Sebuah Indomaret di Jalan Kaliurang (Jakal), Sleman, Jogja, menyentil sisi buruk orang-orang yang kerap duduk di kursi besi depan gerai. Sisi buruk yang, sekalipun sudah diingatkan, tapi tetap saja banyak yang mengabaikan.
Saya terbilang jarang nongkrong atau melamun di kursi Indomaret. Baru belakangan saya mulai sering duduk-duduk di kursi besi yang disediakan waralaba dengan simbol lebah tersebut, di Jalan Kaliurang (Jakal), Jogja.
Pemandangan kotor di kursi Indomaret Jakal Jogja
Selama Ramadan 2025 ini, lebih sering saya mampir Indomaret tersebut pada jam-jam 9-10 malam. Beberapa kursi akan tampak kosong di jam-jam tersebut. Paling hanya ada satu-dua driver ojek online (ojol) yang duduk melamun.
Kondisi di depan Indomaret Jakal, Jogja, itu pasti sudah sangat berantakan. Kursi morat-marit. Meja penuh botol minuman. Area lantai berserakan puntung-puntung rokok beserta abunya.
Sebenarnya tidak jauh dari kursi besi sudah disediakan tempat sampah. Asbak pun sudah tersedia di atas meja. Namun, nyatanya sampah-sampah tidak dibuang pengunjung secara semestinya: cenderung asal ditinggal.
Habis cara sadarkan pengunjung Indomaret Jakal Jogja
“Mari jaga kebersihan bersama.” Tulisan ini terpampang di dinding, juga masih di area kursi besi, spot nongkrong pengunjung.
“Mohon bersihkan meja dan kursi setelah Anda gunakan.” Sementara peringatan ini terpampang di atas meja.
Untuk peringatan pertama sebenarnya lebih lama terpampang di tempatnya. Sementara untuk peringatan kedua, itu peringatan yang baru ditempel. Saya baru melihatnya belum lama ini.
“Peringatan ‘jaga kebersihan bersama’ nggak digubris (pengunjung). Jadi dibuat lebih tegas, jaga kebersihan meja,” ungkap seorang karyawan Indomaret di Jakal, Jogja, Selasa (18/3/2025) malam WIB, saat saya tanya di dalam Indomaret. Pemuda kisaran 20-an tahun itu enggan disebut namanya.
“Tapi belum menunjukkan tanda-tanda positif. Orang Jogja sudah terbiasa buang sampah sembarangan. Capek di kita (karyawan), setiap hari harus bersihin sampah-sampah di meja yang kotor sekali,” sambungnya.
Ada satu cara yang belum dicoba: memberi peringatan secara langsung jika ada orang nongkrong di kursi besi Indomaret agar tidak buang sampah sembarangan. Namun, untuk ini, butuh keberanian bagi si karyawan. Sebab, salah-salah, jika si pengunjung tersinggung, bisa berujung keributan.
Membersihkan sampah bukan urusan pengunjung?
Malam itu juga saya mencoba menggali cara pandang pengunjung terhadap peringatan “jaga kebersihan” di Indomaret Jakal, Jogja. Saya duduk di satu kursi kosong, di sebelah dua orang pemuda yang tengah berbincang ditemani rokok dan kopi kaleng.
“Loh, sekarang ada peringatan seperti ini ya?” pancing saya sembari menunjuk stiker peringatan di meja.
“Bukannya kalau sampah-sampah di meja atau lantai seperti ini sudah jadi tugasnya karyawan Indomaret ya? Jadi ya kalaupun sampah ditinggal di meja pun harusnya mereka yang beresin,” ujar Noval (24), satu dari dua pemuda tersebut.
Kami lantas berdiskusi. Dua pengunjung itu justru menggarisbawahi fasilitas yang disediakan di depan gerai. Kata mereka, jika memang menyediakan satu sudut sebagai spot nongkrong, maka harus sediakan pula perangkat yang menunjang kebersihan.
Misalnya, sediakan asbak di masing-masing meja. Juga sediakan tempat sampah di dekat sudut nongkrong tersebut.
“Kalau di sini (Indomaret Jakal, Jogja), kan asbaknya cuma satu. Mejanya ada Tiga. Tempat sampahnya cuma di dekat pintu masuk. Kalau di dekat kursi besi ini ada tempat sampah, pengunjung kan bisa langsung buang ke situ,” begitu kata Andra (24), pemuda satunya. Di Indomaret lain pun, menurut Andra, sudah semestinya begitu.
Tak lama berselang keduanya beranjak. Entah karena sungkan dengan saya atau karena patuh pada peringatan di meja, mereka membereskan sampah-sampah camilan dan minuman mereka: membuangnya di tong sampah.
Budaya membuang sampah sembarangan
Si karyawan Indomaret di Jakal, Jogja, itu menjelaskan, secara SOP sebenarnya sudah menjadi tugas karyawan untuk membersihkan area dan fasilitas yang memungkinkan kontak langsung dengan pelanggan: termasuk kursi besi di depan gerai.
Namun, khususnya di Indomaret Jakal, Jogja, itu kondisinya sudah kelewat parah. Sehingga, perlu adanya peringatan agar dari sisi pengunjung ada kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Sebab, terlepas bahwa itu sudah jadi SOP karyawan, tapi budaya buang sampah sembarangan adalah budaya tidak baik dan sudah semestinya diperbaiki.
Usai perbincangan-perbincangan di atas, saya memilih duduk agak lama. Pengunjung datang silih berganti. Yang singgah untuk duduk di kursi besi pun berganti-ganti.
Beberapa—tanpa membaca peringatan pun—tampak mengemasi sampahnya untuk dibuang di tempat sampah jika hendak beranjak meninggalkan kursi besi Indomaret. Sayangnya, lebih banyak pengunjung yang: duduk, rokok, nyemil, minum, lalu pergi begitu saja. Meninggalkan sampah-sampahnya berserakan.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Jajanan di Indomaret yang Tak Terbayangkan Bisa Membelinya karena Terlalu Identik dengan Orang Kaya atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan