Sejak hujan seharian penuh mengguyur Waru, Sidoarjo, pada Selasa (24/12/2024), firasat Aziva (25) sudah tidak enak. Pasalnya, hari itu juga, di tengah-tengah bekerja, air masuk ke kantor digital printing tempatnya bekerja. Saat dia dan beberapa rekan kerjanya keluar, mereka hanya saling pandang. Banjir di atas mata kaki menggenangi jalanan.
Motor mogok menerjang banjir Waru Sidoarjo
Per Desember 2024 ini, berarti sudah hampir dua tahun Aziva bekerja di salah satu layanan digital printing di Waru, Sidoarjo. Selama dua tahun tersebut, memang hujan lebat hingga banjir sudah kerap dia hadapi. Namun, tak separah beberapa hari belakangan ini (dalam masa libur Natal 2024).
Aziva indekos di Gayungan, Surabaya. Daerah perbatasan Surabaya-Sidoarjo. Jarak tempuh dari indekosnya ke tempat kerjanya kira-kira 15-20 menitan dalam satuan waktu di Google Maps.
“Waktu pulang dari Waru ke Gayungan, banjirnya sudah se-knalpot motor. Banyak orang yang motornya mogok, akhirnya dituntun. Karena memang sudah parah,” ceritanya kepada Mojok, Kamis (26/12/2024) pagi WIB, melalui sambungan telepon di sela-sela waktu kerjanya.
Sialnya, banjir masih harus dia terjang hingga ke Gayungan. Karena Surabaya juga terdampak banjir lantaran tingginya intensitas hujan di momen libur Natal 2024.
Aziva memang lebih beruntung dari banyak pengendara motor lain. Motornya masih tahan hingga ke indekosnya. Namun, kesialan baru terjadi setelahnya. Knalpot Aziva mengeluarkan asap pekat sesaat sebelum sampai di indekosnya. Setiba di indekosnya, persis di depan gerbang, motor Vario 125-nya mati, dan tak nyala lagi hingga hari ini.
Motor dibongkar, sementara belum gajian
Rabu (25/12/2024) pagi WIB, Aziva membawa motornya ke bengkel. Mumpung tanggal merah dan libur kerja.
“Itu antreannya sudah banyak banget. Ya sama, rata-rata karena Selasa sebelumnya menerjang banjir,” ujar Aziva.
Pihak bengkel meminta Aziva meninggalkan motornya tersebut. Diperkirakan baru bisa tersentuh sore hari. Namun, sampai sore ternyata masih belum tersentuh.
“Hari ini kan aku udah kerja. Jam setengah delapan pas aku ke bengkel, ternyata masih belum jadi. Cuma memang sudah dibongkar total,” tuturnya.
Motor Aziva sebenarnya sudah bermasalah. Kini makin parah gara-gara menerjang banjir dari Waru, Sidoarjo, hingga ke Gayungan, Surabaya, sehingga perlu dibongkar total.
Pihak bengkel sudah menjelaskan apa saja kerusakan yang motor Aziva alami. Aziva hanya mengiyakan opsi perbaikan seperti apa yang harus diambil. Dia tak terlalu paham detil mesin motor. Yang dia tahu, motornya mogok akibat menerjang banjir dan harus dibawa ke bengkel. Setelahnya, dia berharap motornya bisa menyala lagi.
“Estimasi biaya (perbaikan)-nya itu yang agak besar untuk gajiku. Apalagi ini tanggal tua, belum gajian,” keluh perempuan yang bekerja di Waru, Sidoarjo, itu.
Mau menyalahkan hujan, tapi kok hujan itu katanya rahmat dari Tuhan. Tapi gara-gara hujan deras kok jadinya banjir. Aziva malah jadi gemas dengan dirinya sendiri: kenapa, sih, harus ngalami hal-hal sial begini?
Tetap kerja hingga disemprot driver ojol galak
Aziva hanya libur satu hari pada Rabu (25/12/2024). Hari ini, Kamis (26/12/2024), meski tertulis cuti bersama, tapi tidak berlaku bagi tempat kerja Aziva.
Lantaran motor belum jadi, Aziva mau tidak mau harus pakai aplikasi ojek online (ojol) untuk berangkat ke Waru, Sidoarjo.
Sejak pagi tadi, sudah tiga ojol menolak orderannya. Lalu nyantol satu yang menerima.
Awalnya Aziva lega, karena akhirnya ada juga ojol yang nyantol. Namun, ketika si ojol sampai di depan indekosnya dan Aziva bergegas menedekat untuk membonceng, si driver ojol malah menyemprotnya.
“Sudah tahu banjir malah pesan ojol!” Begitu ujar si driver ojol yang coba Aziva tirukan.
“Ya sudah naik!” Lanjut si driver ojol. Aziva hanya melongo sambil kebingungan.
“Lah, kalau nggak mau bawa penumpang, kenapa terima orderan gitu, loh, maksudnya. Aku hanya mbatin gitu,” ungkap Aziva dengan nada kesal.
Saat memasuki Waru, Sidoarjo, pun begitu. Berkali-kali si driver ojol ngedumel saat melewati banjir yang belum surut total. Aziva hanya terdiam. Dalam pikirannya saat itu berisi macam-macam: motor rusak, tanggal tua, dan kenapa Waru begitu rentan banjir tiap diguyur hujan lebat.
Dia lalau membayangkan slow living di pedesaan dataran tinggi seperti Mojokerto. Ah damai sekali pastinya. Sayangnya, itu hanya bayangan semu bagi kelas menengah rentan seperti dirinya. Driver ojol sudah mengantarkan Aziva sampai tujuan. Aziva pun harus kembali bekerja.
Apa solusi Bupati Sidoarjo untuk atasi banjir Waru?
Hujan lebat sejak Selasa (24/12/2024) membuat setidaknya 17 desa di Sidoarjo dilanda banjir. Terbanyak ada di Kecamatan Waru dan Kecamatan Taman yang berbatasan dengan Surabaya.
Plt Bupati Sidoarjo, Subandi, yang meninjau lokasi-lokasi banjir menyoroti meluapnya Kali Buntung.
“Jadi di sepanjang aliran Kali Buntung, mulai dari Taman hingga ujung Waru, ada banyak bangunan liar di kanan dan kiri. Bangunan permanen,” ungkap Subandi seperti Mojok kutip dari Suara Surabaya.
Untuk saat ini, Subandi menggunakan pompa portabel untuk menyedot banjir. Namun, dia memiliki bayangan untuk membereskan masalah-masalah di aliran sungai Sidoarjo agar ke depan sungai-sungai tersebut tidak penuh hingga meluap di musim hujan.
“Kami sudah bekerja sama dengan Balai Besar, untuk 2025 ini jika ada bangunan liar di Kali Buntung, akan kami kembalikan lagi ke kondisi semula. Sehingga alat-alat berat bisa masuk (untuk pengerukan),” jelasnya.
Selain Kali Buntung, Subandi juga menyoroti kondisi sungai lain seperti Kali Cantel dan Kali Deltasari. Keduanya tertutup eceng gondok bahkan sampah. Sehingga perlu dibersihkan agar tidak menyumbat aliran air.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News