sekenanya saja. Saat itu, Dika hanya menyebut profesi-profesi yang berhubungan dengan dunia kepenulisan, seperti penulis novel dan wartawan.

“Lalu ditanya lagi, ‘kalau nulis gitu gajinya nanti berapa? bisa jadi PNS nggak?,” sambung Dika, masih menirukan ortunya.

Ia jelas belum punya jawaban lagi. Toh, dia masih semester satu dan mengaku juga belum tahu mau jadi apa–alias masih mencari jati diri. 

Namun, yang jelas, ia paham satu hal kalau orang tuanya menganggap jurusan sastra itu tak menjanjikan. Sehingga, secara tersirat, mereka meminta Dika buat pindah jurusan.

Iklan

Alhasil, cuma enam bulan ia kuliah di USD karena ia tak melanjutkan ke semester kedua. Sambil nunggu masa penerimaan mahasiswa baru tiba, Dika cuma nganggur saja di rumah, meski menjelang SNBT ia mengikuti bimbel berbayar.

“Akhirnya pas SBMPTN 2019 milih jurusan pendidikan karena ortu mintanya jadi guru, katanya gampang jadi PNS. Saat itu milih UNY sama UNS, keterima di UNY. Kalaupun gagal, dah rencana daftar swasta lagi tapi jurusan pendidikan.”

Niat hati pindah UNY buat “perbaiki” nasib, malah jadi cemas soal masa depan

Diterimanya Dika ke salah satu jurusan kependidikan di UNY disambut baik orang tuanya. Apalagi UKT yang ia dapat juga tak besar-besar amat. Sekitar Rp2,4 juta per semester, yang untuk ukurannya masih terjangkau.

Apalagi, ia berhasil masuk kampus yang tahun sebelumnya menolaknya. Jadi, ada rasa kebanggaan dalam diri Dika.

“Awalnya senang-senang aja. Ya, minimal menuhin permintaan orang tua lah, jadi calon guru kuliah di kampus negeri,” kata dia.

Sayangnya, optimismenya lima tahun lalu itu kian menipis hari ini. 10 semester kuliah di UNY, bikin Dika belajar banyak hal, termasuk kenyataan bahwa nasib menjadi guru tak seenak yang dibayangkan orang tuanya.

Apalagi, Dika juga berkaca dari teman-teman seangkatannya yang lulus lebih dulu. Dalam kacamatanya, menyandang gelar S.Pd alias Sarjana Pendidikan tak menawarkan banyak opsi.

“Kalau mau lurus-lurus jadi guru, ya kudu siap honorer. Banyak  teman-temanku yang mohon maaf, secara nasib pun memprihatinkan jadi honorer,” kata mahasiswa UNY ini.

“Tapi kalau mau membuang idealisme, paling masuk akal memang nggak usah jadi guru. Banyak juga lulusan sini kerja jadi call center,” tegasnya.

Kini, Dika sedang disibukkan dengan tugas akhirnya. Targetnya, tahun ini ia sudah lulus kuliah.

Namun, itu bukan berarti bikin dia bernapas lega. Dika mengakui, ada hal-hal yang yang tak menentu di luar sana yang kudu ia pilih setelah lulus kuliah.

“Kalau jadi guru, hidup struggle. Tapi kalau nggak jadi guru, sama aja bunuh mimpi ortu. Serba salah memang.”

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Suara Hati Lulusan PGSD UNY, Jurusan Favorit Tapi Masa Depan Lulusannya Suram: Sudah Jadi Honorer, Masih Disikut PPPK

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 28 Mei 2024 oleh

Tags: guru honorerJogjaJurusan PendidikanJurusan Sastra Indonesiakeguruanmahasiswa UNYSastrauniversistas sanata dharmaunyuny jogjausd
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Hari ibu adalah perayaan untuk seluruh perempuan. MOJOK.CO

Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya

24 Desember 2025
Sarjana nganggur digosipin saudara. MOJOK.CO

Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

22 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan MOJOK

Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

21 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.