MOJOK.CO – Kelahiran Android 13, menurut analisis saya, adalah jawaban untuk pesona iOS yang membisu banyak orang. Rivalitas yang menarik.
Walaupun banyak yang menganggap iOS berhasil melangkah lebih jauh meninggalkan rivalnya, namun Android tidak akan lelah untuk mengejar. Seperti Android 13 yang sepertinya tidak rela untuk mengakhiri perdebatan mana yang terbaik di antara keduanya.
Pada update terbaru Android kali ini saya coba memberikan perhatian lebih. Hal ini berawal dari Android 13 yang menjadi trending Twitter beberapa waktu lalu. Penasaran, saya mencoba mengecek update pembaruan di hape Samsung M23 saya dan ternyata sudah kebagian jatah untuk update One UI 5.0 berbasis Android 13. Tanpa pikir lama, saya langsung mengunduh file update-nya yang berukuran 2660,78 MB.
Semenjak hijrah dari MIUI jebolan Xiaomi ke One UI Samsung, saya menyadari pentingnya sebuah perpaduan sistem operasi dan pengguna interface bagi pengguna. One UI pada Samsung seperti memberikan jawaban kegusaran saya akan seringnya pesan tawaran pinjol yang masuk atau adanya iklan yang menumpuk. Setelah melakukan pembaharuan sistem, bak ketiban durian runtuh, ternyata banyak fitur baru yang ditawarkan oleh Android 13 yang melebihi ekspektasi saya.
Bahkan, fitur-fitur baru tersebut akan membuat pengguna merasa mendapatkan fasilitas eksklusif. Misalnya, tampilan yang lebih smooth, widget yang semakin dinamis, dan fitur fungsional seperti kemampuan ekstrak teks dari gambar yang sudah terlebih dahulu ada di iOS 15. Memang sudah begitu tabiat dari sistem operasi berlogo robot hijau ini, mengikuti apa saja yang iOS lakukan.
Bahkan, dari segi pemilihan nama, Android rasanya tidak mau berjauhan. Alih-alih memperkenalkannya Android 13 dengan nama Android T (Tiramisu), Google lebih memilih memberikan kode dengan angka dua digit. Sejak Android 10, memang tren kode dengan nama-nama dessert mulai disenyapkan. Biar tetap dekat dengan iOS, kan? Ngaku aja, deh.
Tampilan lebih smooth
Setelah resmi dirilis Google pada 15 Agustus 2022 lalu, Android 13 tak ubahnya seperti versi-versi Android sebelumnya yang menawarkan pembaruan pada tampilannya. Kali ini, Android 13 memberi keleluasaan kepada penggunanya untuk menentukan palet warna yang dipilih atau bahasa Google-nya adalah Material You sampai ke ikon-ikonnya. Dari sudut notifikasi, ikon dan detail notifikasi yang ditampilkan juga lebih besar dibandingkan Android 12.
Sejak memakai Android, saya pribadi tidak terlalu memperhatikan update yang diberikan. Satu hal yang pasti adalah tampilan yang berubah. Namun, semakin ke sini, tampaknya Google selalu mengikuti permintaan pengguna dalam menentukan fitur yang bisa memperlancar pekerjaan sehari-hari. Alhasil, pada Android 13 ini, saya bisa merasakan perpindahan layar yang smooth walaupun dalam mode kemulusan gerak standar, 60 Hz.
Kalau sudah terasa mulus begini, saya tidak perlu mengatur kemulusan gerak menjadi 120 Hz karena pasti akan membuat baterai lebih boros. Namun, perbedaan ini menurut saya karena perpaduan antara Android 13 dan One UI 5.0 milik Samsung. Tanpa mengurangi rasa hormat ke UI besutan merk lain, tetapi untuk urusan UI, untuk kelas hape Android, One UI masih menjadi juara untuk kestabilannya. Stabil dengan beberapa indikator seperti minimnya bugs, multitasking lancar, dan penggunaan daya baterai yang irit.
Bahkan, pada informasi awal sebelum upgrade versi Android 13, terdapat pesan bahwa “Animasi dan umpan balik visual lainnya muncul seketika saat menyentuh layar, membuat interaksi menjadi intuitif.”
Buat pengguna brand hape berbasis Android lain janganlah kecewa, saya yakin UI besutan merk lain seperti MIUI dari Xiaomi, Oxygen UI dari OnePlus, Color OS milik Oppo, dan lain-lainya semakin hari semakin melakukan pengembangan yang lebih baik.
Widget yang lebih dinamis
Sebelum Android 12, mungkin banyak pengguna Android yang tidak memaksimalkan penggunaan widget untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab, widget yang ditawarkan tidak sedinamis sekarang. Kalau melihat update widget, Android juga ikut-ikutan membuat widget yang bisa ditumpuk ala iOS.
Perbedaannya, kalau di iOS, widget yang bertumpuk bisa kita lihat dengan gesture usap secara vertikal. Kemudian, jendela widget akan menampilkan widget yang kita tumpuk seperti membuka sebuah halaman kalender dinding.
Sedangkan pada Android, widget bertumpuk ini bisa kita lihat dengan cara usap secara horizontal pada jendela widget, seperti halnya membuka halaman buku. Satu lagi bukti, kalau Android dan iOS tidak bisa dipisahkan.
Selain itu, Android 13 memberikan kebebasan kustomisasi yang bisa dieksplorasi oleh pengguna. Sudah menjadi rahasia umum memang untuk urusan kebebasan pengaturan layout home screen atau pada layar menu, Android lebih unggul.
Itulah salah satu faktor yang kerap dikeluhkan oleh mereka yang baru awal hijrah dari Android ke iOS. Bahkan kalau dicari, ada juga yang nggak mau pakai iPhone lagi karena terkesan kaku. Namun, seperti benci tapi cinta, walaupun bersaing, mereka berdua saling melengkapi. Contohnya, iOS lambat laun menambahkan varian widget dan fleksibilitas penataan layar yang sudah terlebih dahulu diterapkan oleh Android.
Baca halaman selanjutnya….