Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Buka Kos Murah di Jogja, Sering Ditipu Penghuni kalau Waktunya Bayar Sewa

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
11 Februari 2025
A A
Sial pemilik kos di Plosokuning, Sleman, Jogja: kasih harga murah, masih saja penghuninya ogah bayar MOJOK.CO

Ilustrasi - Sial pemilik kos di Plosokuning, Sleman, Jogja: kasih harga murah, masih saja penghuninya ogah bayar. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dari penelusuran di Facebook, saya menemukan sebuah kontak yang menawarkan kos pasutri dengan harga miring. Lebih miring dari yang saya temukan sebelum-sebelumnya selama proses pencarian. Tepatnya di Plosokuning, Sleman, Jogja.

Kos tersebut tidak bernama. Tidak terbaca pula di Google Maps. Saat menghubungi kontak yang tertera di Facebook itu, seorang perempuan yang kemudian saya kenal bernama Puspa (30) mengirim saya titik ancer-ancer yang terbaca di Google Maps.

Dari situ, dia lalu mengarahkan saya untuk masuk lagi melewati sebuah gang untuk sampai di kos yang Puspa tawarkan.

Kos pasutri murah di Plosokuning, Sleman, Jogja

Sabtu (14/12/2024) petang, saya meluncur ke Plosokuning, Sleman, Jogja, setelah membuat janji dengan Puspa. Saya berniat melihat-lihat dulu kondisi kos yang dia tawarkan.

Setelah bertemu, Puspa mengajak saya ke kamar di ujung utara dari deretan tiga kamar di bagian depan. Itu jadi satu-satunya kamar kos untuk pasutri yang kosong saat itu.

Sementara lokasi kos di Plosokuning, Sleman, Jogja, itu berada di balik rumah-rumah warga setempat. Suasananya mirip dengan kos-kosan di Surabaya (tempat tinggal saya sebelumnya) yang agak padat.

“Ini sewanya Rp750 ribu per bulan. Sudah termasuk air dan listrik. Cuma memang kosongan, Mas,” jelas Puspa.

Kamar kosong tersebut modelnya seperti paviliun. Ada kamar sendiri, dapur, kamar mandi dalam, dan ruang tengah yang muat untuk menjamu tamu.

Saya agak kaget ketika mendengar harga sewanya hanya Rp750 ribu per bulan. Apalagi setelah saya pastikan, ternyata tidak ada tambahan-tambahan biaya lain. Hanya kalau membawa perangkat elektronik dengan watt gede seperti kulkas, televisi, atau bahkan mesin cuci lah baru akan dikenai biaya tambahan.

“Kalau sampah di sini nggak ada iuran. Modelnya bakar bareng-bareng tiap malam Minggu dan Minggu pagi,” jelas Pupsa sembari menunjukkan banner yang terbentang di atas bak sampah. Di sana tertulis sederet aturan terkait pengelolaan sampah bagi penghuni kos di Plosokuning, Sleman, Jogja tersebut.

Simbah pikun yang ramah dan ringan tangan membantu sesama

Puspa adalah cucu menantu dari si pemilik kos di Plosokuning, Sleman, Jogja itu. Dia memang kerap dipasrahi untuk membantu mengurus kos-kosan tersebut lantaran si simbah pemilik sudah teramat sepuh. Umurnya sudah hampir menyentuh seabad.

“Sejak dulu memang dikasih harga murah. Ya itu kebaikan simbah saya,” ucap Puspa.

“Di sini ada sekitar 11-an kamar. Semuanya dihuni oleh pasutri. Karena ini memang kos khusus pasutri,” sambungnya.

Usai melihat-melihat area kos, Puspa mengajak saya sowan ke kediaman simbahnya, simbah si pemilik kos, yang letaknya tidak jauh dari area kos-kosan. Kata Puspa, sudah menjadi keharusan bagi calon penghuni kos untuk bertemu dengan simbah pemilik kos. Terlepas nanti bakal jadi sewa atau tidak.

