Upaya bunuh diri yang terhenti
Dalam perjalanan pulang, Arman sempat berpikir untuk mengakhiri hidup. Ia merasa semuanya sudah berakhir seiring dengan gagalnya ia tembus Undip semarang dan UGM Jogja. Ia merasa tak berguna lagi.
“Saat di motor pikiranku kosong. Hanya bengong. Jalan pun juga pelan. Karena jalanan banyak bus, di situ pikiran bodohku muncul,” ujar Arman.
“Di atas motor berdoa semoga ditabrak bus dari belakang atau ditabrak mobil. Sambil ketawa, air mata tiba-tiba keluar,” lanjutnya.
Beruntung ia lalu tersadar, bunuh diri tak menyelesaikan apapun. Bunuh diri hanya karena gagal UTBK SNBT baginya sungguh sangat konyol.
Sebab, Arman melihat ada banyak orang yang nasibnya jauh lebih tak beruntung darinya. Tapi nyatanya mereka tetap menjalani hidup, menghadapi takdir masing-masing dengan sepenuh hati.
“Sekarang cuman bisa pasrah dan berdoa, kalau emang univ negeri bukan yang terbaik, semoga di univ swasta ini emang yang terbaik buatku,” tutup Arman.
Arman saat ini berniat daftar di kampus swasta. Urusan lolos atau tidak, itu nanti. Yang jelas ia masih punya gairah untuk hidup. Misalnya bukan saat ini, ia masih punya tekad untuk tetap tembus di Undip Semarang atau UGM Jogja saat S2 nanti.
Atas kegagalan yang Arman alami dan membuatnya nyaris bunuh diri, ia tetap menaruh impian tinggi yang akan terus ia perjuangkan.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.