Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Menemukan Tempat Tinggal Layak di Jakarta Utara yang Lahir dari Penggusuran

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
11 Februari 2025
A A
Hunian di Jakarta Utara. MOJOK.CO

ilustrasi - Kampung Susun Akuarium di Jakarta Utara. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kampung Susun Akuarium menjadi saksi nyata perjuangan warga Jakarta Utara yang bisa menemukan hunian layak. Permukiman itu dulunya pernah digusur paksa pada tahun 2016. Kini, warganya tinggal di rumah susun yang berarsitektur tropis. Pelancong seperti saya dapat menikmati kawasan kota tua itu sembari menengok peninggalan bersejarah.

***

Saya tiba di Museum Bahari pada Rabu (17/1/2024) sekitar pukul 15.00 WIB. Tak jauh dari sana, saya bisa melihat rumah susun dengan atap pelana serta dinding-dinding yang penuh jendela. Jaraknya sekitar 300 meter dari museum. 

Salah satu turis juga tampak lalu lalung, sesekali memotret bangunan tersebut. Baru saya tahu, bangunan itu adalah Kampung Susun Akuarium. Lokasinya di Jalan Pasar Ikan, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara.

Sore itu, karena cuaca masih mendung dan sedikit gerimis saya memutuskan ke Kampung Susun Akuarium untuk jalan-jalan. Saya pun harus berlari kecil melewati jembatan di atas aliran Kali Krukut menuju Kampung Susun Akuarium. Di sebelahnya, terdapat Pasar Hexagon, bekas Pasar Ikan yang menjadi tempat warga bergantung hidup. 

Permukiman itu sempat viral bukan karena bangunan estetiknya, tapi warganya memasang spanduk pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Spanduk dan baliho itu terpasang di pagar maupun dinding rumah susun.

Alhasil, kampung tersebut kena semprit oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Jakarta Utara. Warganya dianggap melanggar aturan kampanye pemilihan umum presiden tahun 2024. Saya yang penasaran akhirnya melancong ke kampung tersebut. Siapa sangka, saya dapat bertemu warga asli sana, sembari berbincang soal kehidupan warga di sana.

Penggusuran di wilayah Jakarta Utara

Saat saya ke Kampung Susun Akuarium, warga sudah mencopot spanduk dan baliho bergambar paslon Anies dan Cak Imin. Namun, sebuah baliho dengan tulisan “Pintu Masuk Kampung Susun Akuarium” masih terpampang. 

Kampung Susun Aquarium di Jakarta Utara. MOJOK.CO
Kampung Susun Akuarium dilihat dari Museum Bahari. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Di sanalah saya bertemu Dharma Diani, Ketua Koperasi Akuarium Bangkit Mandiri. Saya pun meminta izin ke Dharma untuk berkeliling. Ia pun mempersilahkan bahkan menemani saya jalan-jalan. 

Di tengah kegiatan kami, saya iseng bertanya mengapa warga begitu mendukung Anies Baswedan? Alih-alih, masyarakat mencomoohnya karena dianggap tak becus saat menjadi Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017. 

Dharma berujar dukungan itu tak terlepas dari jasa Anies untuk menyelamatkan warga Kampung Susun Akuarium. Sebelum Anies menjabat, tepatnya tahun 2016, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan ingin menata kawasan Kampung Susun Akuarium karena dianggap tidak layak huni.

Menurut penelitian berjudul Perubahan Tata Ruang dan Fungsi Kampung Akuarium Jakarta, kampung itu dulunya adalah tempat wisata laut. Di sana, terdapat Lembaga Oseanologi Nasional – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LON-LIPI) hingga akhirnya dipindah ke Ancol, Jakarta Utara. Sejak tahun 1977, tempat itu menjadi sepi, bahkan bangunan laboratorium di sana sudah rusak. 

Orang-orang pun mulai berdatangan untuk tinggal di sana. Beberapa tahun kemudian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggusurnya. Namun, menurut relawan peneliti dari Rujak Center for Urban Studies, permukiman rakyat yang dikembangkan secara swadaya oleh masyarakat itu sudah tumbuh berkembang sejak 1970. Jauh sebelum Peraturan Daerah 1/2014 tentang rencana detail tata ruang yang ada.

“Mangkanya, saat itu kami tetap memilih bertahan sampai gubernur terpilih, Pak Anies sepakat kampung kami dibangun kembali, dan kami masih tetap di tanah ini,” ujar Dharma kepada Mojok, Rabu (17/1/2024).

Iklan

Saat itu, warga berjuang dengan menggugat ke pengadilan negeri Jakarta Pusat. Selama proses pengadilan, memilih memilih tinggal hingga membangun tempat semacam penampungan sementara.

Kerasnya Kehidupan di Jakarta Utara

Terlepas dari ambisi membangun citra Anies, Darma mengaku bahwa warga merasa terbantu atas pembangunan Kampung Susun Akuarium. Sebab baginya, tak mudah untuk tinggal di Jakarta dengan hunian yang layak.

