Kenapa skripsi susah?
Skripsi memang tak bisa dihindari. Meski Kemendikbud sudah mengeluarkan aturan bahwa mahasiswa bisa mengambil opsi selain skripsi, tetap saja pada akhirnya, mereka tak bisa menghindari jika aturan jurusannya mengharuskan mereka untuk skripsi.
Pada titik ini, mahasiswa jadi pihak yang lebih tertekan. Selain mereka harus menghadapi dosen yang kadang ajaib, mereka sendiri merasa bahwa skripsi sendiri itu sudah susah. Dito, mahasiswa UNESA ini pun tak bisa memungkirinya.
Dito bilang skripsi itu susah dari banyak faktor. Yang pertama adalah, mahasiswa sudah ketakutan karena ditakut-takuti. Yang kedua, karena tidak dibiasakan berpikir runut. Makanya banyak yang bingung mau memulai menulis skripsi dari mana.
“Yang terakhir, Mas, adalah nggak terbiasa nulis. Soalnya kebanyakan langsung nulis skripsi, ya pasti kaget karena sebelumnya belum terbiasa, tiba-tiba langsung ngetik beratus-ratus halaman.”
Dosen pembimbing yang suportif
Dosen pembimbing yang proper, bagi Dito, tetaplah jadi kunci utama dalam mulusnya pengerjaan skripsi. Baginya, tak mungkin bisa lancar kalau memang dosen dan mahasiswanya sudah bertengkar dari awal. Maka dari itu, dia begitu bersyukur dapat dosen pembimbing yang proper.
“Dosenku yang sekarang ini enak karena beliau jelas kalau ngasih masukan dijelasin kesalahannya di mana dan kenapa harus dibikin gitu. Terus, kita juga dikasih pilihan mau ngikutin masukannya beliau atau nggak. Jadi, aku sebagai mahasiswa diajak diskusi gitu, lho, mas. Bukan yang pokoke kudu manut.”
Baginya, dosen sebaiknya tidak memaksakan standar yang dia punya ke mahasiswanya. Sebab kondisi mahasiswa pasti berbeda-beda. Kalau dibikin sama memang tak salah, cuma rasanya nanti nggak akan lancar.
Menutup pembicaraan, Dito hanya bisa berpesan harus semangat. Skripsi memang tidak pernah mudah lika-likunya. Mau tak mau harus dihadapi. Memang begitulah kehidupan semester akhir.
“Oh, sama jangan sering-sering mengasihani diri sendiri dan mengutuk nasib.”
Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin
BACA JUGA 5 Kafe Ramah Anak di Jogja
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.