Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Saat Hidup Memberimu “Jeruk Keprok”, maka Kamu akan Tahan dengan Derita Kemiskinan

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
9 April 2025
A A
When Life Gives You Tangerines. MOJOK.CO

ilusrtasi - keluarga miskin dalam When Life Gives You Tangerines. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dari drama Korea When Life Gives You Tangerines saya belajar bahwa mereka yang tergolong miskin sulit untuk melepaskan diri dari jerat kemelaratan. Nyatanya, Oh Ae sun (IU) dan Yang Gwan Sik (Park Bo Gum) yang berperan dalam drama tersebut bukannya tak bekerja keras untuk hidup, tapi kemiskinan memang bersifat struktural. Baik dari politik, sosial, ekonomi, maupun budaya yang menyatu dengan kehidupan mereka.

Kemiskinan yang terstruktur

Mulanya, saya mengira drama When Life Gives You Tangerines hanya menceritakan kisah cinta ‘menye-menye’ biasa. Namun, ternyata saya salah. Drama Korea yang dirilis oleh Netflix pada Jumat (7/3/2025) itu menceritakan perjuangan hidup dari sepasang kekasih di Pulau Jeju, Korea Selatan pada tahun 1950-an. Konon, cerita dua sejoli itu diangkat dari kisah nyata.

Di masa itu, Korea sedang mengalami krisis mata uang dan mengalami kesulitan ekonomi yang parah karena perang. Negara tersebut bahkan meminta bantuan dari International Monetary Fund (IMF).

Krisis ekonomi juga berdampak pada kehidupan keluarga Oh Ae Sun. Sebagai perempuan yang tak memiliki latar pendidikan tinggi, ibu Oh Ae Sun, Jeon Gwang Rye (Yeom Hye Ran) rela bekerja sebagai seorang haenyeo atau penyelam wanita di Pulau Jeju untuk memanen hasil laut. Pekerjaan itu cukup berisiko karena mengharuskan mereka menyelam tanpa alat bantu pernapasan. 

“Akan ada hari-hari berat dalam hidupmu. Suatu hari, hidup akan amat berat, sampai kamu merasa ingin mati. Jangan berbaring saja. Berjuanglah sekuat tenaga,” ucap Gwang Rye sebelum meninggal.

Oh Ae Sun terlentang. MOJOK.CO
Oh Ae Sun membaringkan tubuhnya di jalanan Pulau Jeju. (Sumber: Youtube/Netflix).

Jika dilihat dari letak geografisnya, Pulau Jeju sebetulnya memiliki sumber daya alam yang melimpah. Namun, kehadiran pemerintah untuk meningkatkan ekonomi masyarakatnya justru tak terlihat. Mereka hanya hadir ketika ada momentum saja.

Salah satu adegan terlihat saat aksi protes Oh Ae Sun yang tidur terlentang untuk menghalau kebijakan pemerintah yang ingin mengosongkan jalanan di sekitar Pasar Pulau Jeju. Penggusuran itu mengakibatkan warga tak bisa berjualan, sementara pemerintah bisa memanfaatkan jalanan di pulau tersebut untuk perayaan olimpiade.

Kemiskinan turun-temurun dalam When Life Gives You Tangerines

Kehidupan Oh Ae Sun maupun Yang Gwan Sik tidaklah mudah bahkan setelah anak-anaknya dewasa. Butuh berpuluh-puluh tahun bagi mereka agar memiliki kehidupan finansial yang stabil. Demi menunjang pendidikan anak pertamanya, Yang Geum Myeong, mereka sampai harus menjual rumah.

Yang Geum Myeong pun menyadari bahwa kondisi orang tuanya tidak kaya, sehingga sebisa mungkin ia tidak membebani mereka dengan mendapatkan beasiswa, tinggal di kosan yang tak terlalu bagus dan bekerja sambil kuliah.

“Aku marah pada ibuku karena dia miskin. Aku marah karena aku tahu akulah penyebabnya,” kata Yang Geum Myeong.

Yang Geum Myeong. MOJOK.CO
Yang Geum Myeong bersama Oh Ae Son berbincang di ruang tamu. (Sumber: Instagram/Netflix)

Dalam jurnal Kemiskinan Struktural Informasi, Tuti Widiastuti mengatakan seorang anak yang dilahirkan di keluarga miskin, besar kemungkinan dia akan menjadi miskin juga. Yang Geum Myeong bahkan batal menikah dengan keluarga kaya karena tidak diterima dan diperlakukan tidak adil oleh keluarga mantan pacarnya. 

Hampir mirip seperti kisah ibunya, Oh Ae Sun yang tidak diterima oleh keluarga Yang Gwan Sik. Keduanya bahkan hidup tanpa warisan di tengah kondisi negara yang mengalami krisis.

Berbeda pula dengan pacarnya yang hidup dengan bergelimang harta, Yang Geum Myeong harus hidup berhemat, menabung, mengirimi orangtuanya uang, sampai ingin punya anak ketika keuangannya sudah cukup.

“Mungkin aku terus membeli barang, karena miskin saat kecil. Saat kecil, aku ingin banyak hal tapi tak bisa memilikinya. Jadi, sekarang aku tak menahan diri,” ucapnya.

Iklan

Relasi kuasa dalam kehidupan nelayan

Kemiskinan struktural juga dapat dilihat dari kehidupan Yang Gwan Sik. Alih-alih membahas sosok pasangan yang green flag, saya akan membahas betapa kemiskinan yang membelunggu nelayan tidak mudah diatasi.

