Bayarin UKT teman kuliah dari hasil ‘nge-Robin Hood’ pinjol ilegal
Kebanyakan uang hasil “nge-Robin Hood”-nya ia habiskan untuk ngeslot. Wajar, sebagai gambling addict, sudah puluhan juta ia habiskan buat menaklukan Dewa Zeus meski hasilnya tetap nol besar. Jangankan menang, buat mengembalikan kekalahan-kekalahannya terdahulu saja masih jauh.
Namun, yang mungkin bikin malaikat pencatat amal bingung–seperti saya singgung di awal tadi–Dion pernah membantu temannya bayar UKT dari hasil merampok pinjol ilegal.
Ceritanya, pada 2023 lalu, salah satu teman satu kelasnya mengalami masalah dalam pembayaran uang kuliah. Maklum, kampus tempat Dion berkuliah memang sedang bermasalah soal besaran UKT yang amat memberatkan. Mahasiswa Jogja lain mungkin bisa langsung menebak nama kampus tersebut.
Merasa sudah berkali-kali berhasil merampok pinjol ilegal tanpa masalah serius, ia pun menggunakan cara ini buat membantu temannya. “UKT temanku itu Rp2,4 juta. Aku bantu yang Rp1,5 juta,” ujar Dion.
Ia mengaku, cara itu dia ambil karena “cepat, mudah, dan tak berisiko,” katanya.
Tidak tahu kapan akan berhenti
Bukan bermaksud menggurui atau menakut-nakutinya. Namun, sebagai orang yang mengenalnya, saya merasa punya kewajiban untuk memperingatkannya soal dampak buruk pinjol.
Banyak penelitian sudah mengungkap, kalau pinjol sejatinya hanya membuat penggunanya berada di lingkaran setan. Berada di siklus emosional bahkan kekerasan. Maka tak heran kalau ada banyak kasus bunuh diri gara-gara terjerat pinjol.
Maka, dua hal yang penasaran untuk saya tanyakan ke Dion adalah, “kapan berhenti?” dan “Tidak takutkah jika aksi ini akan merugikan kamu dan keluargamu ke depannya?”.
Dua jawaban singkat saya dapatkan dari mahasiswa Jogja ini: “Tidak tahu!” dan “Tidak takut!”, masih dengan sikap cengengesan yang jadi ciri khasnya, seolah merasa semua akan baik-baik saja.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.