Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan

Penjual Peti Mati Cerita Tanda-tanda di Luar Nalar Sebelum Dagangannya Laku

Sediakan peti mati gratis untuk yang tidak mampu.

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
31 Agustus 2023
A A
Penjual Peti Mati Cerita Tanda-tanda di Luar Nalar Sebelum Dagangannya Laku MOJOK.CO

Ilustrasi Pak Tumiyo, penjual peti mati yang cerita tanda-tanda di luar nalar sebelum dagangannya laku. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Cerita-cerita di luar nalar dari Tumiyo, sang penjual peti mati

Sebagai penjual peti mati, Tumiyo tidak memungkiri kerap mengalami hal-hal di luar nalar. Tentang mitos adanya peti mati yang memberi tanda-tanda kalau akan laku, Tumiyo membenarkan. 

Ia juga menceritakan meski hanya berwujud kotak kayu, ia mewanti-wanti untuk tidak menjadikannya sebagai bahan bercandaan yang kelewatan. Pernah ada orang yang memesan peti mati untuk kerabatnya.

Saat datang ke rumahnya untuk mengambil peti mati, orang tersebut meminta masuk ke dalam peti mati. Ia ingin tidur di dalam peti tersebut selama perjalanan dari rumah Tumiyo hingga rumah duka. 

“Saya sudah mengingatkan untuk jangan main-main, tapi orangnya tetap ngeyel dan tiduran selama perjalanan ke rumah duka. Setelah itu dapat kabar kalau orang itu sakit dan meninggal 7 hari kemudian,” kata Tumiyo. 

Tumiyo dengan salah satu peti mati pesanan yang siap diantar ke rumah pemesan MOJOK.CO
Tumiyo dengan salah satu peti mati pesanan yang siap diantar ke rumah pemesan. (Tumiyo/Mojok.co)

Soal mitos peti mati akan memberi tanda kalau ada orang yang akan memerlukan, Tumiyo membenarkan hal itu karena mengalami sendiri. Biasanya ia akan mendengar suara,”gluduk gluduk”. Seperti peti mati yang bergoyang dan menimbulkan suara. “Boleh percaya atau tidak sih, Mas, tapi rata-rata kalau ada yang butuh, pasti ada suara seperti itu,” kata Tumiyo.

Omongan Tumiyo soal kejadian di luar nalar itu sekaligus menutup obrolan kami dengannya malam itu. Apalagi salah satu dari kami yang katanya bisa melihat hal-hal di luar nalar sudah gelisah dan memberi kode untuk pulang.

Tumiyo, percaya diri dengan buatannya

Saya dan mahasiswa-mahasiswa RPL UNY ini kembali menemui Tumiyo pada Rabu 30 Agustus 2023. Mereka akan membuat video profil Tumiyo untuk membantunya mempromosikan usaha peti matinya.

Pak Tumiyo sebenarnya sudah punya langganan tetap untuk peti mati yang ia buat yaitu RSUD Wates dan juga beberapa mitra toko penjual peti mati. Namun, sebagai pengusaha UMKM tentu ia ingin naik kelas. Ia ingin masyarakat di DIY dan sekitarnya lebih tahu kalau ia jualan peti mati. Tumiyo percaya diri dengan kualitas peti mati buatannya. 

Sampai kini Pak Tumiyo masih berhubungan dengan pengusaha peti mati yang mengajarinya, bahkan menjadi mitra. Di sisi lain, pengusaha itu berpesan untuk jangan sampai menurunkan standar kualitas peti yang ia buat. 

“Orang mati kan nggak bisa milih petinya, Mas. Namun, dari sisi kerapian, kebersihan, kejujuran saya jamin. Pesan dari orang yang ngajari saya buat peti mati, jangan sampai mengurangi kualitas hanya karena ingin dapat untung. Saya jaga betul karena saya punya kelebihan di situ sehingga bisa bersaing,” kata Tumiyo.

Sediakan peti mati gratis untuk masyarakat tidak mampu

Satu hal lagi, ia menyediakan peti mati gratis untuk masyarakat kurang mampu yang membutuhkan.

“Sudah ada donatur yang menanggung biaya produksi. Dia mau membiayai biaya produksinya, jadi kalau ada yang nggak mampu, bilang saja ke saya, gratis,” kata Pak Tumiyo. 

Tumiyo mengaku sudah mengumumkan ke orang-orang yang mengurusi pangrukti laya, ke gereja-gereja, dan masyarakat umum. Namun, masih sedikit yang memanfaatkan hal itu. Ia sangat terbuka dihubungi 24 jam jika ada masyarakat kurang mampu atau tertimpa musibah yang membutuhkan peti mati. 

“Pokoknya kalau ada tetangga, sanak saudara yang tidak mampu atau tertimpa musibah, dan betul-betul tidak mampu, kami siap bantu,” kata Tumiyo. 

Iklan

Ia juga siap 24 jam bila ada orang yang butuh peti mati di wilayah DIY dan Magelang. “Asal jangan minta COD, Mas. Kalau saya sih berani, tapi mosok peti mati COD di perempatan. Mending saya antar ke rumahnya,” katanya tertawa ngakak.

Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin

BACA JUGA Donasi Peti Mati yang Dibuat Relawan dengan Berat Hati
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 25 September 2023 oleh

Tags: cerita di luar nalarkematianpenjual peti matipeti mati
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Jurnalis di Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

Wanita Rembang Menanti Suami yang Tenggelam di Laut MOJOK.CO
Catatan

Pilunya Wanita Rembang, Tetap Menanti Suami Pulang Meski Telah Tenggelam di Laut dan Tak Pernah Ditemukan

29 Februari 2024
Tanda-Tanda Ganjil Peti Mati yang Bakal Laku Buatan Tumiyo
Video

Tanda-Tanda Ganjil Peti Mati yang Bakal Laku Buatan Tumiyo

25 September 2023
Kok Ada Ayat Jangan Mati kecuali dalam Keadaan Muslim? Lah Kan Mati Bukan Kita yang Ngatur?
Khotbah

Kok Ada Ayat Jangan Mati kecuali dalam Keadaan Muslim? Lah Kan Mati Bukan Kita yang Ngatur?

5 November 2021
Donasi Peti Mati yang Dibuat Relawan dengan Berat Hati
Liputan

Donasi Peti Mati yang Dibuat Relawan dengan Berat Hati

11 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.