Tidak kurang dari 1000 perempuan memadati Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam rangka Rembug Perempuan Jogja. Ribuan perempuan itu mewakili berbagai elemen, antara lain perempuan wirausaha, pekerja, pengusaha, sektor informal, akademisi, mahasiswa, ASN, pemerhati gender dan pembangunan, aktivis LSM, serte media.
Rembug Perempuan Jogja yang berlangsung Kamis (28/11/2024) mengusung tema “Kebangkitan Ekonomi Perempuan”.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (P3AP2) DIY, Erlina Hidayati Sumardi menyebut, Rembug Perempuan Jogja pada prinsipnya mengambil semangat dari Kongres Perempuan Indonesia Pertama yang berlangsung pada di Jogja pada 1928 silam. Yakni untuk mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan perempuan Indonesia.
Memastikan perempuan dapat mengembangkan potensinya
“Tema yang diangkat pada kesempatan ini adalah Kebangkitan Ekonomi Perempuan. Hal ini dilatarbelakangi persoalan krusial bagi perempuan adalah ekonomi,” ujar Erlina dalam sambutannya.
Di Indonesia, jelas Erlina, peran perempuan dalam pembangunan ekonomi kini mulai diakui dan diperhatikan. Sebab, perempuan memiliki potensi yang besar dalam menggerakkan perekonomian negara.
Hanya saja, masih banyak kendala dan hambatan yang perlu diatasi untuk memastikan perempuan dan anak perempuan dapat mengembangkan potensinya secara maksimal. Syukur bisa sampai berkontribusi dalam masyarakat dan perekonomian (Women Economy Empowerment).
Dihadang hambatan besar
Data BPS mencatat, memang sudah ada 64% Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dikelola oleh perempuan. Akan tetapi, angka tersebut merupakan angka keterwakilan secara besar di bisnis skala mikro saja.
“Sayangnya, angka 64% UMKM perempuan ini didominasi subsisten. Karena pemilik usaha merasa tidak memiliki peluang untuk bekerja di tempat lain,” ungkap Erlina.
“Tujuan membuka usaha pun hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Potensi besar namun hambatan masih cukup besar untuk dilewati,” imbuhnya.
Situasi itulah yang kemudian melatarbelakangi diselenggarakannya Rembug Perempuan Jogja. Sebab, menempatkan pemberdayaan ekonomi perempuan di jantung diskusi adalah kunci untuk memberikan global exit strategy yang sukses.
Rembug Perempuan Jogja: dukungan untuk penguatan ekonomi perempuan
Dalam sambutannya, Erlina memaparkan, setidaknya ada tiga tujuan utama diselenggarakannya Rembug Perempuan Jogja oleh Dinas P3AP2 DIY dan UGM, antara lain:
- Membuka perspektif ekonomi perempuan, mempromosikan pentingnya kepemimpinan perempuan dalam dunia usaha, dan melihat peluang pengembangan ekonomi perempuan.
- Mendiskusikan langkah dan implementasi konkrit sebagai bentuk aksi untuk: (1) memperkuat komitmen pemerintah, swasta, perguruan tinggi serta lintas sektor dalam berkontribusi terhadap isu perempuan dan ekonomi. (2) Membangun komitmen bersama dan rencana aksi, dan (3) Membangun pengetahuan, kompetensi teknis dan penguatan kapasitas di isu gender dan ekonomi.
- Mendiskusikan dan meraih kesepakatan pada aksi dan dukungan kebutuhan untuk penguatan ekonomi perempuan berupa perjanjian kerja sama pembinaan ekspor, pelatihan, dan penguatan kapasitas.
Rembug Perempuan Jogja: dukungan memfasilitasi UMKM perempuan
Rembug Perempuan Jogja yang berlangsung di UGM pun menjadi momen untuk launching Ekosistem Women Go Global yang diinisiasi oleh Pemerintah Daerah DIY.
“Dinas P3AP2 DIY dengan UGM dan Perusahaan Exporthub.id bekerja sama untuk mengembangkan ekosistem yang memfasilitasi UMKM, utamanya perempuan, untuk go public,” terang Erlina. Selain itu juga memfasilitasi peran mahasiswa sebagai afiliator bagi produk-produk UMKM.
“Pada pengembangan kerja sama ke depan akan dilakukan pendampingan oleh Exporthub.id untuk produk yang potensial untuk dikembangkan ekspor. Terutama ke pasar Tiongkok,” tambahnya.
Harapan Erlina, kerja sama tersebut bisa direplikasi dengan berbagai bentuk pengembangan, utamanya UMKM perempuan agar kebangkitan ekonomi perempuan bisa terwujud.
Sebuah langkah awal
Sebelum kegiatan puncak Rembug Perempuan Jogja, sudah berlangsung berbagai kegiatan untuk mendukung ekosistem Perempuan Go Global yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah DIY, UGM, dan Exporthub.id.
Hasilnya, ada sebanyak 51 UMKM Global on boarding E Commerce, 102 UMKM Local in boarding E Commerce, 3 produk menjadi mitra exporthub.id dan masuk ke pasar lokal dan global, dan 422 mahasiswa menjadi afiliator exporthub.id untuk memasarkan produk produk UMKM Perempuan DIY.
Bagi Erlina, hasil tersebut hanya lah langkah awal dari pengembangan kerja sama yang bisa direplikasi ke banyak pihak yang terlibat. Untuk itu, dia berharap nantinya banyak pihak yang berkenan juga mereplikasi me-launching kerja sama Ekosistem Women Go Global.
Jangan takut, harus coba
Rembug Perempuan Jogja yang berlangsung di UGM itu juga menghadirkan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, sebagai represntasi sosok perempuan yang bangkit secara ekonomi.
Kepada ribuan perempuan yang memadati Grha Sabha Pramana UGM, perempuan dengan jargon “Tenggelamkan!” itu memberi banyak insight perihal bagaimana perempuan seharusnya berdaya secara ekonomi.
“Jangan terlalu berpikir saya ini perempuan (merasa inferior karena gender), lepas saja. Jadi lakukan apa yang ingin lakukan, lalu kita pikir cara pengerjaannya,” ujar Susi dengan suara seraknya yang khas.
“Kalau takut, ya harus coba. Kalau tidak coba, tidak bisa tahu. Kalau salah biasa. Kalau rugi, ya harus efisien, kita hitung lagi,” sambungnya.
Lebih lanjut, Susi juga membagikan hal-hal yang bisa membuat bisnis seorang perempuan bisa menjadi lebih kuat. Salah satunya melalui membangun ikatan keluarga yang kuat dan saling support satu sama lain.
Selebihnya, Susi lantas menyimak dan memberi masukan atas curhatan-curhatan dari para perempuan yang hadir di Rembug Perempuan Jogja tersebut.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Beratnya Perempuan Muda Aceh Jadi Saksi KDRT di Rumahnya Sendiri
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News