Di dunia kampus, hubungan asmara tak hanya terjadi antar mahasiswa saja. Namun, romantika tersebut bisa juga terjadi antara mahasiswa dengan dosen muda. Seorang mahasisiwi Surabaya bercerita kepada Mojok perihal pengalamannya yang terbilang tega karena telah mem-PHP seorang dosen tampan yang pernah dekat dengannya.
***
Sebelumnya, Hammam Izzuddin (reporter Mojok) sempat menulis liputan perihal mahasiswi gen z yang tak sungkan menggoda bahkan menyatakan cinta pada seorang dosen muda.
Cerita itu, salah satunya datang dari Dion* (32), seorang dosen di salah satu kampus swasta di Jogja.
Dion mengungkapkan, di masa-masa awalnya mengajar per 2018, ia merasa ada seorang mahasiswi yang coba-coba mendekatinya. Si mahasisiwi, menurut Dion, kelewat sering mengirim WahtsApp (WA).
Modus yang si mahasisiwi itu pakai adalah dengan seolah-olah menanyakan perihal perkuliahan pada Dion. Namun, Dion sendiri sudah curiga bahwa itu adalah modus si mahasiswi tersebut belaka. Karena si mahasiswi mengirim pesan hampir setiap malam. Agak tak wajar.
“Nyaris setiap malam. Dia tanya misalnya tentang hal yang perlu ada dalam presentasi, topik yang akan dibahas di perkuliahan selanjutnya, atau topik yang sudah kami bahas di kelas sebelumnya,” ungkap Dion.
Bahkan, kata Dion, temannya yang juga merupakan dosen muda pernah ditembak oleh mahasiswinya. Padahal saat itu posisinya sudah punya anak dan istri.
“Bahkan juga ya memang anak muda sekarang punya fantasi yang berbeda mengenai hubungan percintaan,” ujar Dion mencoba memaklumi fenonema adanya mahasiswi yang tak sungkan menggoda bahkan menembak dosen. Meski di satu sisi ia juga agak tak menyangka.
Mahasiswi Surabaya dekati dosen tampan karena ingin punya pasangan mapan
Cerita di atas adalah sudut pandang dari dosen yang merasa mendapat godaan-godaan dari mahasiswinya.
Untuk melengkapi sudut pandang tersebut, baru-baru ini Mojok mencoba mengulik cerita dari seorang mahasiswi Surabaya yang tidak hanya menggoda dan menyatakan cinta saja, tapi bahkan sampai menjalin hubungan spesial dengan si dosen.
Mahasiswi Surabaya tersebut adalah Gita* (25), tentu bukan nama sebenarnya. Ia kelewat malu jika namanya harus tertulis secara terang. Sebab, menurutnya, pengalaman berpacaran dengan seorang dosen tampan adalah ingatan yang membuatnya sering merasa malu sendiri.
“Itu bagian hidupku yang paling konyol. Njiiir, kok bisa gitu loh aku dulu kayak gitu,” ujarnya kepada Mojok, Senin, (12/2/2024) malam.
Gita sendiri asli Jember. Ia kuliah di sebuah kampus negeri di Surabaya sejak 2017. Gita pun mengakui, sejak awal kuliah, ia sudah berkali-kali ganti pacar sesama mahasiswa.
“Kadang aku merasa, cowok-cowok ini masih belum matang. Jadi ya pasti nggak tahan lama pacarannya. Aku yang sering mutusin. Nggak pernah nyampe dua bulan,” tuturnya.
Sampai suatu ketika, di pertengahan 2018, ada seorang dosen baru di jurusannya. Dosen tampan yang lantas membuatnya terkesima dan jatuh hati.
“Ganteng iya, pinter juga iya. Umurnya berapa ya waktu, mungkin belum 30-an. Idman banget bagiku,” ungkap Gita. Ia pun lantas mencoba mencari-cari cara agar bisa mendekati si dosen tampan tersebut.
Cari perhatian di kelas
Sebelum melancarkan aksinya lebih jauh, Gita mencoba menelusuri dulu status dari si dosen. Apakah sudah punya pacar atau barang kali sudah beristri.