Berangkat dari drakor When Life Gives You Tangerines, kita jadi tahu bahwa nelayan juga memiliki kedudukan yang berbeda. Menurut Arif Satria dalam bukunya berjudul Dinamika Modernisasi Perikanan Formasi Sosial dan Mobilitas Nelayan, kedudukan nelayan terbagi dua.

Pertama, orang yang disebut kapten atau juragan yang mempunyai alat produksi sendiri untuk menangkap ikan seperti kapal maupun alat tangkap. Kedua, nelayan buruh yang tidak memiliki alat tangkap.

Yang Gwan Sik sendiri mulanya adalah nelayan buruh. Ia bahkan bekerja dengan juragan atau calon suami istrinya dulu yang lebih tajir darinya. Saat keluar dari tim nelayan tersebut, juragannya mengimbau nelayan sekitar agar tidak mempekerjakan Gwan Sik. 

Yang Gwan Sik nelayan. MOJOK.CO
Yang Gwan Sik bekerja sebagai nelayan. (Sumber: Instagram/Netflix)

Relasi kuasa juga membuat nelayan buruh kerap mendapat perlakuan tak adil. Misalnya, sistem bagi hasil dan beban kerja yang berlebih. Hal itu juga dialami Yang Gwan Sik yang kadang-kadang tidak boleh membawa hasil tangkapannya untuk dibawa pulang, hingga kerja lembur meski sudah menangkap ikan berhari-hari.

Dari Yang Gwan Sik pula saya belajar jika kemiskinan tak melulu karena orang tersebut kurang bekerja keras. Yang Gwan Sik selalu rajin pergi bekerja bahkan di pagi-pagi buta. Ia hampir tak pernah absen untuk melaut, kecuali kondisinya benar-benar terpuruk yakni saat ia kehilangan anak ketiganya. 

Ia tak pernah mengeluh saat tubuhnya lelah atau luka-luka. Rajin mencatat hasil tangkapannya. Tak pernah melanggar aturan dengan menggunakan metode pemancingan yang legal.

Nasihat tersirat dari jeruk keprok

Dari judul drakornya saja, When Life Gives You Tangerines memiliki filosofi hidup yang menarik. Secara harfiah tangerines memiliki arti buah jeruk keprok yang merupakan khas Pulau Jeju sebagai komoditi terbesar di Korea. 

Jeruk keprok sendiri menggambarkan hasil dari kerja keras dan ketekunan masyarakat Pulau Jeju. Di tengah kondisi alam yang keras terutama saat musim dingin panjang, masyarakat di sana akan mengandalkan hasil panen jeruk mereka.

Keluarga When Life Gives You Tangerines. MOJOK.CO
Foto keluarga When Life Gives You Tangerines. (Sumber: Netflix)

Oleh karena itu, jeruk keprok melambangkan perjuangan tanpa hati masyarakat di sana, meskipun dipenuhi dengan keterbatasan dan tantangan. Dalam drakor When Life Gives You Tangerines, jeruk keprok menggambarkan kisah hidup para tokohnya.

Melalui drama tersebut, kita diingatkan bahwa hidup indah berkat beragam masalah. Sekalipun hidup memberimu sesuatu yang asam atau pahit, akan ada rasa manis di sana meski sedikit, seperti jeruk keprok. 

Bahkan saat kita menjalaninya dengan tulus, hidup terasa lebih mudah. Seperti keluarga Oh Ae Sun yang menyelimuti keterbatasan mereka dengan penuh cinta dan upaya terbaik bagi keluarga. Lagi-lagi seperti pohon jeruk yang jika dirawat dengan baik, maka akan menghasilkan buah yang manis.

“Ibu menemukan kebahagiaan sendiri. Ada saat-saat cerah dalam hidup ibu juga. Ibu memiliki banyak momen indah. Ibu hanya ingin kau tahu bahwa hidup ibu juga berharga,” ujar Oh Ae Sun.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Memahami Beban Anak Sulung yang Penuh Luka dan Sembuh berkat Kejujuran  atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 10 April 2025 oleh

Tags: drama korea netflixkemiskinan strukturalnasihat di drakorrekomendasi drama koreawhen life gives you tangerines
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

drama korea netflix mojok.co
Hiburan

5 Drama Korea Netflix Bertema Hukum yang Memecahkan Kasus Seru

25 Juli 2022
ilustrasi Drakor Jirisan Mengingatkan bahwa Kita Punya Misteri Gunung Merapi dan Horor yang Lebih Kompleks mak lampir gunung salak gunung lawu
Pojokan

Drakor Jirisan Mengingatkan bahwa Kita Punya Misteri Gunung Merapi dan Horor yang Lebih Kompleks

1 November 2021
senar raket. mojok.co
Kilas

Drakor ‘Racket Boys’ Disebut Merendahkan Badminton Indonesia dan Bikin Netizen Berdebat

17 Juni 2021
ilustrasi 4 Hal yang Tidak Masuk Akal dari Drakor 'Mouse' mojok.co
Pojokan

4 Hal yang Tidak Masuk Akal dari Drakor ‘Mouse’

21 Mei 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
Didikan bapak penjual es teh antar anak jadi sarjana pertama keluarga dan jadi lulusan terbaik Ilmu Komunikasi UNY lewat beasiswa KIP Kuliah MOJOK.CO

Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi

29 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
Nonton Olahraga Panahan. MOJOK.CO

Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

25 Desember 2025
Orang tak enakan jadi debt collector: Bukannya nagih utang malah kasih uang, kerja bukannya nikmati gajian malah boncos kena potongan MOJOK.CO

Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali

30 Desember 2025
Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

28 Desember 2025

Video Terbaru

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

28 Desember 2025
Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

25 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.