Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kotak Suara

Ketahui 5 Macam Korupsi Politik, dari Penyuapan sampai Perdagangan Pengaruh

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
17 Maret 2023
A A
bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Ilustrasi - Koruptor (Mojok.co/Ega Fansuri).

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia, Indonesia dihadapkan pada satu persoalan serius: korupsi. Praktik itu ada banyak ragamnya. Namun, menurut mantan Hakim Agung RI, mendiang Artidjo Alkostar, “korupsi politik adalah yang paling berbahaya”.

Ia mendefinisikan “korupsi politik” sebagai tindakan korupsi yang terjadi ketika pembuat keputusan politik (stakeholder) menggunakan kekuasaan politik mereka untuk mempertahankan kekuasaan, status, dan kekayaan mereka.

Lebih lanjut, kata Artidjo, korupsi politik adalah pelanggaran atas hak asasi rakyat, yang level bahayanya bisa lebih dahsyat ketimbang korupsi biasa. Jika “korupsi biasa” punya implikasi merugikan satu dua pihak, korupsi politik daya destruktifnya lebih besar. Ia bisa menghancurkan satu generasi, atau malah satu negara.

Misalkan, ada seorang anggota dewan berkat politik uang (money politic). Akibat terpilihnya wakil rakyat secara korup, produk undang-undang yang dihasilkannya pun tidak berkualitas atau hanya untuk mengisi kantung sendiri, balik modal, atau malah kongkalikong, alih-alih demi kesejahteraan rakyat.

5 Jenis Korupsi Politik

Laman Pusat Edukasi Antikorupsi, yang dikelola kpk.go.id, menjelaskan setidaknya ada lima jenis korupsi politik yang perlu diketahui. Jenis-jenis ini memiliki cara dan modus yang beragam. Apa saja itu?

#1 Penyuapan

Dalam politik, penyuapan biasanya tidak hanya bermotif memperkaya diri sendiri, tetapi juga untuk berkuasa atau mempertahankan pengaruhnya dalam tatanan birokrasi publik.

Jika kembali berhasil berkuasa, maka pelaku akan mengatur undang-undang, peraturan, dan kebijakan yang dihasilkan agar berpihak kepada kepentingan ekonomi dirinya semata.

Penyuapan dalam politik, misalnya, terjadi ketika seorang politisi menyuap lembaga penyelenggara pemilu untuk memenangkan dirinya dalam pilkada atau pemilu. Kongkalikong antara politisi dan lembaga penyelenggara pemilu ini adalah bentuk korupsi dalam sektor politik.

#2 Jual-beli suara

Salah satu kasus korupsi politik yang sering terjadi—terutama mendekati pemilu—adalah jual beli suara saat pemilihan.

Di Indonesia, salah satu jenis praktik jual-beli suara yang umum adalah “serangan fajar”. Ia merupakan istilah yang digunakan untuk praktik bagi-bagi uang caleg kepada warga di pagi hari sebelum pencoblosan. Tindakan ini dilakukan untuk memengaruhi keputusan warga dalam memilih.

Selain itu, modus jual-beli suara lainnya, seperti dipaparkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), adalah dengan memanfaatkan sisa surat suara tak terpakai di TPS untuk dicoblos oleh oknum Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan diberikan kepada kubu yang memesan.

Sebagai informasi, menurut penelitian Burhanuddin dkk. (2019) Indonesia merupakan negara terbesar ketiga yang mempraktikkan jual-beli suara ini. Pada Pemilu 2019 lalu, money politic dalam bentuk jual-beli suara dilakukan oleh 19,4 persen hingga 30,1 persen pemilih di Indonesia.

#3 Pembiayaan kampanye

Korupsi politik yang berikut ini masih menjadi perdebatan apakah masuk pelanggaran pidana atau sekadar dukungan politik semata. Namun, sebagaimana mengutip penulis buku Pemberian, Marcell Mauss, “tidak ada makan siang gratis”.