Iklan

Sesaat sebelum mengetuk pintu, Puspa berbisik, butuh ketelatenan untuk berbincang dengan simbahnya.

Dan memang benar begitu. Komunikasi antara saya, Puspa, dan simbah pemilik kos di Plosokuning, Sleman, Jogja, itu memang berlangsung agak alot. Maklum, daya tangkap dan daya ingat simbah pemilik kos memang sudah menurun.

Namun, terlepas dari itu, simbah pemilik kos itu pada dasarnya sangat baik. Ramah. Ringan tangan pula dalam membantu sesama. Begitu kata Puspa.

Oknum penghuni kos Plosokuning, Sleman, Jogja yang manfaatkan keadaan

Dari kediaman simbah pemilik kos, Puspa mengantar saya kembali ke parkiran kos-kosan, tempat saya memarkir motor.

“Memang simbah harus didampingi kalau ngurus kos ini. Kalau nggak, sering dimanfaatkan sama oknum penghuni,” tutur Puspa.

Dulu, pembayaran sering lewat simbahnya langsung. Sebelum akhirnya kini Puspa lebih intens mendampingi proses menagih uang sewa para penghuni kos di Plosokuning, Sleman, Jogja itu.

Karena kerap kali ada oknum penghuni yang belum membayar, tapi saat ditagih simbah pemilik kos malah mengaku sudah membayar.

“Ya kadang simbah percaya-percaya saja. Soalnya kan sudah sepuh, ingatannya sudah kabur. Tapi kadang saya ingatkan, ini belum bayar. Simbah cuma bilang “Ya sudah, dia bilang sudah bayar”,” beber Puspa.

Syukurnya, hanya satu-dua orang saja yang seperti itu. Selebihnya adalah penghuni-penghuni kos yang selalu taat bayar sewa kalau sudah waktunya.

Suasana guyub dan hangat

Dari model pengelolaan sampah yang harus dibakar bareng-bareng sesama penghuni, saya memprediksi bahwa kos di Plosokuning, Sleman, Jogja, ini memang menawarkan suasana kekeluargaan yang hangat.

Dan memang demikian adanya. Seperti petang itu saat saya lihat-lihat di sana. Tampak beberapa penghuni kos bareng-bareng mengasuh anaknya yang masih balita, sambil bercengkerama layaknya hidup bertetangga di desa-desa.

“Ada dua atau tiga pasutri yang sudah punya anak. Sisanya pasutri-pasutri muda,” terang Puspa sebelum akhirnya pamit meninggalkan saya. Dia masih harus mengurus anaknya untuk mengaji.

Sementara penghuni kos laki-laki (para suami), tampak asyik memancing di kolam ikan yang terhampar di depan deretan kosan.

“Isinya ikan apa, Mas?” Tanya saya mencoba mengakrabi.

“Ada nila, ada bawal, Mas. Kadang saya pancing buat digoreng,” jawab satu dari mereka. “Kebetulan ini bibit ikannya ada yang dari saya. Ada juga dari simbah pemilik kos.”

Dari laki-laki itu pula saya tahu, suasana kekeluargaan di kos Plosokuning, Sleman, Jogja, itu terbentuk secara organik. Tinggal di situ, langsung akrab satu sama lain. Saya pun sempat duduk-duduk agak lama di sana, melihat penghuni kos memancing ikan.

“Ada satu kamar kosong itu, Mas. Ambil saja. Enak di sini. Hangat,” ujar laki-laki salah satu penghuni kos itu. Saya tersenyum.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Berkah Kos Rp200 Ribu di Surabaya, Terlalu Jelek untuk Ditempati tapi Lebih Aman dari Banjir ketimbang Kos Mahal atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

Terakhir diperbarui pada 11 Februari 2025 oleh

Tags: Jogjakos murah jogjakos murah slemankos pasutrikos pasutri jogjaplosokuning jogjaplosokuning sleman
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.