Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Konter

Biaya Layanan QRIS 0,3% Bikin Kita Tahu Sifat Absurd Orang Indonesia

Isidorus Rio Turangga Budi Satria oleh Isidorus Rio Turangga Budi Satria
8 Juli 2023
A A
Biaya Layanan QRIS 0,3% Bikin Kita Tahu Sifat Absurd Orang Indonesia MOJOK.CO

Ilustrasi Biaya Layanan QRIS 0,3% Bikin Kita Tahu Sifat Absurd Orang Indonesia. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Berkat rame-rame biaya layanan QRIS ini, kini kita tahu sifat asli orang Indonesia kayak gimana. Ngehek dan cenderungnya bebal, sih.

Saya mulai percaya, utamanya sejak kuliah di jurusan HI (Hubungan Internasional), negara berkembang akan sulit naik kelas. Apalagi kalau mau menjadi negara maju tapi mental rakyatnya memang masih belum siap. Dan, di konteks Indonesia, entah kenapa, ini tuh kerasa banget hahaha!

Semua dimulai dari keputusan Bank Indonesia (BI) memberlakukan biaya layanan QRIS sebesar 0,3%. Aturan ini mulai berlaku sejak seminggu lalu, tepatnya 1 Juli 2023. Sebelumnya, setidaknya hingga 30 Juni 2023, tarif QRIS di penyedia jasa pembayaran memang gratis alias 0%. Tapi siapa sangka, kenaikan 0,3% ini direspons warga Indonesia dengan cara yang… bikin malu. 

Saya rangkum beberapa komentar absurd khas netizen lokal terkait keputusan BI ini:

  1. “Pemerintah yang nggak pernah suka sama gratisan.”
  2. “Oh ini yang ngebet digitalisasi ujung2nya nyari pemasukan???”
  3. “Merugikan pedagang atuh pak…mending ga ush pake QRIS…”

Adalah mustahil kalau QRIS selamanya gratis

Entah kenapa, membaca komentar miring terkait keputusan BI ini bikin saya skeptis. Terutama sama gembar-gembor Indonesia Emas 2045. Ini padahal cuma 0,3%, bayangin kalau 1%, apa nggak digeruduk itu kantor BI?

Netizen Indonesia ini memang kadang terlalu reaktif. Sudah begitu cenderung tidak mau melihat dengan perspektif yang berbeda. QRIS, seperti halnya inovasi teknologi, butuh yang namanya server hingga maintenance. 

Ia satu gerbang pembayaran yang memungkinkan kita membayar dari berbagai macam jenis dompet digital dari DANA, ShopeePay, dan masih banyak lagi. Mustahil yang namanya teknologi akan selamanya gratis. Ini bukan omong kosong, tapi keniscayaan. Kan orang-orang engineer yang ada di balik layar butuh uang makan juga, pak/bu. 

Itu baru alasan pertama kenapa QRIS memang sudah selayaknya ada biaya layanan. Alasan berikutnya tentu saja memahami lebih dalam poin pentingnya; BI melarang pembebanan biaya layanan ini dikenakan ke konsumen. 

Potongan yang seharusnya tidak memberatkan

Jadi, BI mewajibkan kepada pedagang untuk menanggung biaya 0,3% dari nilai transaksi ini. Dan saya, meski bukan pedagang besar, dibebankan biaya nggak sampai 0,5% mah enteng banget atuh. 

Kami, kaum pedagang yang born and raised di iklim marketplace dengan potongan fee di angka 8,5% hingga 9%. Kalau cuma 0,3%, buat sekelas pedagang warteg yang sehari bisa melayani ratusan piring, tentu saja bukan masalah besar. Ibaratnya mah kalau dipukul pun, pukulannya nggak kerasa karena cuma 0,3%.

Dan dari sisi layanan, QRIS menurut saja, merupakan produk yang jauh dari berita negatif. Kamu bisa menyebutnya punya tone yang positif di kalangan penggunanya. Sejak mulai aktif dipakai pada pertengahan 2019, bahkan QRIS kena biaya layanan 0,7%. Dan, karena relaksasi ekonomi pada masa Covid-19, biaya ini dipukul ke angka 0% alias gratis. Kala itu, semua baik-baik saja. Lalu, kenapa pas merangkak naik ke 0,3% jadi rame dan reaktif lagi, sih?

