Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Dosa Mahasiswa Semarang Bohongi Ibunya Demi Kiriman Uang Kuliah, Padahal Sudah Lama DO

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
4 Maret 2024
A A
Kos Kutek Depok, Saksi Rusaknya Mahasiswa UI di Perantauan, Bikin Susah Warga dan Orang Tua.MOJOK.CO

Ilustrasi Kos Kutek Depok, Saksi Rusaknya Mahasiswa UI di Perantauan, Bikin Susah Warga dan Orang Tua (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Seorang mantan mahasiswa UIN Walisongo Semarang kini hanya bisa menyesal setelah sikap sang ibu berubah menjadi dingin padanya.

Bukan tanpa alasan kenapa sang ibu yang semula sayang betul dengan si mahasiswa UIN Walisongo ini berubah menjadi dingin.

Pasalnya, mahasiswa UIN Walisongo tersebut telah membuat kebohongan yang amat besar. Kebohongan yang sedikit banyak menggores luka di hati ibunya.

***

Tiap kali saya pulang ke Rembang, sering kali dengan tidak sengaja saya bertemu dengan Kuthul (28), mantan mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang saya maksud tengah dalam penyesalan di atas. Ia adalah kakak kelas saya di pondok pesantren di Lasem dulu.

Kuthul tentu bukan nama asli, melainkan nama populernya saat masih nyantri. Sementara nama aslinya enggan disebut dalam tulisan ini.

Kami biasanya bertemu tanpa sengaja di warung kopi di Pantai Binangun, Lasem. Biasanya di jam-jam menjelang salat Zuhur.

“Aku nganggur, sehari-hari ya ngopi di sini,” ujarnya saat kami bertemu—lagi-lagi tanpa sengaja—saat kepulangan saya ke Rembang pada Sabtu, (24/2/2024).

“Weh nganggur tapi dana perkopian lancar i,” gojlok saya.

“Halah, ya begini, Bro, beban orang tua,” jawab Kuthul dengan wajah kecut.

Obrolan pun mengalir. Sampai kemudian Kuthul bercerita perihal penyesalannya membohongi ibunya saat kuliah di UIN Walisongo Semarang.

Maksa kuliah UIN Walisongo demi gengsi

Setelah lulus dari MA dan pesantren di Lasem, pada 2014 Kuthul berangkat kuliah ke Semarang setelah lolos UM-PTKIN di UIN Walisongo. Tapi ia tak mau ngaku ambil jurusan apa.

Kuthul mengaku, sebenarnya Kuthul sendiri menyadari kalau kondisi ekonomi kedua orang tuanya pas-pasan. Sang ibu adalah petani, sementara bapaknya kuli bangunan di Malaysia.

Namun, karena banyak teman-teman kelasnya di MA yang kuliah, Kuthul jadi ngebet untuk kuliah juga.

Iklan

“Aku ambil jurusan ngasal, kampus ngasal, yang penting kuliah. Menjadi mahasiswa itu bagiku sudah kelihatan sangar,” ujar Kuthul. Tak ada tujuan lain. Hanya itu tujuan Kuthul kuliah: buat gaya-gayaan.

Sebenarnya, saat membicarakan niatnya untuk kuliah pada sang ibu, Kuthul membaca ada raut wajah getir dari wajah ibunya tersebut. Seolah menyiratkan keberatan.

“Tapi ibu bilang boleh, asal kuliah sungguh-sungguh,” ungkapnya.

Kuthul lalu mencoba mengenyampingkan bayang-bayang raut wajah keberatan sang ibu. Ia hanya fokus pada perkataan sang ibu yang tak masalah jika ia kuliah.

Jadi mahasiswa UIN Walisongo yang pemalas

Seperti mahasiswa baru (maba) pada umumnya, di awal-awal kuliah Kuthul terbilang masih rajin masuk kelas. Meskipun di kelas pun ia lebih banyak tidur karena tak kuat menahan kantuk, efek bergadang (ngopi) tiap malam.

“Di semester 2 mulai bolong-bolong. Jarang masuk, jarang ngerjain tugas, banyak matkul nggak lulus,” beber Kuthul.

Hal itu berlangsung hingga semester 3. Lalu di semester 4, Kuthul mulai tak berangkat kuliah. Belum DO, tapi ia memang tak pernah masuk kelas, sama sekali.

