Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Kuliah UIN: Awalnya Merasa Keren Pinter Teori, Lulus Baru Nyesel karena Nol Keterampilan Kerja hingga Usul Jurusan UIN yang Baiknya “Dihapus Saja”

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
14 April 2025
A A
Penyesalan UTBK SNBT daftar UIN. Kuliah cuma dijejali teori, lulus bingung kerja karena tidak punya keterampilan MOJOK.CO

Ilustrasi - Penyesalan UTBK SNBT daftar UIN. Kuliah cuma dijejali teori, lulus bingung kerja karena tidak punya keterampilan. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Jurusan-jurusan di UIN hanya menjejal teori

Dalam pengamatan Amran, ada sejumlah jurusan di UIN yang alumninya bernasib tidak jauh berbeda dengan Amran. Khususnya jurusan-jurusan yang cenderung teoretis. Misalnya, Perbandingan Agama-Agama, Ilmu Hadits, Sejarah Peradaban Islam, Tasawuf, dan sejenisnya.

“Rata-rata berakhir menjadi guru honorer. Karena kalau semasa kuliah nggak punya inisiatif ngembangin keterampilan, fokus pada kuliah yang hanya teoretis, walhasil lulus susah cari kerja,” sambung Amran.

Tidak cuma Amran, sejumlah temannya yang kuliah di UIN pun mengaku menyesal. Pertama, menyesal kuliah di UIN. “Salah jurusan” pula: jurusan yang hanya bicara perihal pengetahuan, tapi tidak dengan keterampilan.

“Di kelas pun nggak ada obrolan soal kelak lulus bakal gimana persaingan kerjanya. Menurutku, kampus sekarang juga harus fair. Harus peduli pada alumnusnya kelak bakal bagaimana. Jangan hanya banyak-banyakan meluluskan,” kata Amran.

Sebab, sepengetahuannya, ada banyak kampus swasta yang begitu: mempersiapkan betul pada mahasiswanya agar setelah lulus tidak lantas bingung mencari kerja.

Kedua, menyesal karena tidak mengasah keterampilan secara mandiri. Alhasil, lulus hanya berbekal ijazah yang nyatanya juga tidak membantu dalam urusan mencari pekerjaan.

Hapus saja jurusan nggak guna

“Di titik paling kesel, aku dan beberapa temen sering rasan-rasan, kayaknya jurusan-jurusan UIN yang nggak guna buat cari kerja dihapus saja. Daripada nambah pengangguran,” gerutu Amran.

“Di UIN, jurusan-jurusan yang masih diperhitungkan ya Hukum, Ekonomi Syariah, Ilmu Komunikasi. Ada juga UIN yang udah punya kedokteran. Itu masih dipertimbangkan,” lanjutnya.

UIN memang kampus berbasis Islam. Namun, bagi Amran, jika menilik sejarahnya, Islam adalah agama yang sebenarnya identik dengan kemajuan peradaban.

Namun, dalam konteks Indonesia hari ini, hal-hal yang berlabel Islam justru terkesan pinggiran, tradisional, dan tertinggal. Maka, bagi Amran, sepertinya UIN perlu melakukan pembaharuan. Tidak hanya berhenti di tataran teoretis, tapi juga beranjak ke tataran yang lebih praksis.

“Di titik ini, aku kagum dengan kampus-kampus Muhammadiyah. Kampus Islam, tapi adaptif dengan perkembangan zaman,” tutup Amran.

Jenuh hingga pengin DO

Hal senada diungkapkan Kamal (28), asal Kediri, Jawa Timur. Dia melihat banyak di antara temannya alumni UIN kesulitan mencari kerja, sehingga berakhir jadi guru honorer.

Kuliah UIN sebenarnya tidak masuk dalam daftar rencananya. Di SNBP (dulu SNMPTN), Kamal mengincar kampus negeri di bawah Kemendikbudristek.

Karena tidak lolos, maka dia mencoba menyiapkan dua sekoci. Kamal daftar UTBK-SNBT (SBMPTN) untuk kampus Kemendikbudristek, sekaligus UTBK-SNBT untuk UIN (UM-PTKIN). Hasilnya, ternyata dia hanya keterima di UIN.

Iklan

“Ambil Sejarah Peradaban Islam (pada 2016). Tapi benar-benar full teori. Beda seperti di kampus negeri lain. Ilmu Sejarah-nya itu lebih banyak praktik di lapangan ketimbang presentasi di kelas,” ungkapnya.

Kamal mengaku jenuh. Bahkan di semester 2, dia sempat berpikiran untuk DO saja.

Akan tetapi, dia coba untuk menahan diri. Mengulang kuliah rasa-rasanya kok bakal berat. Maka, dia mencoba menikmati saja proses perkuliahannya.

Susah cari kerja salah siapa?

Beruntung, Kamal dulu sering mengambil kursus di luar kampus. Terutama yang berkaitan dengan desain grafis dan fotografi. Selain juga aktif berorganisasi guna memperluas relasi.

Bekal keterampilan itulah yang akhirnya dia bawa setelah lulus dari UIN. Kamal merintis usaha wedding photography.

“Banyak temanku lulus nggak bekerja sesuai jurusan. Ada yang jadi kurir ekspedisi. Sales. Jualan bakso. Ada juga yang melanjutkan bisnis keluarga,” ungkap Kamal.

“Kalau cewek rata-rata jadi guru kalau nggak akhirnya jadi ibu rumah tangga karena lulus langsung nikah,” sambungnya.

Susahnya mencari kerja di kalangan sarjana memang persoalan kompleks. Lapangan pekerjaan yang tersedia sedikit. Itupun dengan kualifikasi ketat.

Di sisi lain, Kamal menyoroti kurangnya inisiatif mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan dirinya sendiri. Yakni mahasiswa yang menganggap ijazahnya akan serta merta membuatnya bisa kerja apa saja setelah lulus.

Alhasil, banyak sarjana yang gagap ketika berhadapan dengan dunia kerja, karena sering kali tidak memenuhi kualifikasi dari si pemberi lowongan.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Gagal UTBK Maksa Kuliah Mahal Jalur Mandiri, Tolak Gap Year demi Cepet Pakai Jas Kampus Berujung Nyesel setelah Lulus atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

 

 

 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 14 April 2025 oleh

Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO
Hiburan

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO
Kampus

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO
Ragam

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.