Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Komen Versus

Apa Bedanya AD/BC dan CE/BCE dalam Sistem Penanggalan?

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
15 Juni 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Istilah ‘Sebelum Masehi’ di Indonesia ternyata punya padanannya di bahasa Inggris, baik dalam sistem AD/BC maupun CE/BCE. Tapi, apa beda kedua sistem ini, ya?

Setiap kali tahun baru berlangsung, satu angka selalu kita tambahkan dalam deret tahun. Hal inilah yang menjadikan tahun ini adalah tahun 2018, sementara tahun lalu adalah tahun 2017. Sementara itu, saat belajar sejarah di kelas IPS, ada pula materi-materi kehidupan masa lampau, yang tahunnya bahkan diikuti huruf SM, alias Sebelum Masehi.

Apakah penulisan semacam 130 SM atau 34 SM hanya ada di Indonesia? Tidak, ternyata.

Di seluruh negara yang menggunakan penanggalan dengan sistem Gregorian, sistem SM dan Masehi tentu sama familiarnya. Dalam bahasa Inggris, istilah SM disebut BC (Before Christ) sementara masa sesudahnya disebut AD (Anno Domini).

Eh, tunggu dulu. Tapi, kenapa ada juga istilah BCE (Before Common Era) dan CE (Common Era) yang disebut-sebut sama dengan AD/BC??? Bedanya apa???

Awal Mula Penggunaan Istilah AD/BC dalam Sistem Penanggalan Gregorian

Sistem Gregorian? Apa itu?

Coba lihat kalender Masehi yang ada di rumahmu. Dalam penanggalan Gregorian, satu pekan dimulai dari hari Senin hingga Minggu dengan susunan 12 bulan, mulai dari Januari hingga Desember. Masing-masing bulannya punya 30 atau 31 hari, lengkap dengan adanya tahun kabisat per 4 tahun.

Sistem penanggalan Gregorian punya “garis start” berupa kelahiran Yesus, atau  yang disebut sebagai tahun pertama. Inilah yang menjadi penyebab mengapa tahun-tahun yang berlangsung sebelum kelahiran Yesus dianggap sebagai Before Christ (BC). Dalam bahasa Indonesia, SM yang bermakna serupa dengan BC adalah wujud penamaan dari cerita yang sama.

Dilansir dari Tirto.id, kata ‘Masehi’—termasuk dalam istilah ‘Sebelum Masehi’—berarti mengusap dan membelai, sebagaimana kata ‘Al-Masih’. Dalam terjemahan Alkitab, kata ini sama artinya dengan ‘Mesiah’ atau ‘Mesias’ yang merujuk pada Yesus. Itulah mengapa pada tahun-tahun setelah kelahiran Yesus, kata ‘Masehi’ digunakan. Dalam bahasa Inggris, zaman selepas BC sendiri dikenal dengan istilah AD (Anno Domini), yang berarti ‘Tahun Tuhan’.

Singkatnya, sistem AD/BC ini lantas populer digunakan dengan berpatokan pada tahun kelahiran Yesus. Peraturannya, penulisan tahun BC harus didahului dengan angka, sementara AD sebaliknya. Misalnya: 23 BC dan AD 1945.

Munculnya Keraguan Pada Sistem AD/BC dan Lahirnya Sistem CE/BCE

Pada tahun-tahun selanjutnya. penggunaan sistem AD/BC tak lagi populer. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan kata Christ dalam kepanjangan BC dan makna ‘Tahun Tuhan’ dari istilah AD. Arti istilah-istilah ini terasa sangat Kristiani sehingga menimbulkan beberapa pertimbangan baru.

Kalau dipikir-pikir, hal ini mirip juga dengan kasus kata ‘Minggu’ di Indonesia, ya? Nama hari yang satu ini konon berarti ‘Hari Tuhan’ sehingga orang-orang lantas memilih memakai istilah ‘Ahad’.

Iklan

Anyway, dengan alasan tersebut, muncullah sistem penanggalan baru, yaitu…

*jeng jeng jeng*

…CE/BCE!!!

Sistem penanggalan ini telah ada sejak bertahun-tahun lalu, namun baru benar-benar populer di abad ke-20, khususnya di kalangan ilmuwan.

Meski keputusan penggantian sistem penanggalan ini cukup mengusik beberapa kelompok, termasuk Uskup Agung di Australia dan kalangan gereja, nyatanya ada beberapa alasan yang menguatkan kelompok ilmuwan untuk mulai meninggalkan sistem AD/BC, yaitu:

  1. AD/BC dianggap tidak konsisten karena AD merupakan istilah bahasa Latin, sedangkan BC berbahasa Inggris. Gaya penulisan AD dan BC yang tidak seragam pun dianggap membingungkan. Jika kita harus menulis 23 tahun sebelum Masehi sebagai ‘23 BC’, kenapa kita harus menulis tahun 1945 dengan susunan ‘AD 1945’, bukannya ‘1945 AD’?
  2. Beberapa penelitian terbaru membuktikan bahwa kelahiran Yesus tidaklah berada pada tahun pertama AD, melainkan jatuh di antara 7 hingga 2 tahun sebelum Masehi (BC).
  3. Munculnya pemahaman yang keliru mengenai kepanjangan dari AD, yaitu After Death (of Christ), alih-alih Anno Domini.
  4. Dengan sistem AD/BC, para pengguna—khususnya yang bukan Kristiani—harus memiliki pengetahuan tentang arti bahasa Latin ‘Anno Domini’ terlebih dulu, atau tentang siapa itu Christ dalam istilah ‘Before Christ’.

Seperti yang telah disebutkan, CE adalah singkatan dari Common Era yang posisinya sama dengan AD, sementara BCE (Before Common Era) sejajar dengan BC. Pemilihan CE/BCE ini dianggap menjadi solusi yang tepat karena lebih netral dan tidak berpihak ke agama tertentu.

Sisi positif lainnya dari sistem ini adalah adanya konsistensi gaya penulisan tahun, yaitu didahului angka sebelum diikuti huruf. Misalnya: ‘23 BCE’ dan ‘1945 CE’.

Hingga kini, pro dan kontra soal penggantian AD/BC menjadi CE/BCE terus berlangsung. Ada yang setuju, ada pula yang tidak. Sebagian dari mereka juga bertanya-tanya, “Lah, kalau gantinya BC adalah BCE, emangnya nanti nggak dikirain jadi ‘Before Christ Era’ karena sama-sama ‘C’?” dan menimbulkan kebingungan baru melalui debat panjang—persis kayak netizen di kolom komentar Instagram artis.

Yah, namanya juga hidup; harus penuh tantangan, dong. Kalau setuju-setuju terus mah patut dipertanyakan: emangnya situ partisipan yang lagi ngisi kuesioner skripsi asal-asalan?

Terakhir diperbarui pada 15 Juni 2018 oleh

Tags: AD/BCAnno Domini. Common EraBefore Common EraCE/BCE. Before Christkabisatkalender Gregoriansistem penanggalan
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

No Content Available
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.