Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Aktual

Para Napi Rela Dijemur di Bawah Terik Matahari tanpa Alas Kaki sambil Mengelilingi Replika Kabah, Berharap Bisa ke Tanah Suci Suatu Hari Nanti

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
4 Juni 2025
A A
Sejumlah napi mengikuti manasik haji di Lapas Wirogunan. MOJOK.CO

200 lebih napi melakukan manasik haji dan umrah di lapas. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Yogyakarta menggelar manasik haji dan umrah untuk yang ke dua kalinya. Kali ini, ada 213 napi atau warga binaan yang mengikuti acara tersebut. Kegiatan itu menjadi bagian dari program pembinaan kepribadian berbasis keagamaan. Tujuannya untuk memperdalam pemahaman rukun Islam kelima dan membangkitkan semangat religius warga binaan.

Proses menempa diri di Lapas Wirogunan

Sekitar 213 narapidana mengelilingi replikasi kabah di lapangan Lapas Kelas IIA Yogyakarta sembari menggaungkan suara talbiyah. 50 di antaranya mengenakan baju ihram. Namun, pakaian berwarna putih tanpa jahitan itu tak mampu menutupi tampilan sangar mereka. 

Ada yang masih belum terbiasa sehingga harus menjinjing bagian bawah baju ihramnya. Ada pula yang masih memperlihatkan tato di sebagian tubuhnya tanpa sengaja. Misalnya di bagian bahu dan wajah. 

Namun, bukan berarti mereka “sepenuhnya jahat”, seperti yang biasa dipikirkan oleh masyarakat sekitarnya. Sebab sejatinya, di masa menebus hukuman itu, para napi berharap bisa bebas dan keluar dengan kepribadian yang lebih baik. 

Salah satunya dengan belajar soal kewajiban memenuhi rukun Islam ke lima guna merefleksikan diri. Mereka berharap bisa memenuhi panggilan dari Sang Kuasa. Tak peduli di bawah terik sinar matahari, ratusan napi itu melaksanakan manasik haji tanpa alas kaki.

Napi di lapas. MOJOK.CO
Seorang napi di Lapas Wirogunan usai mengikuti manasik haji. (Sumber: Tangkapan layar Youtube/Vertizone TV)

Barangkali, kata salah satu napi, hari ini hanyalah simulasi, tapi jauh dari lubuk hati mereka ada keinginan untuk berangkat ke tanah suci usai bebas dari jeruji besi. Sebelum harapan itu terjadi, warga binaan Lapas Kelas IIA Yogyakarta berlatih melempar jumrah hingga tawaf mengelilingi kabah.

“Alhamdulillah saya jadi tahu prosesnya, insyaAllah saya bisa haji dan umrah,” ucap salah satu napi usai mengikuti manasik haji di Lapas Kelas IIA Yogyakarta, Selasa (3/6/2025).

Menjadi pribadi baru usai keluar dari Lapas Wirogunan

Kepala Lapas Wirogunan Yogyakarta, Marjiyanto, menyatakan pelatihan ini merupakan implementasi pemenuhan hak pembinaan warga binaan sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan. Oleh karena itu, Lapas Kelas IIA Yogyakarta melakukan pembinaan kepribadian yang mencakup sikap, perilaku, kesadaran hukum, dan keagamaan. 

“Saya sangat terharu sekali saat mendengar bacaan Al-Qur’an dari santri. ” ujar Marjiyanto di Masjid Al-Fajar, Lapas Kelas IIA Yogyakarta pada Selasa (3/6/2025).

Kepala Lapas Kelas IIA Yogyakarta. MOJOK.CO
Kepala Lapas Kelas IIA Yogyakarta, Marjiyanto. (Sumber: Humas/Lapas Wirogunan)

Tak hanya kegiatan manasik haji, Marjiyanto turut membanggakan keberhasilan salah seorang napi yang baru saja bebas dua minggu yang lalu, usai menghafal 13 juz Al-Qur’an. Jika ditotal sejak tahun 2018 hingga 2025, Lapas Wirogunan telah menyelenggarakan wisuda sebanyak 12 kali dengan total 739 warga binaan. 