“Waktu perkenalan di kelas, nah itu jadi momen buat iseng-iseng tanya soal status. Ngakunya sih jomblo,” katanya.
Namun, guna memastikan, Gita bahkan sampai mengecek akun Instagram si dosen tampan itu. Ternyata mayoritas fotonya sendiri, tidak ada yang berdua dengan perempuan. Berarti fiks jomblo. Maka, mulailah Gita mencari-cari celah agar bisa dekat dengan di dosen.
“Caper aja di kelas. Nyoba lebih aktif di kelasnya, sering nanya-nanya, ngerjain tugas yang Mas Dosen kasih dengan se-perfect mungkin,” beber Gita. BTW, Mas Dosen adalah panggilan sayang Gita untuk si dosen ketika keduanya sempat berpacaran, meski berlangsung dengan sangat singkat.
Dosen terpikat, menjalin hubungan, hingga sering jalan berdua
Upaya-upaya yang Gita lakukan di kelas tersebut ternyata membuahkan hasil. Si dosen lama-kelamaan terpikat dengan Gita.
Lantas, entah bagaimana mulanya (Gita sendiri tak menyadari), keduanya menjadi lebih dekat. Baik Gita maupun si dosen makin intens berkirim pesan. Tak hanya untuk membahas soal perkuliahan, tapi sudah mulai lebih cair dan intimate.
“Misalnya seharian aku nggak kelihatan di kampus, Mas Dosen pasti langsung nge-chat, ‘Kok nggak lihat kamu hari ini? Nggak ada jam atau lagi sakit?’. Gitu-gitu lah. Asli, malu banget kalau inget,” beber Gita.
Seiring berjalannya waktu, keduanya pun akhirnya resmi berpacaran. Justru si dosen lah yang menembak Gita duluan. Momen romantis itu terjadi saat keduanya berlibur bersama di Malang, Jawa Timur.
“Tapi setelah itu ya kami sembunyi-sembunyi. Nyoba nggak nunjuk-nunjukin. Takut temen-temen curiga,” katanya. Ya meskipun pada akhirnya hubungan keduanya terbongkar juga oleh mahasiswa-mahasiswa yang lain. Alhasil, keduanya sering jadi bahan ceng-cengan di kelas.
Ketika perasaan si dosen tampan makin dalam, malah ditingglkan
Hubungan antara Gita dan dosen tampan tersebut sayangnya hanya berlangsung singkat.
Sebulan sejak keduanya resmi berpacaran, Gita justru mengaku mulai tak nyaman dengan sikap si dosen.
Menurutnya, dari luar si dosen memang tampak cool dan kalem. Namun ternyata, si dosen menurut Gita terlalu posesif.
“Kalau lagi nongkrong atau pas di kelas kelihatan bercanda sama temen-temen cowok, wah langsung ribut di chat,” ungkap Gita.
Selain itu, si dosen menurutnya terlalu egois. Sering kali hanya mementingkan perasaannya sendiri.
Gita yang mulai tak nyaman lalu ketambahan pandemi Covid-19 yang membuat keduanya sulit ketemu menjadi awal kandasnya hubungan keduanya.
Gita mengakui ia mulai sengaja menjauh. Jarang balas chat, jarang angkat telepon. Kalau si dosen marah dan ngajak ribut, langsung Gita Blokir. Sampai suatu ketika, panjang lebar Gita mengirim pesan bahwa ia tidak bisa melanjutkan hubungan.
Tak hanya itu, hal yang Gita akui juga sangat tega adalah, pesan tersebut ia kirim bersamaan dengan pemberitahuan kalau Gita akan melangsungkan lamaran dalam waktu dekat.
“Waktu pandemi, mantanku yang sempat ninggalin aku malah kembali. Dia bilang sudah siap untuk melamarku,” ungkap Gita.
“Aku luluh karena dia mengaku, selama ini dia menghilang karena ingin memantaskan diri dulu. Dia selesaikan kuliah di luar negeri, terus cari kerjaan mapan, terus melamarku,” tutupnya.
Keduanya pun melangsungkan pernikahan di tengah-tengah pandemi. Si dosen memang tidak hadir, tapi untuk terakhir kalinya, ia mengirim pesan ucapan selamat atas pernikahan Gita.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News