“Hidup di Jakarta jelas keras Mbak, karena padatnya penduduk, kurangnya lapangan kerja, bahkan belum banyak anak miskin yang mendapatkan pendidikan gratis,” kata Dharma.

Bangunan rumah susun Kampung Akuarium. MOJOK.CO
Arsitektur rumah susun di Jakarta Utara. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Apalagi, warga yang tinggal di Jakarta Utara. Dharma tak menampik jika Jakarta Utara merupakan kota dengan tingkat kriminalitas yang tinggi. Menurutnya, Jakarta Utara tak jauh berbeda dengan Jakarta Pusat terutama soal kemacetan, serta kebisingan kota karena aktivitas bongkar muat di dekat Pelabuhan Sunda Kelapa.

Ia juga berujar bahwa harga barang-barang di Jakarta serba mahal. Misalnya, harga sembako, sekolah anak, sampai harga tanah dan rumah yang tiap tahun makin melejit. Akhirnya, warga memilih tinggal di kontrakan dengan harga yang menguras biaya separuh gaji. 

“Gaji saya dan suami tidak sampai UMR Jakarta, tapi ya diatur saja biar cukup. Kalau bicara kebutuhan mah, nggak bakal ada cukupnya,” tutur Dharma yang punya warung klontong. Sementara suaminya menjual gas 3 kilogram.

Ia menjelaskan, selama ini warga memang masih menyewa ke pemerintah. Biaya sewa itu dibayar penuh ke Badan Pengelolaan Aset Daerah (BPAD) DKI Jakarta.

Tapi dia optimistis, masa sewa yang dijalani hingga kini merupakan sebuah transisi yang harus dilewati. Warga, kata Dharma, ingin membuktikan kepada Pemprov DKI Jakarta bahwa mereka memang layak ditempatkan kembali di lahan Kampung Susun Akuarium.

Warga Kampung Susun Akuarium hidup guyub

Saat saya dan Dharma melewati blok C–blok ketiga dari rencana pembangunan lima blok, saya mendengar suara anak-anak sedang mengaji. Dharma mengungkap, setelah kejadian penggusuran tahun 2016 lalu, warga di Kampung Susun Akuarium makin hidup guyub.

Pelabuhan Selat Sunda. MOJOK.CO
Sungai yang mengelilingi Kampung Susun Akuarium. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

“Anak-anak senang dapat lingkungan yang jauh lebih baik dan bisa bermain lebih aman,” ucapnya.

Tak hanya Dharma, ia mengaku beberapa warga juga terlihat bahagia dan besyukur. Tiap Senin atau Selasa malam, ibu-ibu di Kampung Susun Akuarium selalu mengadakan pengajian. Sementara, para bapak mengadakan pengajian saat Jumat malam.

“Alhamdulillah, kegiatan kami makin banyak. Warga di sini katanya banyak yang bersyukur sekali, karena kehidupan kami kembali normal setelah penggusuran,” ucap Dharma saat saya menanyakan kembali kabarnya pada Senin (10/2/2025), lewat pesan WhatsApp.

“Malah semakin sehat dan sedikit jauh lebih sejahtera,” lanjutnya.

Sebagai informasi, Kampung Susun Akuarium yang berada di Jakarta Utara itu berhasil meraih penghargaan tertinggi Innovation Awards 2023 dari Asia Pacific Housing Forum (APHF) untuk kategori inisiatif program perumahan oleh masyarakat sipil. 

Selain menang pada kategori utama, Kampung Susun Akuarium juga mendapatkan penghargaan Honorable Mention on Sustainable Consumption and Production Innovation Award dari SwitchAsia.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Meninggalkan Surabaya yang Toxic dan Memilih Kehidupan Bebas di Jakarta atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 12 Februari 2025 oleh

Tags: hunian layakjakarta kerasJakarta Utarakampung susun akuariumpenggusuranrumah susun
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

kentingan baru, solo.MOJOK.CO
Ragam

Trauma Warga dan Anak-Anak Kampung Kentingan Baru Solo Menyaksikan Tetangga Meninggal karena Ulah Polisi dan Mafia Tanah

21 Februari 2025
Catatan

Pahitnya Janji Pemerintah kepada Kelompok Tani Kampung Bayam, Usai Dipenjara kini Terpaksa Tinggal di Huntara

19 Februari 2025
Kisah Romo Mangun Melawan Penggusuran Kali Code Tanpa Kekerasan
Video

Kisah Romo Mangun Melawan Penggusuran Kali Code Tanpa Kekerasan

15 Februari 2025
Sunda kelapa Jakarta.MOJOK.CO
Ragam

Pilu di Sunda Kelapa Jakarta, Di Balik Keindahannya Ada Para Perantau Miskin Puluhan Tahun Tak Jumpa Keluarga

15 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.