Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Pertama Kali Coba Tahu Gimbal Khas Semarang, Dibuat Bingung dan Khawatir karena Pedagangnya yang Suka Iri-irian

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
29 September 2025
A A
Lapak tahu gimbal yang berjejer di Taman Indonesia Kaya, Semarang. MOJOK.CO

ilustrasi - Sejumlah lapak di kawasan Taman Indonesia Kaya, Semarang. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

 “Kita lihat lapaknya satu-satu dari ujung aja yuk!” ajak kru Mojok yang menemani saya, Jumat siang (26/9/2025).

Untungnya, dari pengamatan kami, beberapa lapak sedang istirahat karena bertepatan dengan pelaksanaan salat Jumat. Dengan begitu, pilihan lapak kami jadi terkurasi dengan sendirinya dan hanya menyisakan sejumlah ibu-ibu yang memasak.

“Pilih yang itu aja yuk, yang ibunya lagi masak kerupuk udang,” kata teman saya.

Penghargaan haji edy. MOJOK.CO
Penghargaan Tahu Gimbal Haji Edy oleh Suara Merdeka Semarang. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Saya pun manut-manut saja menuju lapak Haji Edy yang berada di tengah. Ketika memesan dan menunggu hidangan Tahu Gimbal tiba, saya tidak sengaja melihat sertifikat penghargaan kepada Tahu Gimbal Haji Edy sebagai kuliner legendaris. Dari sana saya jadi lega. Minimal, rasanya tak menipu dengan harga Rp30 ribu satu porsi.

Ndilalah, setelah saya perhatikan lagi banner di tiap lapak, terpampang foto wajah yang berbeda dengan bukti sertifikat masing-masing. Lalu mengklaim dagangan mereka dengan kata “Asli”. Artinya, Tahu Gimbal Haji Edy yang makan saya tadi belum tentu asli hanya karena sertifikat yang ia peroleh, sebab yang lain juga punya sertifikat.

“Asem tenan, terus sing endi iki sing asli?” (asam sekali, terus yang mana ini yang asli?), batin saya saat itu.

Lapak Haji Edy legendaris sejak tahun 1972

Di dalam mobil ojek online yang kami pesan, saya masih ngedumel, penasaran dengan keanehan lapak berderet tadi. Saya pun iseng bertanya keaslian pemilik Tahu Gimbal yang ada di kawasan Taman Indonesia Kaya ke sopir ojek online.

“Oh di sana itu yang asli memang Haji Edy, saya bahkan njamani waktu bapaknya jualan masih pakai gerobak. Kalau nggak salah pas saya SMA, sekitar tahun 1986,” kata sopir ojek online yang merupakan warga asli Semarang.

lapak kuliner. MOJOK.CO
Lapak berjejer Tahu Gimbal Pak Edy di Taman Indonesia Kaya, Semarang. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Saya pun mengonfirmasi hal itu kepada Donna (40), anak dari Haji Edy yang kini melanjutkan bisnis ayahnya. Donna bercerita jika Haji Edy sudah berjualan sejak tahun 1972. Mulanya, ia berjualan di sekitar Gor Pancasila yang saat ini berubah menjadi Ciputra.

Namun, karena kawasan tersebut beberapa kali mengalami relokasi, Edy akhirnya mendapat lapak di seberang Taman Indonesia Kaya sekitar tahun 1980-an. Di tempat itulah kemudian pedagang-pedagang lain mulai menggunakan nama yang mirip.

“Itu dulu yang jual pakai nama sendiri-sendiri. Barulah di tahun 2018 (pakai nama mirip) karena berjajar-jajar gini to, pelanggan pada datang. Karena ramai, jadi kecemburuan sosial,” ujar Donna saat dikonfirmasi Mojok lewat WhatsApp, Sabtu (27/9/2025).

Donna tak menampik jika hal tersebut justru membuat pelanggan bingung. Dia pun pernah menegur pedagang lain, tapi tak digubris. Meski begitu, Donna mengaku tak terlalu khawatir karena ia sudah punya pelanggan tetap dan branding rasa yang terpecaya.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

Iklan

Baca Juga: Orang Plat K Harus Hadapi Banyak Derita kalau Merantau di Semarang, Benar-benar Penuh Drama atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 29 September 2025 oleh

Tags: kuliner khas semarangrekomendasi kulinerSemarangtahu gimbaltahu gimbal pak edytaman indonesia kaya
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Kafe Gethe di Kampung Sekayu Semarang. MOJOK.CO
Ragam

Rogoh Kantong Pribadi Sampai Ratusan Juta demi Bikin Kafe Bergaya Retro di Tengah Permukiman Padat Kota Semarang

14 November 2025
Pemkot Semarang kuatkan usulan gelar pahlawan nasional ke KH. Sholeh Darat MOJOK.CO
Kilas

KH. Sholeh Darat Semarang Harusnya Semat Gelar “Pahlawan”: Penyusun Tafisr Al-Qur’an Jawa Pegon-Guru bagi RA. Kartini hingga KH. Hasyim Asy’ari

12 November 2025
Pemkot dan Warga Kota Semarang Berduka atas Wafatnya V. Djoko Riyanto, Suami Wali Kota Semarang MOJOK.CO
Kilas

Pemkot dan Warga Kota Semarang Berduka atas Wafatnya V. Djoko Riyanto, Suami Wali Kota Semarang

10 November 2025
Seorang bapak di Semarang tak tega lihat anak stunting, hindari isu fatherless. MOJOK.CO
Ragam

Awalnya Tak Tega Lihat Anak Sakit hingga Dampingi Istri ke Puskesmas, Lalu Sadar Pentingnya Peran Seorang Bapak

7 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.