Sudah menjadi rahasia umum bahwa Surabaya memang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang warganya penggila bola. Keberadaan Bonek (suporter Persebaya Surabaya) sudah cukup menjadi bukti.
Saking gila bolanya warga Surabaya, bahkan rela meninggalkan aktivitas jualan demi nonton bola. Terkhusus jika Persebaya Surabaya yang main.
Bonek Surabaya selalu tumpah ruah untuk Persebaya
Loyalitas suporter Bonek Surabaya sudah tidak bisa diragukan lagi. Di mana ada Persebaya, di situlah mereka akan tumpah ruah. Tidak hanya di stadion, di luar stadion pun mereka selalu ada untuk tim kebanggaan Kota Pahlawan.
Seperti misalnya dalam momen Persebaya Kampung Wani yang berlangsung awal Mei 2024 lalu. Ini adalah edisi Persebaya Kampung Wani kedua setelah yang pertama pada Februari 2024.
Pada kesempatan tersebut, beberapa pemain Persebaya Surabaya menyapa warga di Jalan Gubeng Kertajaya IX. Pemain Bajul Ijo yang hadir saat itu yakni Andhika Ramadhani, Catur Pamungkas, dan Oktafianus Fernando.
Para pemain Persebaya Surabaya itu pun tak bisa menyembunyikan rasa takjubnya. Sebab, selama empat jam ratusan Bonek dan Bonita mengikuti rangkaian acara dengan sangat antusias. Mulai dari senam bersama, jalan sehat, main game bersama para pemain Persebaya, hingga pembagian door prize dengan hadiah utama mesin cuci dan televisi.
“Dari awal sangat antusias, apalagi tadi waktu jalan sehat bersama sangat banyak,” ungkap Oktafianus merespons besarnya antusiasme Bonek dan Bonita Surabaya mengikuti Persebaya Kampung Wani seperti Mojok kutip dari rilis resmi klub. Ia juga berharap Persebaya Kampung Wani bisa lebih mendekatkan tim dengan masyarakat, khususnya Bonek. Baik kalangan muda maupun orang tua.
”Pecah Masyaa Allah, warga dari awal hingga akhir bersemangat mengikuti acara ini. Dengan acara ini kita harus lebih dekat lagi dengan masyarakat.” Sementara demikianlah respons Andhika saat melihat antusiasme Bonek dan Bonita yang hadir dalam Persebaya Kampung Wani
Tinggalkan jualan demi nonton Persebaya Surabaya
Mundur ke belakang, Mojok pernah meliput Kampung Bola Surabaya, yakni Kampung Lemah Putro, Kecamatan Genteng. Sebuah kampung yang nyempil di jantung kota Surabaya. Waktu itu Kampung Lemah Putro sedang memoles kampung dengan pernak-pernik bertema Piala Dunia U-17.
Mojok bertamu di rumah salah satu warga Kampung Lemah Putro, Surabaya, yang memang terkenal sebagai penggila bola. Namanya Sudarsono (51), seorang penjual nasi goreng.
Saat Mojok bertamu ke rumahnya di sebuah gang sempit, ia tengah khusyuk menyimak laga BRI Liga 1 pekan 17 antara Persik vs Persebaya.
“Kalau Persebaya main nggak besa ditinggal. Malah jualannya yang saya tinggal,” ujar pria yang akrab dengan panggilan Cak Dar itu, Jumat (20/10/2023).
Di jam-jam saat saya berkunjung, jam empat sorean, biasanya Cak Dar dan istri memang akan bersiap untuk berangkat jualan nasi goreng keliling. Tapi jika Persebaya main, maka Cak Dar akan memutuskan libur jualan.
“Saya dulu sering nonton langsung ke stadion pas Persebaya masih main di Gelora Sepuluh Nopember. Tapi kalau ke GBT, jauh, jadi nonton di TV,” sambung Cak Dar.
Kata Cak Dar, mayoritas warga laki-laki di Kampung Lemah Putro, Surabaya, adalah para penggila bola. Dalam pertandingan-pertandingan tertentu, di balai warga Kampung Lemah Putro pasti akan diadakan nonton bareng. Misalnya jika ada Derby Jatim Persebaya vs Arema FC, laga Timnas Indonesia, atau laga-laga internasional seperti Piala Dunia.
Baca halaman selanjutnya…
“Salam satu nyali” menggema di stadion dan warung kopi