Saya tak menduga ada kejadian konyol di bioskop XXI, Blok M Square, Jakarta Selatan saat menonton film “13 Bom di Jakarta”. Padahal, itu bukan kali pertama saya pergi menonton film di bioskop XXI, tapi kejadian film ngadat ini tak akan terlupa.
Nonton film 13 Bom di Jakarta
Salah satu kejadian yang tak pernah saya lupa adalah menonton film di bioskop XXI tapi ngadat di tengah adegan tegang. Siapa sangka, bahkan di kota yang fasilitasnya serba ada seperti Jakarta, saya masih mengalami hal tersebut. Tepatnya di bioskop XXI, Blok M Square, Jakarta Selatan.
Itu adalah pengalaman pertama saya menonton film di bioskop XXI ketika baru merantau dari Surabaya ke Jakarta. Waktu itu saya tidak sendiri, tapi diajak dua orang teman saya yang ingin menonton film “13 Bom di Jakarta”.
Sejak official trailer-nya tayang di Youtube, saya sudah mengingat-ingat tanggal mainnya saking inginnya menonton. Salah satu cuplikan yang paling menarik ialah saat adegan kecelakaan mobil, serta ledakan yang menggunakan lokasi syuting Jalan Fatmawati Jakarta.
Kabarnya, adegan tersebut diambil dalam satu kali take dengan durasi 15 menit. Beberapa adegan ledakan juga diambil riil alias tanpa efek CGI. Tak heran, produksinya pun mengeluarkan biaya yang fantastis.
Secara garis besar, film bergenre action ini menceritakan tragedi bom di Jakarta yang terinspirasi dari kisah nyata. Sejumlah artis papan atas turut membintangi film tersebut, yakni Ardhito Pramono sebagai pemeran utama Arok atau Gani, Chicco Kurniawan sebagai Oscar, Lutesha sebagai Agnes, hingga Muhammad Khan sebagai Waluyo.
Nah, di saat adegan Waluyo dan Arok itulah tiba-tiba film yang berdurasi 143 menit tersebut terhenti. Kira-kira menit ke 39.00, saat Waluyo ketahuan berkhianat. Adegan ini benar-benar krusial, di mana Arok menodongkan moncong tembaknya ke kepala Waluyo.
Kebingungan di dalam studio bioskop XXI
Alih-alih tegang sambil menebak nasib Waluyo yang berada di pinggir jurang, saya dan teman-teman justru dibuat bingung karena adegan itu tidak berlanjut hingga sekitar 15 menit. Saat itulah tiba-tiba lampu studio bioskop XXI menyala.
Seluruh penonton di bioskop XXI, Blok M Square, Jakarta Selatan saling pandang. Saya sendiri hanya celingak-celinguk ke arah sekitar. Berusaha memahami situasi yang terjadi. Pikiran saya makin ngalor-ngidul, siapa tahu Waluyo tiba-tiba muncul di ruang bioskop XXI.
Atau jangan-jangan kejadian itu termasuk bagian dari meet and greet, kejutan untuk penonton di hari pertama. Tapi tentu saja tidak. Itu hanya khayalan saya semata. Kami pun hanya bisa menebak terus-menerus selama 5 menit sebab petugas bioskop XXI belum juga memberikan informasi tentang apa yang sedang terjadi.
Beberapa penonton mulai riuh, ada yang nyeletuk dan bertanya-tanya. Ada pula yang tertawa. Tak terkecuali teman-teman di samping saya.
“Weh kenapa ini weh?” ujar salah satu penonton, Sabtu (28/12/2023) di studio bioskop XXI, Blok M Square, Jakarta Selatan.
“Ngakak banget asli, lihat wajah Waluyo pas ke-stop di sini,” kata teman saya.
Ia bahkan sempat merekam reaksi kami yang sedang kebingungan dengan gawainya, sementara kami hanya bisa tersenyum kecut menanggapi kejadian ini. Ingin rasanya langsung keluar dari studio bioskop XXI tapi sayang juga meninggalkan film, sebab kurang 30 menit sampai film selesai.
Film dimundurkan 10 menit ke adegan sebelumnya
Akhirnya, lampu bioskop XXI kembali mati, tapi kami belum tahu kapan film 13 Bom di Jakarta dimulai lagi. Orang-orang masih ramai termasuk teman saya yang masih cekikikan melihat ekspresi wajah Waluyo yang ketakutan. Seolah lupa bahwa adegan tersebut menjadi penanda, kepastian hidup atau mati Waluyo.
Beberapa menit kemudian, adegan film mulai diputar kembali tapi dimundurkan sedikit sekitar 10 menit. Awalnya saya masih tak bisa fokus, karena suasana tegang yang sebelumnya sudah terbangun, langsung luntur seketika.
Barulah di menit 30.50, adrenalin saya kembali meningkat karena adegan tembak-tembakan antara agen rahasia dan teroris, serta perjuangan Oscar dan William yang mencoba kabur.
Namun, terlepas dari kejadian ngadat tadi, film 13 Bom di Jakarta patut diapresiasi. Film ini tak digarap main-main bahkan untuk mendapat detail dan adegan yang realistis, tim produksi menggunakan properti senjata asli. Mereka bahkan menghadirkan M2 Browning Machine Gun asli, yang tentunya menggandeng pengawasan ahli.
Angga Dwimas Sasongko selaku sutradara juga menggandeng produser film Parasite, Barunson E&A yang pernah meraih piala Oscar. Oleh karena itu, meski pemutaran film di bioskop XXI sempat buffering, saya tetap bertepuk tangan atas film 13 Bom di Jakarta.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Banyak Hal Meresahkan di Bioskop Empire XXI Jogja, Jangan Harap Bisa Nonton Film dengan Tenang! atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan












