Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Aktual

Turun ke 30 Kampung Menyelamatkan Generasi Muda Jogja yang Semakin Tak Paham Aksara Jawa

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
21 Februari 2024
A A
jogja darurat aksara jawa.MOJOK.CO

Ilustrasi aksara Jawa (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Saat ini kondisi pemahaman bahasa dan penulisan aksara Jawa di kalangan anak muda Jogja semakin memprihatinkan. Anak muda, semakin meninggalkan bahasa leluhurnya. Padahal, Jogja terkenal sebagai pusat budaya Jawa.

Bahkan, hal itu terjadi di titik-titik terdekat dengan Kraton Jogja. Muhammad Firdaus (40), warga Kalurahan Kadipaten mengakui bahwa sekarang anak muda di kampungnya semakin jauh dengan pengetahuan terkait bahasa dan aksara Jawa.

Padahal, kampungnya satu kecamatan atau kemantren dengan Kraton Jogja. “Bahkan sekarang untuk bicara bahasa Jawa krama inggil saja banyak anak yang belum bisa. Apalagi aksara Jawa,” tuturnya pada Selasa (20/2/2024).

Ia melihat, banyak anak muda yang justru lebih tertarik untuk mempelajari aksara bahasa lain, misalnya Mandarin hingga Arab, ketimbang aksara Jawa. Beda dengan orang seumurannya yang masih punya sedikit pemahaman soal hal tersebut.

“Padahal zaman saya kecil, sudah jadi hal lazim kalau anak-anak bisa fasih berbahasa Jawa krama inggil ke orang tua. Sekarang pada pakai bahasa ngoko (kasar),” ungkapnya.

Firdaus, adalah salah satu perwakilan warga Kalurahan Kadipaten yang hadir dalam agenda Pembukaan Pawiyatan Aksara di Kampung Kota. Agenda yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta ini berlangsung di Pendopo Suryo Putri dan dihadiri oleh elemen warga hingga 10 komunitas yang punya perhatian pada  pelestarian bahasa dan aksara Jawa.

Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta telah melangsungkan Pawiyatan Aksara pada 2022-2023 silam. Namun, di dua tahun tersebut, setiap tahunnya hanya lima kampung yang jadi sasaran kegiatan. Pada 2024 ini, Dinas Kebudayaan akan menggenjot menjadi 30 kampung sekaligus.

Upaya demi melestarikan aksara Jawa di Jogja

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yeti Martanti, mengungkapkan tahun ini menjadi spesial lantaran program menjangkau langsung setiap kampung dalam kegiatannya. Selain itu, sasaran kegiatannya juga tidak hanya pada kalangan remaja hingga dewasa, namun juga anak-anak.

“Jadi setiap kategori usia punya pendekatan yang berbeda-beda. Proses untuk anak-anak harus riang gembira,” terangnya.

pawiyatan aksara jawa.MOJOK.CO
Pembukaan Pawiyatan Aksara Jawa (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Kegiatan ini akan berlangsung dari 20 Februari hingga 5 Maret 2024. Setiap kampung terdapat satu rombongan yang melibatkan sekitar 30 peserta dengan memanfaatkan balai RT/RW, rumah warga, pendopo, hingga masjid. Total, acara ini diestimasi bisa memberi manfaat kepada  900 peserta. Belum termasuk anggota komunitas yang terlibat sebagai narasumber.

Agenda Pawiyatan Aksara menghadirkan narasumber dari 10 komunitas pelestari aksara Jawa yakni Jawacana, Sega Jabung, Banyu Mangsi, Jangkah, Iqra Hanacaraka, Jawara Aksara, Dwijo Aksara, Geng Kobra, Geber Jawa, dan Kluwak. Komunitas ini telah memiliki rekam jejak dalam melestarikan budaya Jawa selama bertahun-tahun.

Baca halaman selanjutnya…

Aksara Jawa seperti candi yang bisa hancur jika tak dijaga

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 21 Februari 2024 oleh

Tags: aksara jawabudaya jawadinas kebudayaanJogja
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Hari ibu adalah perayaan untuk seluruh perempuan. MOJOK.CO

Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya

24 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan MOJOK

Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

21 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.