Misalnya, pendanaan kampanye oleh pengusaha kepada seorang caleg biasanya ada “motif lain di meja makan”. Meski, biasanya tak ada transaksi secara tertulis, pasti ada utang budi yang harus dibayar caleg kepada pendonor.

Iklan

Salah satu bentuk “pelunasan utangnya”, bisa jadi adalah pengaturan kebijakan yang menguntungkan pengusaha atau manipulasi pemenangan tender pengadaan barang dan jasa.  Dengan demikian, hal ini pada akhirnya akan memunculkan konflik kepentingan yang menjadi salah satu penyebab korupsi.

#4 Nepotisme/Patronase

Kalau yang satu ini, jadi terminologi yang akrab selama era Orde Baru-nya Suharto: nepotisme. Tapi jangan salah, setelah Suharto lengser pun, praktik ini malah menjamur di daerah-daerah. Ironis, bukan?

Nepotisme adalah pemberian perlakuan istimewa kepada keluarga atau kerabat (patronase) dalam kekuasaan politik tertentu, baik di legislatif, eksekutif, maupun yudikatif.

Kondisi ini banyak terjadi pada tubuh partai politik, ketika para petinggi partai diisi oleh keluarga pemimpin partai. Bahasa kekiniannya: dinasti politik.

Nepotisme tidak memperhitungkan jenjang karier politik, prestasi, atau kapabilitas sebagai penentu posisi. Selama dia keluarga atau kerabat, maka bisa diangkat jadi pemimpin atau dimajukan jadi calon kepala daerah. Praktik ini juga dilakukan untuk melanggengkan dinasti politik di tubuh partai atau kekuasaan.

#5 Perdagangan Pengaruh

Perdagangan pengaruh atau dalam bahasa politiknya Trading of Influence, terjadi saat pejabat publik menawarkan diri atau menerima permintaan pihak lain untuk menggunakan pengaruh politik dan jabatannya, agar mengintervensi keputusan tertentu.

Trading of Influence telah disahkan dalam Konvensi PBB Melawan Korupsi (UNCAC) pada Oktober 2003 dan diratifikasi oleh Indonesia.

Dalam penyelidikannya, korupsi jenis ini sulit ditelurusi karena beda-beda tipis dengan proses lobi yang memang dihalalkan dalam politik. Namun ada kata kunci untuk membedakan perdagangan pengaruh dengan proses lobi: “transaksi keuntungan”.

Pendeknya, jika sudah ada transaksi dengan keuntungan yang spesifik, maka korupsi boleh dibilang telah terjadi.

Contohnya, seorang pengusaha memberikan sejumlah besar uang kepada tokoh terkemuka Partai A untuk membantu memuluskan rencananya. Pengusaha ini yakin tokoh tersebut bisa mempengaruhi pembuatan kebijakan karena para anggota dewan yang duduk di parlemen adalah kader partainya.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Amanatia Junda

BACA JUGA Anak Siapa Menjabat Apa, Memetakan Dinasti Politik di Indonesia

Terakhir diperbarui pada 17 Maret 2023 oleh

Tags: Artidjo Alkostarkorupsi politiknepotismepatronasePemilu 2024perdagangan pengaruhpolitik uangserangan fajar
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO
Ragam

Budaya Korupsi di Indonesia Mengakar karena Warga “Belajar” dari Pemerintahnya

16 September 2025
Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, KKN Undip.MOJOK.CO
Kampus

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, Semua Urusan Jadi Mudah Meski Suasana Bikin Tak Betah

14 Juli 2024
Komeng: Olok-Olok Rakyat Biasa untuk Menertawakan Politik MOJOK.CO
Esai

Komeng Adalah Bentuk Olok-Olok Paling Menohok yang Mewakili Lapisan Masyarakat Biasa untuk Menertawakan Politik

19 Februari 2024
bayi prabowo gibran di sumatera selatan.MOJOK.CO
Ragam

Kisah Bidan yang Membantu Persalinan Bayi Bernama Prabowo Gibran di Sumatera Selatan

16 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan Mojok.co

Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

21 Desember 2025
borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.