Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kotak Suara

Ini Sebab Perempuan Muda Tak Percaya Diri Buat Terjun ke Politik

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
15 April 2023
A A
perempuan politik mojok.co

Ilustrasi perempuan ngga pede (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Menurut survei Yayasan Plan, banyak perempuan muda yang tidak percaya diri untuk terjun ke dunia politik. Ada beberapa penyebab, termasuk faktor budaya masyarakat hingga hambatan sistemik.

Secara hukum, Indonesia sendiri, sebenarnya sudah melakukan affirmative action untuk mendorong keterlibatan perempuan di arena politik.

Misalnya, melalu Perppu No. 1 Tahun 2022 tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Peraturan tersebut mensyaratkan partai politik untuk bisa mengikuti pemilu adalah dengan menyertakan paling sedikit 30 persen keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politik di tingkat pusat.

Alhasil, meski belum bisa mencapai target representasi 30 persen di parlemen, ada peningkatan kursi perempuan dalam lima tahun terakhir—dari 18 persen ke 21 persen.

Sayangnya, menurut laporan berjudul “State of the World Girls Report” (SOTWG) milik Yayasan Plan pada akhir tahun 2022 lalu, masih banyak perempuan yang tidak percaya diri jika harus mencalonkan diri ke pemilu. Gejala ini terjadi baik secara global, maupun secara khusus di Indonesia.

Melek isu, tapi tak pede ikut elektoral

Survei yang Yayasan Plan lakukan tersebut melibatkan sedikitnya 29 ribu remaja perempuan dari 29 negara, termasuk di antaranya 1.000 perempuan asal Indonesia. Mereka, rata-rata berumur 15-24 tahun, yang berdomisili di Jawa hingga Papua dan berasal dari latar belakang etnis dan agama yang beragam.

Menurut temuan survei itu, sebanyak 51 persen perempuan muda Indonesia merasa tidak percaya diri untuk ikut dalam politik elektoral maupun mengikuti debat di TV tentang isu sosial, politik, dan ekonomi.

Namun, lanjut survei tersebut, bukan berarti perempuan tidak melek ataupun tak berani bersuara soal isu-isu politik.

Buktinya, laporan ini juga memaparkan bahwa sebanyak 57 persen responden di Indonesia mengaku percaya diri dalam membagikan konten online sebagai sikap atas suatu masalah.

Sementara 47 persen lainnya bahkan percaya diri dalam membentuk sebuah kelompok untuk mencapai perubahan atas suatu masalah.

Faktor yang bikin tak pede

Ada berbagai faktor mengapa perempuan muda di Indonesia tak percaya diri terjun ke politik elektoral. Menurut Dosen Filsafat Universitas Indonesia, Ikhaputri Widiantini, budaya patriarki jadi penghambat utama. Itu mengapa pada akhirnya perempuan tak pede jika harus ikut pemilu.

Kata dia, budaya patriarki pada gilirannya membentuk pandangan misoginis masyarakat. Akhirnya, melihat perempuan bukan dari pencapaian atau kompetensinya, tapi lebih banyak karena parasnya (objektivikasi).

“Begitu perempuan muncul, yang dilihat adalah ‘wow perempuan, ada politisi yang cantik!’ Jadi orang nggak dilihat politisi yang bicara apa, tapi politisi yang cantik, pakaian yang menarik. Jadi orang diarahkan melihat pakaiannya,” kata Ikha, dalam diskusi bertajuk “Partisipasi Kaum Muda dan Perempuan dalam Politik” yang tayang di Youtube Jurnal Perempuan, dikutip Senin (10/4/2023).

Melalui acara kolaborasi Yayasan Plan dengan Jurnal Perempuan tersebut, Ikha juga menambahkan faktor tambahan tambahan lainnya adalah dengan masih adanya nilai-nilai dalam masyarakat yang masih kurang menerima perempuan sebagai sosok pemimpin.

Iklan

Sebagai gambaran, dalam survei Yayasan Plan, hanya 20 responden Indonesia yang percaya bahwa perempuan akan diterima di komunitas mereka jika menjadi pemimpin nasional setingkat menteri dan presiden, dibandingkan dengan 49 persen secara global.

“Itu artinya, persepsi atas penerimaan masyarakat terhadap perempuan sebagai pemimpin politik di Indonesia tak sampai setengah dari rata-rata global,” jelasnya, menambahkan.

Mendapat hambatan secara sistemik

Selain masalah budaya, masalah sistem juga menghambat keterlibatan perempuan dalam pemilu, sehingga menimbulkan ketidakpercayaan diri mereka.

Melalui survei tersebut, ada temuan bahwa 9 dari 10 perempuan muda mengaku mendapati berbagai hambatan dan tantangan ketika berpartisipasi dalam politik.

Misalnya, terkait banyak politisi yang cenderung tidak mendengarkan anak perempuan dan remaja perempuan, atau para politisi tidak membicarakan isu-isu yang berpengaruh terhadap perempuan. Serta persepsi perempuan muda yang merasa tidak cukup memahami isu-isu politik. Sehingga banyak partai politik yang memberikan posisi-posisi strategis pada laki-laki.

Meski menghadapi sejumlah hambatan, 9 dari 10 perempuan muda Indonesia itu tetap percaya bahwa partisipasi di dunia politik itu penting. Alasannya, kata sebagian besar responden, perempuan bisa lebih menekankan pada keadilan sosial, pendidikan dan kesehatan dalam keputusan politik.

Partisipasi perempuan muda juga penting. Lantaran bisa memperbaiki situasi perempuan muda di masyarakat, di samping juga untuk membuat ruang politik yang lebih inklusif dan representatif.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Ini Parpol dan Capres Pilihan Perempuan, ke Manakah Suara Mereka Diberikan?

Terakhir diperbarui pada 15 April 2023 oleh

Tags: Pemilu 2024perempuanperempuan mudaperempuan politikpolitisi perempuan
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, KKN Undip.MOJOK.CO
Kampus

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, Semua Urusan Jadi Mudah Meski Suasana Bikin Tak Betah

14 Juli 2024
Komeng: Olok-Olok Rakyat Biasa untuk Menertawakan Politik MOJOK.CO
Esai

Komeng Adalah Bentuk Olok-Olok Paling Menohok yang Mewakili Lapisan Masyarakat Biasa untuk Menertawakan Politik

19 Februari 2024
bayi prabowo gibran di sumatera selatan.MOJOK.CO
Ragam

Kisah Bidan yang Membantu Persalinan Bayi Bernama Prabowo Gibran di Sumatera Selatan

16 Februari 2024
Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul 15.00 MOJOK.CO
Aktual

Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul Tiga Sore

14 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.