Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Keraguan Para Perantau yang Mencoba Meneguhkan Hatinya untuk Tinggal di Jogja

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
10 Maret 2025
A A
Stasiun Lempuyangan, Jogja. MOJOK.CO

ilustrasi - bangunan Stasiun Lempuyangan, Jogja. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Commuter line saya dari Stasiun Purwosari, Solo tiba di Stasiun Lempuyangan, Jogja pada Minggu (23/2/2025). Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB, tapi suasana masih hujan sejak siang tadi. Oleh karena itu, saya memutuskan tak langsung pulang dan duduk di ruang tunggu.

Sudah ada tiga kereta api yang melintas di jalur berbeda. Kereta api terakhir yang saya lihat tiba dari arah Surabaya. Ratusan orang turun dari tiap gerbong. Beberapa dari mereka membawa koper. 

Salah satu penumpang yang baru saja turun dari kereta tersebut tak langsung keluar menuju pintu. Ia duduk di samping saya. Beberapa menit kami duduk, saya akhirnya memberanikan diri bertanya. Berharap ia tidak terganggu.

“Dari Surabaya, Kak?” tanya saya menjurus.

“Oh, iya Kak,” jawab perempuan tersebut.

Saya pun cerita kalau berasal dari Surabaya juga. Dari sanalah obrolan kami mengalir. Namanya, Dea (24). Ia pindah ke Jogja karena baru mendapatkan pekerjaan di agensi salah satu kreatif di sini. Sembari menunggu temannya menjemput, Dea hanya bisa duduk di bangku tunggu Stasiun Lempuyangan, Jogja dengan hati yang berkecamuk.

Bergulat dengan orang tua sebelum merantau

Bisa dibilang, Dea baru saja mengambil keputusan besar, sebab pada awalnya orang tuanya tak mengizinkan Dea jauh dari rumah. Apalagi, Surabaya, kata dia, terlihat lebih menjanjikan dari segi pekerjaan.

“Orang tuaku sebulan ini gloomy banget karena bener-bener banyak hal nggak terduga yang terjadi di anak pertamanya yang ndableg ini,” ucapnya terkekeh di Stasiun Lempuyangan, Jogja.

Sebelumnya, Dea sudah dua kali bekerja di Surabaya, tapi terus-terusan terkena lay off. Orang tuanya tak berhenti menasehati agar Dea memiliki pekerjaan tetap dan terjamin kesejahteraannya, seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS). Namun, Dea keukeuh memilih pekerjaan yang sesuai dengan passion-nya.

“Sekarang mereka harus merelakan anaknya ini mbolang ke Jogja. Ya pasti berat, aku paham tapi at least aku sudah coba ya to?” ucap Dea mencoba meyakinkan diri.

Memantapkan hati di Stasiun Lempuyangan, Jogja

Keberangkatannya dari Surabaya ke Jogja bukan tanpa pertimbangan. Beberapa bulan terakhir ia sudah meyakinkan diri untuk merantau, termasuk bertanya kepada teman-temannya yang lebih dulu meninggalkan kota kelahiran mereka. 

Namun, berkali-kali Dea memantapkan hati, ada saja hal yang membuatnya ragu. Sebab, hidup memang tak pasti. Ia sendiri tak pernah membayangkan harus kerja di luar Surabaya.

“Jujur, penawaran (gaji) yang aku dapat kemarin, cukup untuk membuatku ragu. Bisa nggak ya survive di sini dengan gaji segini,” ujar dia. 

“Tapi saya nggak mau membebani diri saya sendiri, malah loro (sakit) pikir nanti,” lanjutnya. 

Dea sendiri sebetulnya tak yakin apakah bisa lama dan betah tinggal di Jogja atau justru ‘secukupnya’ saja. Yang jelas, ia tak ingin menyesali keputusannya nanti. Ia berujar bakal mengusahakan yang terbaik. Tak lama setelah kami mengobrol, jemputan Dea akhirnya tiba. Ia pun pamit dari Stasiun Lempuyangan, Jogja. 

Memasrahkan diri

Baca Halaman Selanjutnya

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 11 Maret 2025 oleh

Tags: kerja di jogjaKuliah di jogjaperantau di jogjastasiun di JogjaStasiun Lempuyangan
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Hadiah sepatu mahal merek Adidas untuk ibu dari gaji UMR Jogja. MOJOK.CO
Ragam

Tak Tega Lihat Ibu Sakit-sakitan, Akhirnya Belikan Sepatu Mahal dari Hasil Gaji UMR Jogja agar Ibu Lekas Sembuh

19 November 2025
terpaksa kerja di Jogja dan menolak tawaran kerja di Dubai. MOJOK.CO
Liputan

Menolak Kerja di Dubai yang Bergaji Puluhan Juta demi Temani Ibu yang Sedang Sakit dan Bertahan dengan Gaji UMR Jogja

18 November 2025
Realitas pekerja swasta di Jogja: sudah gaji kecil, resign kena denda, bertahan malah kena PHK tanpa pesangon MOJOK.CO
Ragam

Risiko Dobel-dobel Jadi Pekerja Swasta di Jogja: Gaji Kecil untuk Kerjaan Nggak Ngotak, Resign Kena Denda kalau Bertahan Malah Di-PHK

14 Oktober 2025
Beasiswa KIP Kuliah tak cukup bagi mahasiswa ISI Yogyakarta. MOJOK.CO
Kampus

Keluarga Melarat bikin Hidup Pas-pasan Selama Kuliah di ISI Jogja, meski Dapat Beasiswa KIP tapi Hanya Cukup untuk Biaya Nugas

22 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.