Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Repotnya KKN Bareng Mahasiswa Kaya: Sibuk Rebahan dan Main HP, Enggan Bergaul Malah “Rendahkan” Kehidupan Warga Desa

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
8 Juli 2025
A A
Repotnya KKN dengan mahasiswa kaya MOJOK.CO

Ilustrasi - Repotnya KKN dengan mahasiswa kaya. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tak betah hingga merengek minta pulang

Pada akhirnya, program-program KKN yang Faruq susun tidak berjalan dengan maksimal. Karena relatif hanya dia dan satu temannya yang aktif berinteraksi dengan warga. Sementara teman-temannya hanya formalitas belaka: mengikuti setiap kegiatan dengan ogah-ogahan.

Yang lucu waktu itu, belum juga berjalan satu bulan masa KKN, ada satu teman perempuannya yang sampai menangis tersedu-sedu karena tidak betah tinggal di desa tersebut.

Waktu itu, Faruq dan satu temannya sedang berembug di kediaman kepala desa untuk realisasi beberapa program. Balik ke posko menjelang Magrib, Faruq mendapati satu temannya menangis tersedu-sedu sembari ditenangkan oleh teman-temannya yang lain.

“Aku tanya kenapa? Ternyata nggak betah, nggak tahan hidup di lingkungan yang bagi dia nggak karuan itu. Dia itu ya mahasiswa yang sebelumnya nangis pengin pindah lokasi KKN,” kata Faruq.

Tapi bagaiamanapun, KKN harus terus berjalan hingga dinyatakan selesai (durasi dua bulan). Faruq mencoba memberi kelonggaran dengan mengizinkan temannya tersebut untuk bisa pulang ke Surabaya sejenak.

“Tapi yang terjadi, setelahnya dia malah jadi sering balik Surabaya tiap akhir pekan,” kata Faruq.

Faruq akhirnya menyadari kalau kelonggaran itu ternyata keliru. Sebab, teman-temannya malah memanfaatkannya untuk turut balik ke Surabaya di akhir pekan. Dari sepuluh mahasiswa KKN di desa itu, hanya menyisakan empat orang yang live in dua bulan penuh tanpa pulang/bolak-balik.

Faruq sempat ingin menghentikan kelonggaran tersebut. Tapi teman-teman sekelompoknya yang sering bolak-balik malah bilang tak mau ambil pusing. Mereka akan tetap bolak-balik. Ya sudah, maua bagaimana lagi.

Alhasil, KKN itu tidak menyisakan kesan baik kepada warga setempat. Tidak ada momen-momen haru saat pamitan. Lempeng saja. Karena ada atau tidaknya Faruq dan kawan-kawan, tidak berpengaruh apapun bagi warga.

Mahasiswa KKN cuma pindah tempat rebahan dan main hp

Cerita serupa juga dibeberkan oleh Savina (24), mahasiswa asal sebuah kampus di Jogja. Dia pernah menjalankan KKN di sebuah desa di Pacitan.

Berbeda dengan Faruq yang kelompoknya tidak antusias, teman-teman sekelompok Savina sejak awal sangat antusias berangkat ke Pacitan. Sebab, bayangan mereka tentang Pacitan adalah sebuah daerah dengan beragam pesona pantai dan keindahan alam lain.

Sehingga, mereka sudah sibuk membayangkan bakal mampir ke pantai mana nanti, alih-alih memikirkan bagaiamana realisasi program-program untuk warga desa.

“Sebenarnya dari sepuluh anak, cuma tiga sih yang masuk kategori mahasiswa kaya. Tapi agak repot memang sama mereka. Karena kan manja ya. Jadi lebih banyak di posko, rebahan, main hp. Jarang lah mau diajak serawung sama warga di luar urusan program,” ucap Savina.

Padahal, bagi Savina, serawung dengan warga adalah bagian dari belajar menubuh dengan akar rumput, selain juga untuk kepentingan pragmatis demi memberi kesan baik kepada warga setempat.

Iklan

Malas saat jalankan program, semangat saat foto-foto

Untungnya, program-program yang mereka susun berjalan sesuai rencana. Hanya memang, kalau ada catatan, ya dari tiga mahasiswa kaya itu. Karena memang kelihatan betul malas-malasan kalau diajak turun bersama warga.

Bahkan, di saat teman-teman KKN lain sangat riang berbaur dan bermain dengan anak-anak kecil desa, tiga mahasiswa kaya itu malah menunjukkan kesan tak nyaman dengan keberadaan anak-anak tersebut.

“Jadi selama masa KKN, murung terus wajahnya. Malas-malasan. Tapi pas akhir KKN, karena waktu itu kami mampir di beberapa pantai dan tempat wisata, mereka tampak girang banget foto-foto,” sambung Savina.

Momen itu memang sudah berlalu. Akan tetapi, kalau diingat-ingat, Savina mengaku masih suka gemas sendiri.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Dapat Kelompok KKN “AFK” dan “Nggak Napak Tanah” Itu Seburuk-buruknya Nasib: Merepotkan Teman dan Warga Cuma Demi Nilai A atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

 

 

 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 9 Juli 2025 oleh

Tags: KKNmahasiswa kknprogram KKN
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Mahasiswa KKN.MOJOK.CO
Kampus

KKN Bikin Warga Muak Kalau Program Kerja Template dan Kelakuan Mahasiswanya Tak Beretika

17 Oktober 2025
KKN UMY Tidak Hanya Bisa Bikin Papan Nama MOJOK.CO
Esai

Mahasiswa UMY Atasi Sampah di Laut Wakatobi dengan Stove Rocket, Bukti KKN Tidak Hanya Bikin Papan Nama

6 Oktober 2025
Kesombongan mahasiswa KKN: tak sapa warga dan sok pintar bikin warga kesan dan berniat jahat MOJOK.CO
Ragam

Kesombongan Mahasiswa KKN bikin Warga Tak Segan “Berniat Jahat”: Tak Mau Nyapa dan Sok Pintar, Tak Tulus “Kerja Nyata” karena Niat Lain

21 Agustus 2025
anggota karang taruna lebih baik daripada mahasiswa KKN saat 17 Agustus. MOJOK.CO
Ragam

Warga Desa Sebetulnya Miris dengan Mahasiswa KKN: Nggak Menghargai Waktu dan Kerja Asal-asalan, Cuma Merugikan

19 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.