QRIS itu bagus dan kita seharusnya bangga

Kita harus ada di satu titik pemikiran bahwa di dunia ini memang tidak ada yang benar-benar gratis, apalagi berkaitan dengan layanan. Yang namanya melayani, tentu saja ada fee-nya. Mustahil nggak ada. 

Apalagi teknologi, bukan sesuatu yang dibangun dan selesai dalam satu atau dua malam saja. Ia butuh ratusan bahkan ribuan malam untuk jadi sebuah produk yang matang dan siap pakai. Belum soal sosialisasi, hingga implementasi utuh ke sistem. QRIS have come from a very long way untuk ada di titik ini dan kita seharusnya bangga karena produk layanan mereka itu oke.

Tapi, ada satu yang layak kita syukuri dari rame-rame biaya layanan QRIS ini. Kini, kita tahu sifat asli orang Indonesia kayak gimana. Terbiasa disubsidi pemerintah di berbagai lini, banyak dari kita jadi individu yang nggak mau keluar uang untuk sesuatu yang sifatnya memang harus bayar. 

Iklan

Jadilah warga yang baik sebelum menuntut negara

Konon, kita perlu memahami diri kita sendiri, sebelum bisa mengevaluasi untuk jadi lebih baik. Jadi, sebelum menuntut negara ini jadi makin baik, pertama-tama, kita harus jadi warga yang baik dulu. Banyak hal di negara ini memang nggak ideal, tapi seenggaknya, kita jangan ikut-ikutan jadi warga yang nggak ideal pula.

Jadi bro/sis, pahamilah kalau 0,3% itu kecil banget. Kalian beli es kopi susu Rp15 ribuan pun, 0,3%-nya bahkan cuma Rp45 perak. Nggak berasa sama sekali dan nggak dibebankan ke konsumen. Pedagang pun saya rasa juga nggak akan terdorong untuk menaikkan harga barang hanya untuk menutup fee 0,3% ini. Selain potongannya yang nggak berasa, dari sisi seller juga harusnya males sih menaikkan harga yang mana justru berpotensi backstabbing karena akan bikin konsumen kabur.

Jadi, sampai sini sudah paham atau masih mau rewel lagi khas kelas menengah ngehek? Kalau masih ribet, kalian mending nyetok uang cash, deh.

Penulis: Isidorus Rio

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA QRIS Adalah Game Changer dan Masa Depan Ekonomi Digital Indonesia dan analisis menarik lainnya di rubrik KONTER.

Terakhir diperbarui pada 8 Juli 2023 oleh

Tags: biaya QRIScara membayar pakai QRISpotongan QRISQRIS
Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Dulu nulis bola. Sekarang nulis tekno.

Artikel Terkait

Derita Pakai QRIS: Minimal Order Gak Ngotak Bikin Sengsara MOJOK.CO
Esai

Pengalaman Buruk ketika Memakai QRIS: Jadi Boros karena Minimal Order yang Nggak Masuk Akal dari Pemilik Minimarket

11 November 2025
Drama tiap bayar pakai QRIS di m-Banking MOJOK.CO
Ragam

Drama dan Keribetan Hidup Tiap Bayar Pakai QRIS, Bikin Panik dan Malu-maluin Diri Sendiri

21 Oktober 2025
4 Aturan Tidak Tertulis Saat Bayar Pakai QRIS, Perhatikan agar Kalian Nggak Jadi Musuh Bersama Mojok.co
Ekonomi

4 Aturan Tidak Tertulis Saat Bayar Pakai QRIS, Patuhi supaya Kalian Nggak Jadi Musuh Bersama

13 Oktober 2025
Bayar Pakai QRIS di Pom Bensin Adalah Dosa Terbesar Pengendara, Bikin Antrean Makin Panjang Mojok.co
Pojokan

Bayar Pakai QRIS di Pom Bensin Adalah Dosa Terbesar Pengendara, Bikin Antrean Makin Panjang

11 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.