Asus ROG Flow X13 memang satu laptop paling hype tahun ini. Tentu saja, status ini bisa disematkan karena seri MacBook terbaru dari Apple belum keluar. Padahal saya udah nunggu banget kelanjutan chipset dari Apple. Kalau bagus kan, bawaannya sayang, pengin ganti Macbook M1 yang saya pakai saat ini.
Asus ROG Flow X13 sendiri adalah laptop terbaik yang pernah saya gunakan sampai saat ini. laptop ini punya performa mantap, dengan ukuran yang mobile banget. Walau nggak setipis Zenbook 13, ukuran laptop ini jelas jauh lebih tipis dari semua laptop gaming yang pernah ada. Meski tampil nggak begitu menawan, ROG Flow X13 ini tetap saya nyatakan worth it walau harus merelakan dana yang seharusnya untuk bayar satu tahun kontrakan.
Secara tampilan, ROG Flow X13 bukan laptop yang menjanjikan. Ketika seorang teman datang ke rumah dan melihat laptop ini, dia mengira ini hanyalah ultrabook murah sebagaimana yang dimiliki rakyat kebanyakan. Baru ketika membuka layar dan terlihat stiker AMD Ryzen 9, dia menyadari kekeliruannya menganggap ini laptop kaleng-kaleng.
Untuk ukuran laptop gaming dengan merek ROG, tidak ada lampu RGB atau logo ROG besar di body laptop. Hanya terpampang logo ROG kecil saja di pojok kiri bawah. Itu saja tidak terlihat jelas karena memiliki tone warna yang sama dengan body laptop. Untuk sedikit memberi kesan kalau ini laptop mahal, tekstur garis biar dikata mirip karbon diberikan pada body.
Di balik tampilan yang kalem dan mengecewakan bagi sebagian orang, jeroan Asus ROG Flow X13 tak bisa didebat. Laptop ini menggunakan prosesor Ryzen 9 5900HS, GPU NVIDIA GeForce RTX 3050 Laptop, RAM 16GB, dan SSD 512GB.
Jujur, saya heran bagaimana caranya Asus bisa memasukkan Ryzen 9 plus RTX 3050 (meski versi laptop) ke dalam body Asus ROG Flow X13 ini. Nggak masuk akal dan nggak pernah terbayangkan bagi saya bisa mendapatkan laptop gaming mungil dengan spesifikasi super macam ini. Walau ya, ada beberapa hal yang tentu saja jadi kekurangan karena ukuran laptop yang saya kira patut dimaklumi.
Untuk urusan performa, saya bingung mau menulis apa. Mau dipakai main game AAA, ya ngangkat. Dipakai buat render, ngebut. Dipakai buat produktivitas sehari-hari, ya ngga mungkin “ngelek”, kan. Bahkan, untuk kepentingan saya membuka lebih 30 windows Chrome sekaligus running video dalam pekerjaan pun kuat. Nggak ada yang bisa saya keluhkan dari performa laptop ini.
Dites menggunakan Geekbench 5, skor single-core yang dihasilkan ada di angka 982, sementara untuk multicore ada di 6329. Untuk ukuran laptop gaming, mungkin ya biasa aja. Yang perlu diingat adalah, skor ini dihasilkan oleh laptop 13 inci dengan berat 1,3 kg. Performa yang tinggi ditambah kemampuan mobile yang amat baik menjadi faktor kunci yang membuat laptop ini layak dibeli.
Sayangnya, memang, laptop performa tinggi dengan ukuran compact tentu bakal menghasilkan panas yang lumayan tinggi. Ya nggak tinggi-tinggi amat, tapi kalau dibandingkan ultrabook kebanyakan, Asus ROG Flow X13 ini tergolong lebih tinggi apalagi di bagian bawah.
Satu lagi hal yang menjadi keunggulan ROG Flox X13 ini adalah statusnya sebagai 2-1 Laptop. Jadi, laptop ini bisa dioperasikan sebagai tablet juga, yang artinya layarnya sudah mendukung touchscreen. Dalam paket penjualannya, diberikan juga pen tablet yang bisa langsung digunakan.
