Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kotak Suara

Apa sih Solusi Buat Climate Change Denial? Ini Kata Dyah Roro Esti

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
4 Mei 2023
A A
dyah roro esti mojok.co

Ilustrasi Dyah Roro Esti (Ega Fanshuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Politikus muda Partai Golkar, Dyah Roro Esti, menyebut perlu ada pembahasaan secara khusus untuk menyampaikan fenomena perubahan iklim ke masyarakat umum. Hal ini mengingat masih banyak masyarakat yang kurang begitu percaya pada fenomena tersebut.

Perempuan 31 tahun ini menyampaikan, masih ada beberapa masalah dalam masyarakat yang membuat edukasi terkait perubahan iklim sedikit terhambat.

Salah satunya terkait climate change denial, atau situasi ketidakpercayaan mengenai fenomena perubahan iklim. Menurut Dyah Roro Esti, ada beberapa faktor yang bikin seseorang menjadi climate change denial.

Faktor pertama adalah tingkat pendidikan. Semakin rendah tingkat pendidikan seseorang, kata Dyah Roro, kemungkinan ketidakpercayaan mereka akan perubahan iklim akan makin rendah pula.

“Hal ini mengingat perubahan iklim adalah masalah yang sering dibicarakan kelas menengah, meski implikasinya lebih banyak dirasakan masyarakat bawah,” kata Dyah Roro, dalam pemaparannya di diskusi bertajuk “Posisi dan Rasionalitas Partai Politik dalam RUU Energi Baru dan Terbarukan” yang diselenggarakan DPP UGM, Rabu (3/5/2023).

Selain itu, anggota Komis VII DPR ini melanjutkan, masalah usia juga memengaruhi tingkat kepercayaan seseroang terhadap perubahan iklim. Makin tua usia seseroang, makin besar kemungkinan mereka menjadi climate change denial.

“Ini juga wajar karena perubahan iklim adalah isu yang banyak dibahas, dan disukai, oleh kalangan Gen Z atau anak-anak muda,” sambungnya.

Kendati demikian, ia menambahkan bahwa tak menutup kemungkinan juga anak-anak muda ada yang tidak percaya dengan perubahan iklim.

Misalnya, bagi mereka yang bergelut di industri pertambangan seperti batubara dan energi fosil lainnnya.

“Jadi, beda masyarakat, beda juga cara kita membahasakan fenomena ini kepada mereka,” jelas co-founder Indonesian Energy and Environmental Institute (IE2I) ini.

Cara ‘membahasakan’ ke masyarakat awam

Sementara terkait metode untuk mengedukasi masyarakat awam—khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah—terkait perubahan iklim, Dyah Roro Esti menyebut ada dua cara yang sejauh ini sudah berjalan.

Cara pertama adalah pendekatan personal. Ini lantaran masih banyak masyarakat awam yang tak terlalu peka terhadap dampak perubahan iklim, meski sebenarnya implikasinya sudah mereka rasakan.

“Misalnya, ketika kita memasang PJTS (penerangan jalan tenaga surya) pengganti lampu jalan berbahan batu bara, masyarakat tak ambil pusing darimana sumber energi ini. Yang mereka tahu jalanan terang dan mereka bisa bekerja,” ujarnya.

Padahal, menurut Dyah Roro, dampak perubahan iklim seringkali mengganggu produktivitas kerja mereka. Misalnya saja, suhu udara yang makin panas di siang hari bakal sangat memengaruhi produktivitas masyarakat yang bekerja di luar ruangan.

Iklan

Bahkan, secara makro perubahan iklim telah bikin konsumsi rumah tangga menurun. Dyah Roro memproyeksikan bahwa akibat perubahan iklim, pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia bakal menurun 16,7 hingga 30,2 persen dalam beberapa waktu ke depan.

“Maka, kita perlu bicara secara personal dengan masyarakat terkait dampak-dampak ini, dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti agar esensinya sampai,” lanjutnya.

Sedangkan metode kedua adalah dengan menggandeng influencer. Metode ini paling sering dilakukan, bahkan negara-negara lain juga sudah banyak yang menerapkannya.

Kata Dyah Roro, alasan mengapa influencer dipakai karena mereka cenderung lebih didengarkan ketimbang politisi atau pengambil kebijakan.

Popularitas mereka, di sisi lain, juga akan lebih mudah meningkatkan keterjangkauan kampanye perubahan iklim di masyarakat. Terlebih, pengaruh influencer juga melintasi batas usia, yang artinya baik golongan tua ataupun muda bisa jadi akan ikut terpengaruh.

“Jadi tantangannya, bagaimana cara kita merangkul mereka, para influencer ini, agar mampu menyampaikan masalah nyata ini. Sementara para pengambil kebijakan ahrus memikirkan solusi jangka panjang,” tandasnya.

Reporter: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Meski Ada yang Ngenyek, Prabowo Mengaku Tidak Kapok Nyapres dan tulisan menarik lainnya di Kanal Pemilu.

Terakhir diperbarui pada 4 Mei 2023 oleh

Tags: dyah roro estiPartai Golkarperubahan iklim
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Pabrik Semen, Pracimantoro, Wonogiri.MOJOK.CO
Ragam

Pabrik Semen Mengancam Wonogiri, Bisa Hancurkan Sumber Air dan Bentang Karst

23 Januari 2025
golkar pan prabowo mojok.co
Kotak Suara

Golkar-PAN-PKB Dukung Prabowo, Benarkah karena Hilang Kepercayaan terhadap Ganjar?

15 Agustus 2023
penurunan suara partai golkar mojok.co
Podium

Melihat 5 Babak Penurunan Suara Golkar dalam Pemilu, 2024 Bakal Anjlok Lagi?

4 Agustus 2023
kudeta golkar mojok.co
Kotak Suara

Golkar Sering Banget ‘Kudeta’ Ketum, Kira-kira Apa ya Penyebabnya?

3 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.