Marjiyanto menyebut wisuda tersebut sebagai bentuk keberhasilan santri dalam memperbaiki diri. Ia berharap masyarakat di sekitar dapat menerima mereka kembali dalam lingkungan sosial. 

“Saya yakin semua warga binaan ini adalah saudara saya semuanya. Tidak usah membeda-bedakan, karena kita semua sama menjalani hidup di dunia ini,” kata Marjiyanto.

“Mungkin ini saat ini saya menjadi kalapas, tapi mungkin saat saya pensiun bisa menjadi tetangga, saudara, bisa besanan, bisa saja jadi juragan saya, atau ngaji bareng di tanah suci,” lanjutnya.

Penjara bukan akhir segalanya

Senada dengan Marjiyanto, Ketua Yayasan Nur Hidayah, Sagiran menjelaskan manusia tak boleh saling menghakimi. Apapun masa lalunya. Sebagai seorang dokter dan penceramah yang menjelaskan manasik haji kepada warga binaan Lapas Wirogunan, Sagiran tahu betul perasaan mereka.

Iklan
Para napi memegang replika kabah. MOJOK.CO
Sejumlah napi mengikuti manasik haji di Lapas Wirogunan. (Humas/Lapas Wirogunan)

“Saya sendiri sering menjumpai pasien yang terkena kanker stadium empat. Ini sama dengan teman-teman di sini yang mendengar vonis penjara. Tapi percayalah, itu bukan kiamat. Apalagi teman-teman di sini kondisinya masih bugar,” ujar Sagiran.

Lebih dari itu, kata dia, para napi masih memiliki fisik yang kuat. Tidak seperti pasiennya yang sakit secara fisik. Oleh karena itu, jangan sampai hukuman penjara yang mereka jalani membuat hati jadi terpuruk dan merasa hancur.

Seperti moto yang terpampang jelas di samping pintu Lapas Wirogunan, ‘Penjara bukan akhir segalanya’. Dari Lapas Wirogunan juga, para napi justru mendapatkan kegiatan yang positif hingga menambah kemampuan mereka.

Beberapa napi ada yang mengasah kemampuan di bidang musik seperti mengikuti karawitan, membuat kerajinan kotak kado hingga menjualnya di hotel, serta menambah kemampuan memasak. Salah satu produk kuliner terkenal yang dibuat oleh napi Lapas Wirogunan adalah Bakpia Mbah Wiro 378.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Cerita Seorang Muslim Ikut Menyambut Biksu Thudong di Candi Borobudur, Seperti Melihat Kyai Melaksanakan Ibadah Haji liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 4 Juni 2025 oleh

Tags: Lapas IIA Yogyakartalapas tertua di Jogjalapas wirogunanmanasik hajimanasik haji di penjaranarapidana manasik haji
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

103 Napi Lapas Wirogunan Yogyakarta Akhirnya Bisa Menghirup Angin Segar di Perayaan HUT RI ke-80 berkat remisi. MOJOK.CO
Kilas

103 Napi Lapas Wirogunan Akhirnya Bisa Menghirup Udara Segar pada Perayaan HUT RI ke-80 berkat Remisi

17 Agustus 2025
Para napi di Masjid Al-Fajar Lapas Wirogunan mendengar ceramah haji sebelum iduladha. MOJOK.CO
Catatan

Penyesalan Para Napi di Balik Jeruji Besi, Hari-hari Tersiksa dan Merasa Berdosa karena Tak Bisa Kumpul Bareng Keluarga di Momen Berharga

6 Juni 2025
Para napi melakukan manasik haji di lapas wirogunan. MOJOK.CO
Ragam

Sejumlah Napi di Lapas Wirogunan Diambang Hukuman Mati, Berharap Bisa Pergi ke Tanah Suci Jika Bebas dari Jeruji Besi

3 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Olahraga panahan di MLARC Kudus. MOJOK.CO

Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan

23 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.