Setelah JAD di Bom Surabaya, Ke Mana Organisasinya Imam Samudera? - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Komen Status

Setelah JAD di Bom Surabaya, Ke Mana Organisasinya Imam Samudera?

Redaksi oleh Redaksi
21 Mei 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK – Bom Surabaya merupakan kerjaannya Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Padahal di Indonesia ada pula organisasi teror Jamaah Islamiyah (JI) yang lebih terorganisir dalam melakukan aksinya dan telah melahirkan sosok seperti Imam Samudera dkk. Sudah segenting itu kok iya masih bilang ini konspirasi pemerintah Jokowi?

Selama ini, semua pelaku serangan terorisme dalam tujuh tahun terakhir selalu terarah ke Jamaah Ansharut Daulah (JAD) maupun ke tanzhim (organisasi) sejenis yang berafiliasi ke ISIS. Tentu saja ini termasuk juga dengan penyerangan terakhir di Surabaya kemarin, yang merupakan bagian dari jaringan tersebut.

Hal ini kemudian malah menimbulkan pertanyaan lanjutan; Lalu ke mana Jamaah Islamiyyah (JI)?

Apakah tanzhim jihadi yang bertanggung jawab terhadap serangan teror paling parah di Indonesia (seperti bom Bali I, bom Bali II, Kedutaan Australia, Bom Marriott I dan II) tiba-tiba langsung melunak begitu saja?

Apakah organisasi jihad bawah tanah yang melahirkan nama-nama sangar seperti Ali Ghufron, Imam Samudera, Amrozi, Dulmatin, Dr. Azhari, sampai Noordin Moh. Top sekarang sudah jadi ormas biasa?

Baca Juga:

Ganjar Pranowo: Dihindari Partai, Disayang Publik dan Lembaga Survei

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

Bernilai Rp 2,9 Triliun, Jokowi Resmikan Pelabuhan Terbesar di Kalimantan

Sekitar lima tahun lalu, menyusul gelombang penangkapan sejumlah pentolan JI oleh Densus 88 dan perubahan mindset sejumlah mantan tokohnya, Pemimpin JI mengeluarkan beberapa fatwa. Ada sejumlah poin signifikan yang menyebabkan JI tak lagi kelihatan.

Yang pertama, jihad di Indonesia bukan (belum) menjadi jihad fardliyah (jihad yang mengikat perorangan kepada setiap anggota). Kedua, aksi amaliah ini lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya. Sebab situasinya, semakin banyak janda-janda ikhwan JI yang tewas tak bisa tertangani oleh anggota JI yang tersisa. Ketiga, Indonesia bukan darul harbi (baca: wilayah musuh), meski juga bukan darul hijrah.

Ketiga fatwa inilah yang kemudian membuat publik tak pernah mendengar lagi aksi terorisme yang dilakukan oleh JI, paling tidak dalam kurun tujuh tahun terakhir.


Yang jadi pertanyaan lanjutan: Apakah ada jaminan bahwa JI tidak akan melakukan penyerangan lagi? Sayangnya, jawabannya masih mencemaskan: Tidak ada satu pun yang bisa menjamin.

Isi fatwa memang mencegah aksi, tapi hanya dalam waktu terbatas. Jika, JI sudah mempunyai kapasitas dan sumber daya untuk mengelola janda-janda pasukan mereka yang tewas serta kecukupan lainnya, siapa yang bisa menjamin mereka tidak lagi melakukan aksinya?

Selain itu, Indonesia bagi mereka adalah darul abu-abu. Bukan darul harbi juga bukan darul hijrah. Sehingga ketika dirasa sudah saatnya, bukan tak mungkin para JI ini beraksi kembali.

Yang baru diketahui, muncul generasi baru di dalam JI dengan tingkat kekerasan hati dan pemikiran sama seperti senior-senior mereka yang melakukan aksi teror. Generasi yang disebut neo-JI itu patut diduga juga sudah mendapatkan pelatihan dari senior-nya yang merupakan kombatan hebat.

Jika ini yang terjadi, maka kita perlu merasa lebih khawatir. Sebab, kemampuan tempur JI jauh lebih tinggi dibandingkan JAD. Bukan bermaksud mengecilkan apa yang terjadi di tiga gereja Surabaya kemarin oleh JAD, kita bisa membandingkan dengan mengingat kembali gerombolan JI seperti Imam Samudera dkk. Di mana mereka selalu menargetkan demolisi (penghancuran) yang besar dan sayangnya, hampir selalu sukses. Bom Bali I-II dan Bom Marriot I-II misalnya.