Untuk kemampuan display-nya, laptop ini membawa layar 13,4 inci dengan panel IPS beresolusi Full HD. Respons touchscreen-nya oke, aspek rasio yang ditawarkan sudah tahun 2021 banget; 16:10, dan layarnya telah diperkuat dengan lapisan Gorilla Glass. Untuk akurasi warna yang ditawarkan, laptop ini telah mendukung sRGB 116 persen dan DCI-P3 85 persen. Akurasi warna yang ditawarkan juga telah mengantongi Pantone Validated Standard. Jadi, di luar kebutuhan gaming, kebutuhan editing sudah sangat mumpuni.
Keyboard yang ditawarkan dari laptop ini ya standar, hanya ada backlit berwarna putih dan bukan RGB seperti laptop ROG lainnya. Dipakai mengetik dan gaming masih lumayan kualitasnya. Untuk trackpad, ya bagus tapi nggak setara sama Zenbook apalagi MacBook. Kualitas audio sudah mumpuni dengan dua spiker membawa fitur Dolby Atmos.
Sejauh pengalaman penggunaan saya, Asus ROG Flow X13 ini bisa digunakan di kisaran empat jam dalam mode performance. Dilengkapi fitur Armory Create untuk mengatur mode penggunaan, laptop ini bisa kita atur sesuai kebutuhan. Hanya, karena ukurannya yang mungil, laptop ini hanya memiliki satu port USB A dan satu port USB C, ditambah satu port HDMI dan satu port audio jack. Ada port tersembunyi sih di laptop ini, tapi kita bahas nanti aja ya.
Satu hal yang perlu dicatat, jika kalian belum puas dengan performa dan jeroan yang dibawa, tenang saja, Asus ROG Flow X13 ini juga bisa dibekali dengan GPU Eksternal yang diberi nama ROG XG Mobile. eGPU ini dibekali chip grafis NVIDIA GeForce RTX 3080 yang membuat performa gaming Ryzen 9 di Flow X13 ini bisa dimaksimalkan sampai mentok. Tinggal colok saja eGPU ke port tersembunyi di bagian kiri laptop, dan kamu sudah bisa main game rata kanan di mana saja.
Bagi saya, kehadiran Asus ROG Flow X13 ini memang menjadi sebuah pembantah bagi mitos laptop gaming itu ukurannya harus besar. Kalau mau laptop ukuran ultrabook, ya pakai yang biasa aja. Mentok pakai Intel Iris XE atau MX450 aja. Kalau mau pakai GTX atau RTX ya harus besar. Dan kini, hadirlah laptop gaming hardcore dengan ukuran yang mungil membantah semua mitos itu.
Terakhir, harga laptop ini dibanderol Rp22 juta untuk seri Ryzen 7 dan Rp24 juta untuk seri Ryzen 9. Sementara itu, harga eGPU ROG XG Mobilenya sendiri dibanderol Rp23 juta. Jadi, kalau mau beli laptop ini dengan performa mentok kanan, ya kalian cuma butuh uang sekitar Rp50 juta, kok. Ya gimana, harga eGPU sama laptopnya sendiri lebih mahal eGPU je.
Di pasaran saat ini, seri basic-nya tergolong sulit ditemukan. Jadi, walau terlalu overkill, akhirnya saya membeli yang seri Ryzen 9 karena memang hanya itu yang tersedia. Padahal ya, setiap harinya, laptop ini hanya saya gunakan untuk Zoom, bikin desain di Canva, nulis 10 artikel di Microsoft Word, dan dipakai buat nonton YouTube, sambil sesekali ngegame FM2021 atau main pokemon X&Y pakai emulator Cintra NDS. Kalau punya duit, mau beli apa aja mah bebas, sih.
BACA JUGA Lenovo Ideapad Slim 3: Bukti Kemajuan AMD Sebagai Prosesor Paling Worth It di Laptop Kelas Menengah dan ulasan gadget lainnya di rubrik KONTER.