Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Saat Anak Gagal dalam Kuliahnya Meski Sudah Keluar Biaya Ratusan Juta, Orang Tua Cuma Bisa Pura-Pura Bangga agar Anak Tak Kecewa

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
30 Juni 2025
A A
Gagal UTBK, kuliah.MOJOK.CO

Ilustrasi - Kuliah mahal tapi berakhir gagal (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Banyak yang bilang, kuliah itu investasi. Dengan berkuliah, seseorang paling tidak punya jaminan masa depan cerah, gaji besar, dan yang terpenting: mengangkat derajat keluarga.

Makanya tak heran, kalau banyak orang tua di desa rela melakukan apa saja agar anaknya bisa kuliah. Termasuk jika harus kerja banting tulang bagai kuda, hingga menjual ternak, sawah, dan tanah.

Sialnya, hidup memang tak selalu adil. Apa yang diharapkan tak semuanya bisa tercapai. Alhasil, kalau kata narasumber Mojok yang meminta namanya disamarkan menjadi Mike (23), “janji manis investasi untuk masa depan, malah berujung jadi investasi bodong.”

“Gimana nggak investasi bodong. Kuliah mahal-mahal, sampai ratusan juta, tapi yang diterima cuma hikmahnya aja,” ujarnya, Minggu (29/6/2025).

“Kegagalan yang bergelar”

Mike, tanpa ada rasa sungkan, menyebut dirinya adalah contoh nyata “kegagalan yang bergelar”. Ia punya gelar sarjana, cumlaude, dari jurusan elite pula. Tapi gelar ini rasanya hampa karena ia tak kunjung bisa bikin orang tuanya bahagia.

Empat tahun lalu, Mike masuk salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit di Jogja. Ia kuliah di Fakultas Teknik. Sudah jadi rahasia umum kalau biaya kuliah jurusan di fakultas tidaklah murah.

Ketika baru saja masuk, Mike sudah “dipalak” dengan uang pangkal Rp25 juta. Sementara UKT-nya mencapai Rp6,3 juta per bulan.

“Aku lulus empat setengah tahun. Dihitung saja orang tuaku keluar uang berapa? Itu baru biaya kuliah, belum uang saku sama kos dong,” jelasnya.

Sialnya, setelah kuliah mahal-mahal, Mike masih menganggur di rumah. Sebenarnya ada beberapa tawaran pekerjaan dari teman-temannya. Namun, beberapa ditolak karena ia takut ortu kecewa. Sebagai seorang sarjana—sarjana teknik pula—ia mengaku sangat pilih-pilih pekerjaan.

“Kalau sembarangan cari kerja, takut ortu kecewa. Sudah sekolah tinggi-tinggi di teknik, kerjanya gitu-gitu aja,” ungkapnya.

Jual ternak dan sawah agar anaknya tetap bisa kuliah

Kisah serupa dialami Hanum (24). Ia merupakan alumni salah satu kampus swasta di Solo. 

Hanum sendiri kuliah di salah satu jurusan yang cukup mahal, Jurusan Farmasi. Per SKS, biaya yang harus ia keluarkan nyaris Rp500 ribu. Belum ditambah dana pengembangan yang nominalnya hampir Rp20 juta.

Menurut ceritanya, ia nyaris putus kuliah di semester tiga karena masalah biaya. Kala itu Covid-19 memporak porandakan perekonomian warga. Tak terkecuali orang tuanya yang punya usaha rumah makan kecil-kecilan.

“Nyaris dua tahun bapak sama ibu nggak jualan. Sesekali buka suruh tutup lagi. Itu benar-benar bikin susah keluarga,” ungkapnya, Minggu (29/6/2025).

Iklan

Hanum sudah bilang ke orang tua agar dirinya berhenti kuliah saja dan fokus membantu memulihkan bisnis keluarga. Namun, bapaknya menolak keras. Katanya, apapun yang terjadi anak semata wayangnya itu kudu tetap kuliah.

“Mau nggak mau satu-satunya sawah yang dipunyai bapak itu dijual. Sama beberapa kambing juga,” kata dia. “Tiap kali mengingatnya, rasanya aku ini anak paling nggak berguna di dunia.”

Baca halaman selanjutnya…

Dimodali usaha oleh orang tua, tapi tetap saja gagal.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 30 Juni 2025 oleh

Tags: gagal kuliahkuliahpilihan redaksisarjanasarjana nganggur
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

UGM.MOJOK.CO
Ragam

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO
Ragam

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO
Ragam

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.