Di sisi lain, ilustrasi latar situasi saat ini juga masih seram. Sembari menanti kuatnya kembali JI, kita juga masih dihantui aksi-aksi serampangan sporadis kecil-kecilan setiap saat oleh para tanzhim pro-ISIS. Hal ini bisa mengindikasikan bahwa untuk wilayah di luar Timur Tengah, Indonesia tampaknya jadi salah satu negara terburuk yang dicengkeram oleh lebih dari satu kekuatan organisasi teror.

Dan jika kalian masih berdebat apakah aksi ini hanya settingan atau bukan? Dan percaya jika Dita, sang pelaku bom gereja Surabaya, hanya disuruh saja, lalu diledakkan secara jarak jauh oleh aktor konspirasi tingkat tinggi? Kenapa kalian enggak membayangkan diri Anda (yang percaya teori konspirasi ini), untuk mau-maunya dititipin barang aneh, dengan cara sebagian dari barang itu ditali dan dililitkan ke anak-anak Anda?

Opo ngenteni bom-bom iku mbledhak nang awakmu lagek percoyo, jika ancaman terorisme ini nyata?

Apa-apa kok dibilang konspirasi pengalihan isu? Konspirasi-konspirasi, gundulmu~

 

Sumber: Kardono Ano Setyorakhmadi

Tags: bom surabayaimam samuderajamaah ansharut daulahjamaah islamiyahjokowikonspirasinoordin m. top
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Ganjar Pranowo Dihindari Partai, Disayang Publik dan Lembaga Survei MOJOK.CO

Ganjar Pranowo: Dihindari Partai, Disayang Publik dan Lembaga Survei

17 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

15 Agustus 2022
Pelabuhan terbesar di kalimantan mojok.co

Bernilai Rp 2,9 Triliun, Jokowi Resmikan Pelabuhan Terbesar di Kalimantan

9 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak

8 Agustus 2022
9 Fakta Kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina, Datangi Reruntuhan Apartemen hingga Bawa Pesan untuk Putin

9 Fakta Kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina, Datangi Reruntuhan Apartemen hingga Bawa Pesan untuk Putin

30 Juni 2022
Selain Paspampres, Jokowi Perlu Membawa 4 Benda Ini ke Rusia dan Ukraina MOJOK.CO

Selain Paspampres, Jokowi Perlu Membawa 4 Benda Ini ke Rusia dan Ukraina

27 Juni 2022
Pos Selanjutnya

Patung Garuda Wisnu Kencana, Perjuangan 28 Tahun di Bali

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Setelah JAD di Bom Surabaya, Ke Mana Organisasinya Imam Samudera?

21 Mei 2018
Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

15 Agustus 2022
Es Putr Pak Sumijan Lasem

Warung Es Puter Pak Sumijan Lasem: Kemewahan di Balik Uang Rp5 Ribu

15 Agustus 2022
kadisdikpora diy mojok.co

Rekomendasi Satgas Selesai, Kepsek dan Tiga Guru SMAN 1 Banguntapan Disanksi Ringan 

18 Agustus 2022
Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang MOJOK.CO

Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang (Bagian 1)

18 Agustus 2022
ujian praktik SIM C

Cerita dari Peserta Ujian Praktik SIM yang Gagal, tapi Terus Mencoba

13 Agustus 2022

Terbaru

pelajar dan mahasiswa mojok.co

Terancam Tak Ikut Pemilu 2024, KPU RI Minta Pemda DIY Identifikasi Pelajar dan Mahasiswa

19 Agustus 2022
Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

19 Agustus 2022
Kominfo masih dalami kebocoran data 17 pelanggan PLN.

Lebih dari 17 Juta Data PLN Diduga Bocor, Kominfo Masih Mendalami 

19 Agustus 2022
kebocoran data

21.000 Perusahaan di Indonesia Diduga Mengalami Kebocoran Data, Dijual 50 Ribu Dollar AS

19 Agustus 2022
Investasi jangka pendek, pakar sarankan hal ini.

Anak Muda Suka Investasi Jangka Pendek, Pakar Sarankan Konsistensi

19 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In