Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kotak Suara

Bagi Anak Muda, Golput Itu Pilihan dan Keniscayaan dalam Demokrasi

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
3 Juni 2023
A A
anak muda golput mojok.co

Obed Kresna saat berorasi di “Sarasehan Bijak Memilih Yogyakarta” di Fisipol UGM (Ahmad Effendi/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Aktivis anak muda Obed Kresna menyebut bahwa keputusan anak muda untuk tidak memilih alias golput dalam pemilu, termasuk pilihan yang sah. Eks Presiden BEM UGM itu juga mengatakan bahwa dalam sistem demokrasi, golput telah menjadi sebuah keniscayaan.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam orasinya di acara “Sarasehan Bijak Memilih Yogyakarta” di Fisipol UGM, Rabu (31/5/2023).

Ditemui Mojok di sela-sela acara, Obed menegaskan bahwa negara harusnya tidak boleh memaksakan kehendak pemilih untuk memberikan suara mereka dalam Pemilu.

“Memilih itu kan hak, bukan kewajiban. Jadi menurutku, keputusan untuk golput khsususnya bagi anak muda adalah sesuatu yang sah dan harus diterima,” kata Obed.

Ia melanjutkan, golput sendiri merupakan hal yang harus disikapi secara kritis. Dalam artian, jika angka golput di suatu negara tinggi, maka peningkatan partisipasi jangan hanya dibebankan pada pemilih.

Para elite, kata dia, juga wajib berbenah diri agar pemilih pada akhirnya mau memberikan suara pada mereka. Hal ini tak terlepas juga dari sejarah gerakan golput itu sendiri, yang berangkat dari gagasan kekecewaan warga negara atas sistem politik elektoral yang amburadul.

“Bisa jadi biang golput itu ya memang karena sistem politiknya buruk, tak ada politisi yang kompeten buat dipilih. Jadi kenapa warga yang disalahkan karena tidak mau memilih?” lanjutnya.

Tidak ada opsi untuk dipilih

Menurut Obed, salah satu alasan anak muda memilih golput adalah rasa muak. Bagi dia, yang sudah melewati dua kali pilpres di 2014 dan 2019, publik sudah begitu banyak disuguhi drama politik sepanjang pemilu.

Mulai dari gontok-gontokkan kandidat yang berujung perpecahan. Hingga plot twist elite yang awalnya gontok-gontokkan tadi bergabung menjadi satu kubu.

“Kalau sudah begitu, kita jadi paham kalau dalam politik semua aktor yang bertarung itu sama saja,” kata Obed.

“Anak muda yang awalnya aware untuk memilih, pada akhirnya jadi skeptis karena politisi tidak benar-benar mewakilkan ideologi, aspirasi, ataupun keberpihakan kepada warga, melainkan hanya kepentingan mereka sendiri,” sambungnya.

Selain muak, faktor lain yang bikin anak muda memilih golput adalah rasa kecewa pada pilihan mereka.

Menurut Obed, bisa jadi orang-orang yang golput itu awalnya adalah pemilih di pemilu sebelumnya.  Namun, karena merasa kecewa dengan pilihannya, ia memutuskan golput di pemilu berikutnya.

“Bahasanya itu ‘kapusan’, merasa ditipu oleh janji-janji politisi yang ia pilih sebelumnya,” kata pembawa acara di PARES.id ini.

Iklan

Tidak ada lesser-evil

Ia juga menegaskan, bahwa dirinya menolak narasi lesser-evil alias “menghindari yang terburuk dari yang buruk”.

Justifikasi lesser-evil oleh negara, bagi Obed, malah semakin menunjukkan bahwa warga memang benar-benar tak punya opsi yang baik untuk dipilih.

“Kalau dua-duanya buruk, ini makin menegaskan bahwa ‘buat apa dipilih?, toh, mereka dua-duanya buruk’ kan,” kata Obed.

“Bagiku tidak ada itu yang namanya lesser-evil, karena kalau dia itu ‘evil’, ngapain juga kita pilih,” tegasnya.

Obed pun juga menyayangkan narasi-narasi yang digaungkan pemerintah dalam meng-counter gerakan golput. Misalnya, upaya negara yang sampai mengharamkan golput via putusan fatwa haram Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Itu langkah yang tidak perlu, karena bagaimana pun, golput itu pilihan yang sah dalam pemilu dan sebuah keniscayaan dalam demokrasi,” pungkasnya.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Jokowi Akan Cawe-Cawe di Pemilu 2024: Kontroversi, tapi Memang Dianggap Perlu

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 3 Juni 2023 oleh

Tags: anak mudaanak muda golputgolputPemilu 2024
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

anak muda.MOJOK.CO
Mendalam

Anak Muda Tidak Lemah, Masa Depan yang Tak Terlalu Ramah

20 November 2025
The Grovvs, band indie asal Magelang. MOJOK.CO
Seni

The Grovvs: Band Indie Asal Magelang yang Ingin Jadi Teman “Tumbuh” di Tengah Keresahan Anak Muda

22 Agustus 2025
Benarkah Freelance Lebih Menjanjikan Buat Gen Z dan Milenial di 2025?.MOJOK.CO
Ragam

Benarkah Freelance Lebih Menjanjikan Buat Gen Z dan Milenial di 2025?

16 Januari 2025
Mentorship Club: Jalan Keluar Bagi Kalian yang Lagi Bingung Cari Solusi Masalah Karier.MOJOK.CO
Pendidikan

Mentorship Club: Jalan Keluar Bagi Kalian yang Lagi Bingung Cari Solusi Masalah Karier

23 September 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.