Universitas Negeri Surabaya (UNESA) tercatat pernah meluluskan salah satu wisudawan tertua. Bagaimana tidak, wisudawan bernama Suhartoyo S. Kusumo itu lulus di usia 52 tahun.
Peristiwa itu terjadi 42 tahun yang lalu. Kala itu, Suhartoyo diwisuda bersamaan dengan ribuan wisudawan IKIP Surabaya periode Agustus 1982 lainnya.
Seperti yang kita tahu, IKIP Surabaya sendiri adalah nama kampus negeri keguruan Surabaya itu sebelum menjadi UNESA. Berdasarkan Keppres RI No. 93 Tahun 1999, IKIP Surabaya resmi berubah menjadi Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Meski sudah cukup lama, peristiwa itu seolah menjadi bukti bahwa sejak dulu belajar dan mencari ijazah memang tidak kenal batasan usia.
Lanjut kuliah di IKIP Surabaya setelah 14 tahun berhenti
Saat lulus kuliah di usia 52 tahun, Suhartoyo berprofesi sebagai seorang guru. Ia tercatat aktif mengajar di SMA Negeri 6 Surabaya.
Sebenarnya pada 1964, Suhartoyo pernah masuk kampus yang kala itu masih bernama IKIP Surabaya itu. Sayangnya, ia harus berhenti di tengah jalan karena tak punya cukup biaya. Gaji guru waktu itu sangat kecil.
Dia juga masih harus menghidupi istri dan empat orang anaknya.
Untungnya, nasib baik menghampirinya. Ia akhirnya punya cukup dana untuk melanjutkan studi S1-nya. Alhasil, pada 1978 atau 14 tahun setelah kuliahnya kandas, ia kembali ke IKIP Surabaya.
Jadi salah satu lulusan terbaik IKIP Surabaya
Setelah menempuh empat tahun masa studi dari 1978-1982, Suhartoyo pun lulus kuliah. Bahkan, pada prosesi wisudanya, Suhartoyo juga dinyatakan sebagai salah satu lulusan terbaik dari total 3.555 wisudawan IKIP Suarabaya.
“Kamis kemarin, ketika diwisuda di Gelora Pancasila, ia duduk sederetan dengan mahasiswa IKIP Surabaya lainnya yang lulus. Di antara wisudawan, ia sendirilah yang rambutnya putih karena uban,” tulis Jawa Pos edisi 23 Agustus 1982, memberitakan acara wisuda di kampus eks UNESA itu..
Dalam pernyataannya, Suhartoyo mengaku kalau motivasinya kembali berkuliah adalah untuk memberikan contoh pada keempat anaknya– selain tuntutan karier profesinya sebagai seorang guru.
Saat ia wisuda, tiga orang anaknya masih berkuliah di beberapa PTN. Sementara anak bungsunya masih duduk di kelas 12 SMA Negeri 1 Surabaya.
Lelaki asli Surabaya ini juga mengaku ketika masih menjalankan perkuliahan, ia tidak malu bergaul dengan rekan-rekannya yang jauh lebih muda.
Baca halaman selanjutnya…
Kuliah usia tua untuk balas dendam dengan masa muda