“Aktivitasku di Semarang waktu itu kalau malam ngopi sampai pagi. Terus pagi tidur sampai siang. Lalu siang males-malesan di kos. Nggak pernah ngampus. Sampai akhirnya dapat surat DO,” akunya.

Entah setan jenis apa yang menggelendot di tubuh Kuthul. Tapi Kuthul benar-benar sangat melas berangkat kuliah.

Beberapa teman Kuthul di UIN Walisongo Semarang pun sudah sering mengingatkan Kuthul. Namun, satu pun tak ada yang ia gubris.

Bohongi ibu demi dapat uang saku

Sejak dinyatakan DO pada akhir semester 4, Kuthul memang tak memiliki iktikad untuk mengajukan banding. Ia pasrah saja.

Namun, yang bajingan dari Kuthul adalah, ia masih tetap minta ibunya kiriman bulanan dan uang untuk bayar UKT tiap semester.

“Aku nggak berani ngaku soal DO. Aku minta kiriman biar terlihat masih kuliah,” katanya.

“Sebulan biasanya ibu dapat uang dari bapak buat ngirimi aku itu Rp1,5 juta. Kadang lebih. Kalau UKT waktu itu Rp1,7 juta,” lanjut Kuthul.

“Nggak coba nyari kerja waktu itu?” tanya saya.

Kuthul menggeleng. Ia mengaku bingung. Ia merasa sebagai laki-laki yang tak punya keterampilan bekerja.

Oleh karena itu, ia tak tahu harus kerja apa. Alhasil, ia masih meminta uang dari orang tua.

Penyesalan Mahasiswa UIN Walisongo Bohongi Ibu MOJOK.CO
Ilustrasi mahasiswa menyeasl. (Nik Suliahin/Unsplash)

Atas kelakukannya itu, Kuthul mengaku teman-temannya di UIN Walisongo Semarang mulai menjauh.

Memang banyak teman Kuthul yang kuliahnya pun bolong-bolong. Hanya saja, banyak dari mereka tak memiliki akal busuk (kalau kata Kuthul sendiri) seperti Kuthul.

Bahkan, banyak dari teman kuthul yang kuliah bolong karena kelelahan membagi waktu kuliah sambil kerja.

“Jelas aku merasa perbuatanku salah. Tapi waktu itu aku buntu. Nggak tahu harus gimana. Bilang jujur pada ibu juga nggak berani,” kata Kuthul.

Ibu Kuthul shock hingga jatuh sakit

Ibu Kuthul akhirnya tahu kebohongan sang anak saat Kuthul memasuki semester 7.

Entah informasi dari mana—mungkin feeling seorang ibu—ibu Kuthul langsung mendesak agar Khutul mengaku saat mereka tengah kumpul di rumah. Kuthul yang semula mengelak pun pada akhirnya tak bisa berkutik.

“Ibu cuma bisa istighfar dan ngelus dada bolak-balik waktu itu,” ucap Kuthul.

“Kalau ada bapak, mungkin aku sudah kena gampar (bapak Kuthul di Malaysia),” imbuhnya.

Tak lama setelah mengetahui kabar itu, ibu Kuthul jatuh sakit. Mungkin karena kaget.

Dan setelah itu, situasinya malah makin tak enak. Karena sikap ibu Kuthul berubah menjadi sangat dingin.

“Sekarang pun karena aku masih nganggur, ibu masih ngasih uang buat ngopi, rokok, paketan. Tapi ngasihnya ya sebatas ngasih. Dingin, cuek” ungkap Kuthul.

Bukan tanpa alasan kenapa Kuthul sering menyendiri di warung kopi di Pantai Binangun.

Sambil menatap laut, ia mencoba terus merenung, “Kenapa aku nggak berguna?”.

Pernah suatu kali Kuthul ikut kerja di pabrik sepatu di Rembang. Namu, karena dinilai tak terlalu becus bekerja, ia langsung dipecat padahal baru bekerja dua bulan.

Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Mahasiswa Surabaya Sudah Mantap DO tapi Langsung Ngebut Skripsian Gara-gara Diteror Arwah Ibu

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 7 Maret 2024 oleh

Tags: jawa tengahkampus di semarangkuliah di semarangMahasiswamahasiswa semarangpilihan redaksiSemaranguin walisongouin walisongo semarang
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO
Kilas

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO
Kampus

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO
Kilas

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.