Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kotak Suara

PKS Terima Bacaleg Non-Kader, Banyak Juga yang Non-Muslim

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
1 Februari 2023
A A
bacaleg pks

Ilustrasi bacaleg PKS (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku terbuka menerima bakal calon legislatif (bacaleg) dari berbagai latar belakang. Selain menerima bacaleg non-kader, nyatanya selama ini banyak juga, kok, caleg-caleg PKS yang merupakan non-muslim. Bukti PKS makin inklusif?

Baru-baru ini, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS menyebut sangat terbuka menerima bacaleg yang punya latar belakang non-kader partai. Hal ini disampaikan secara langsung oleh Sekretaris DPW PKS Jateng Arifin Mustofa, pekan lalu.

“Kesempatan ini masih dibuka. Ini untuk menunjukkan PKS sebagai partai terbuka. Caleg tidak berasal dari internal partai tetapi juga luar,” kata dia, dikutip dari laman resmi pks.id, Selasa (31/1/2023).

Dalam kesempatan itu, Arifin juga menyampaikan bahwa menyongsong Pemilu 2024, PKS Jateng menarget 18 kursi di DPRD Provinsi, naik 15 persen dari hasil Pemilu 2019. Kenaikan target ini selaras dengan penambahan dapil di Jateng, dari 13 menjadi 15.

“Kami berupaya mencapai target, yakni 18 kursi di DPRD Provinsi,” kata Arifin Mustofa, dikutip Selasa (31/1/2023).

Guna merealisasikan target itu, kata Arifin, pihaknya akan terbuka menerima pendaftar bacaleg PKS dari beragam latar belakang. Selain, non-kader, ia juga mengaku bahwa beberapa pendaftar juga non-muslim.

Misalnya, beberapa waktu lalu di Magelang ada tokoh perempuan yang mendaftar untuk diusung jadi bakal calon legislatif. Tokoh ini tidak berjilbab, dan kata Arifin, PKS tidak mempermasalahkan sebab jilbab sebagai pilihan pribadi.

“Kami membuktikan bahwa PKS milik publik atau masyarakat,” kata dia.

Klaim junjung pluralitas

Inklusivitas dan pluralitas dalam tubuh PKS memang sejatinya bukan barang baru. Eks Ketua Dewan Syuro PKS Hilmi Aminuddin (2003-2015), bahkan pernah menegaskan bahwa inklusivitas dan pluralitas adalah nafas PKS, yang dibangun sebagai bagian dari konsekuensi pelaksanaan ajaran Islam.

Ia mengakui, memang sebelumnya PKS bersikap eksklusif, karena parpol baru sedang membentuk identitas diri. Dalam pembentukan identitas diri, kata Hilmi, dibutuhkan proteksi. Namun, setelah kader tersebar, PKS mulai membuka diri pada yang lain.

Menurut Hilmi, sikap inklusif dan plural PKS sebenarnya telah dideklarasikan sejak Mukernas PKS di Bali tahun 2008 lalu. Adapun, hubungan PKS dengan etnis atau agama di luar Islam, kata Hilmi, telah dimulai sejak PKS bernama Partai Keadilan.

“Ketika kita menawarkan ke non-muslim kita tidak menawarkan Islam, tapi menawarkan kebersamaan,” ujar Hilmi kala itu.

Tahun lalu, PKS secara terbuka juga menyatakan membuka kesempatan bagi masyarakat non-muslim yang ingin menjadi calon legislatif dari partai tersebut untuk Pemilu 2024. Khususnya, untuk wilayah-wilayah yang mayoritas penduduknya non-muslim, seperti Indonesia Timur.

Pernah ada pendeta jadi caleg PKS

Bukti lain dari sikap terbuka PKS adalah pada Pemilu 2014 lalu ternyata ada beberapa caleg yang berlatarbelakang pendeta. Ini sebagian besar terdapat di dapil-dapil Indonesia Timur.

Iklan

Sebagaimana disebutkan eks Sekretariat Jendral PKS saat itu, Taufik Ridho (2013-2016), para calon anggota dewan ini bertarung di dapil Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Papua.

Kata Ridho, pencalonan ini memang sesuai kebutuhan partai. Adapun, para pendeta di Sulawesi menjadi caleg untuk DPRD provinsi atau kabupaten/kota setempat. Sementara di Papua, caleg non-muslim bertarung untuk kursi DPR.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Amanatia Junda

BACA JUGA Kita Punya Dua Pilihan, Memandang PKS Secara Objektif atau Menjadi Eko Kuntadhi

Terakhir diperbarui pada 1 Februari 2023 oleh

Tags: BacaleginklusifkaderPemilu 2024PKS
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, KKN Undip.MOJOK.CO
Kampus

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, Semua Urusan Jadi Mudah Meski Suasana Bikin Tak Betah

14 Juli 2024
Komeng: Olok-Olok Rakyat Biasa untuk Menertawakan Politik MOJOK.CO
Esai

Komeng Adalah Bentuk Olok-Olok Paling Menohok yang Mewakili Lapisan Masyarakat Biasa untuk Menertawakan Politik

19 Februari 2024
bayi prabowo gibran di sumatera selatan.MOJOK.CO
Ragam

Kisah Bidan yang Membantu Persalinan Bayi Bernama Prabowo Gibran di Sumatera Selatan

16 Februari 2024
Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul 15.00 MOJOK.CO
Aktual

Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul Tiga Sore

14 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Alumnus ITB resign kerja di Jakarta dan buka usaha sendiri di Bandung. MOJOK.CO

Alumnus ITB Rela Tinggalkan Gaji Puluhan Juta di Jakarta demi Buka Lapangan Kerja dan Gaungkan Isu Lingkungan

12 Desember 2025
bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025

Video Terbaru

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.