Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Suyudi Ario Seto menyoroti situasi narkoba global yang semakin mengkhawatirkan. Mengutip World Drug Report 2024, ia mengungkapkan terdapat 292 juta orang, atau sekitar 5,6 persen populasi dunia usia produktif, yang terpapar narkoba.
Kondisi itu menjadi peringatan serius bagi Indonesia yang tengah menuju puncak bonus demografi pada 2030–2035. Oleh karena itu, upaya menjaga kualitas generasi produktif harus menjadi perhatian utama agar mampu mendorong kemajuan bangsa di masa depan.
Salah satunya, ia mewanti generasi muda Indonesia yang sedang belajar di luar negeri sebagai kelompok rentan terhadap paparan narkotika, karena adanya tekanan akademik, lingkungan pergaulan, maupun keterbatasan kontrol sosial budaya.
Lewat acara Retret Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia 2025, BNN ingin mewujudkan generasi muda yang cerdas, berdaya saing global, dan bebas narkoba yang menjadi pondasi utama menuju Indonesia Emas 2045.
Ancaman narkoba tak mengenal batas negara
Suyudi menegaskan ancaman narkoba tidak mengenal batas negara. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar pelajar Indonesia yang berada di luar negeri tidak coba-coba alias menjauhi narkoba.
“BNN hadir bukan untuk menghukum, tetapi melindungi. Kita ingin memastikan pelajar Indonesia di luar negeri tidak menjadi korban penyalahgunaan narkotika,” ujar Suyudi dalam acara Retret Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia 2025 di Zoom, Sabtu (22/11/2025) siang.
Upaya itu sejalan dengan komitmen pemerintah yang ingin memberantas narkoba sebagai bagian dari reformasi hukum nasional. Lebih dari itu, Suyudi juga mengingatkan bahwa Indonesia punya bonus demografi tahun 2030 dan target Indonesia Emas 2045.

“Tanpa generasi bersih dan sehat, Indonesia Emas 2045 hanya akan menjadi slogan kosong,” ujarnya.
Guna memastikan pencegahan dan pendampingan dapat berjalan secara sistematis, BNN bersama kementerian terkait akan memperkuat kolaborasi dengan organisasi pelajar internasional termasuk PPI Dunia.
Pelajar Indonesia adalah simbol kekuatan intelektual bangsa
Saat ini anggota PPI Dunia tercatat mencapai 120 ribu orang yang tersebar di 65 negara. Namun, Suyudi menilai jumlah itu masih sangat kecil dibandingkan dengan total pelajar Indonesia yang mencapai hampir 60 juta orang.
Meski begitu, ia berharap jaringan PPI Dunia dapat berkontribusi lebih dengan menutup jalur masuk narkoba internasional. Sebab, kata dia, pelajar Indonesia di luar negeri punya peran penting sebagai simbol kekuatan intelektual bangsa.
Ia tidak hanya membawa pulang pengetahuan tapi juga integritas moral dan daya juang untuk membangun negeri. Apalagi, modus peredaran narkotika kini semakin kompleks, termasuk penyalahgunaan platform digital dan munculnya jenis narkotika baru.

Oleh karena itu, ia berharap para pelajar Indonesia di luar negeri dapat memanfaatkan pengalaman belajar mereka dengan sebaik-baiknya. Termasuk menghindari narkoba.
“Tidak semua orang bisa berada di posisi kalian saat ini. Gunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Gapai ilmu, tingkatkan keterampilan, dan persembahkan kepada keluarga, masyarakat, dan Indonesia,” tegas Suyudi.
Kekuatan internal sebagai benteng pertahanan
Suyudi menjelaskan pembangunan tidak boleh hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi harus mengintegrasikan unsur-unsur kemanusiaan, budaya, dan kebudayaan sebagai kekuatan internal.
Kekuatan internal itu seperti sumber daya manusia, kebudayaan, dan penguasaan ilmu pengetahuan. Sehingga, pembangunan tidak hanya bergantung pada kekuatan eksternal, tetapi juga harus diperkuat oleh kreativitas dan ilmu pengetahuan.
“Kecerdasan akademik tanpa moral, semangat nasionalisme, dan kesadaran budaya akan membuat masa depan bangsa tidak kokoh,” ujar mantan Kapolda Banten ini.
Dalam pelaksanaannya, BNN bekerja sama dengan Polri, Bea dan Cukai, serta TNI AL untuk menutup berbagai jalur masuk narkoba. Kolaborasi juga diperkuat pada level global melalui kerja sama dengan UNODC, Interpol, DEA, CNB Singapura, dan NADA Malaysia, khususnya dalam hal pertukaran data intelijen.
Di sisi lain, BNN tetap fokus pada pencegahan melalui pengembangan program Desa Bersih Narkoba (Desa Bersinar) yang menjadi garda terdepan dalam membangun ketahanan masyarakat terhadap ancaman narkoba.
Ia pun mengajak seluruh pelajar Indonesia di luar negeri untuk menjadi agen perubahan yang memiliki tanggung jawab moral terhadap masa depan bangsa.
“Perluas cakrawala ilmu, bangun relasi tanpa batas, dan bawalah negerimu menuju kejayaan. Indonesia membutuhkan kalian, pulanglah setelah selesai kuliah dan bangunlah Indonesia” ujar Suyudi.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Kronologi Polisi Grebeg Pabrik Keripik Pisang Rasa Narkoba di Bantul yang Dijual Rp6 Juta Per Bungkus atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan












