Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Malam Jumat

Hantu Penjual Nasi Goreng Itu Meneror Para Penyiar Radio Lewat Telepon untuk Mencari Korban Selanjutnya

Khamidah oleh Khamidah
26 November 2020
A A
Hantu Penjual Nasi Goreng Itu Meneror Para Penyiar Radio Lewat Telepon untuk Mencari Korban Selanjutnya MOJOK.CO

Hantu Penjual Nasi Goreng Itu Meneror Para Penyiar Radio Lewat Telepon untuk Mencari Korban Selanjutnya MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Salah satu duka penyiar radio adalah sering diganggu setan ketika siaran malam. Seperti saya ini, yang diganggu setan yang dulunya jualan nasi goreng.

Sebagai seorang penyiar radio di salah satu radio swasta, saya dituntut untuk selalu ramah dan berusaha memberikan kenyamanan kepada khalayak yang menelepon saat siaran berlangsung. Tak terkecuali kepada Mbah Entun, sang peneror para penyiar.

Saya dan operator radio menjadi salah satu korban kejahilannya. Saat itu kebetulan saya dijadwalkan untuk siaran malam hari. Tepatnya dari pukul 10 malam hingga satu dini hari.

Risiko siaran malam, kantor menjadi sangat sepi, hanya ada saya dan seorang operator di tempat siaran saat itu. Seperti biasa, saat siaran berlangsung kami mengisi waktu dengan memutar lagu, dan sesekali menerima telepon dari para pendengar yang ingin request lagu atau hanya sekadar bercerita tentang masalah kehidupannya yang kadang nggak penting-penting amat.

Sampai suatu malam, siaran telepon radio berdering. Saat itu tepat pukul 00.03. Saya mengangkatnya.

“Halo, dengan siapa ini?”

Dari seberang hanya terdengar suara orang berbisik dan sesekali terdengar suara tawa cekikikan. Begitu terus selama sekitar satu menit. Karena menyadari ada yang nggak beres, saya menutup telepon tersebut. Semua penelepon yang harus kami hormati. Namun, denger suaranya yang kayak gitu di tengah malam, sumpah nyeremin….

Telepon dari sosok gaib tersebut sukses membuat bulu kuduk saya berdiri. Bang Rian, operator siaran pun sama kaget dan takutnya. Tak lama setelah itu, si operator langsung mengalihkan perhatian dengan kembali memutar lagu.

Di balik suara dari lagu yang diputar, saya dan operator siaran membahas tentang si penelepon misterius tadi.

“Tadi lo denger nggak, Bang? Ini dia alasan gue males siaran malam.”

“Iya parah, suaranya nyeremin. Asli gue merinding.”

Bukan hanya suaranya yang nyeremin, tapi juga ada hal aneh yang kami rasakan. Bang Rian mendengar dengan jelas kalau suara penelepon tadi adalah suara nenek-nenek. Sementara saya dengar dengan jelas suara tersebut adalah suara perempuan yang sepertinya masih muda.

Akhirnya, sebisa mungkin kami melupakan kejadian tersebut dan melanjutkan siaran sebagaimana mestinya. Bang Rian menyuruh saya untuk terus berzikir supaya nggak diganggu lagi. Lagu yang diputar di ruangan tersebut begitu keras, jangankan untuk zikir, untuk mikirin masalah hidup saja nggak fokus. Pikiran Bang Rian memang sama misteriusnya dengan penelepon tadi.

Nggak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 00.35. Bang Rian nawarin saya makan nasi goreng yang dia pesan lewat layanan ojek online. Selang waktu dua puluh menit, pesanan itu datang diantar oleh bapak-bapak driver yang pakaiannya lusuh banget.

Iklan

Pengantar makanan tersebut hanya memberikan pesanan kami, menerima uang, dan langsung pergi. Tanpa berkata sedikit pun.

Kami makan dengan sangat lahap. Bukan karena lapar, melainkan nasi gorengnya sumpah deh, endul banget.

Keesokan harinya, saya kembali bekerja di jam yang sama, dengan orang yang sama dengan malam sebelumnya. Di malam kedua ini hal misterius kembali terjadi, tepat di pukul yang sama, yakni 00.03.

Menengar bunyi telepon membuat saya ragu untuk menjawab. Setelah tiga kali berdering, akhirnya dari kejauhan Bang Rian mengisyaratkan agar saya menjawab.

“Halo, selamat malam. Dari siapa dan di mana?”

“Entun….”

Penelpon tersebut menjawab dengan suara lirih.

“Baik Entun, mau request lagu atau berbagi cerita?”

Jawaban yang saya dengar adalah helaan napas yang begitu berat.

Saya mencoba bertanya kembali. Namun yang terdengar tetap sama, hanya helaan napas yang kembali membuat saya merinding. Saya mencoba untuk tenang.

“Maaf ya Mbak, kami tidak bisa mendengar suara mbaknya.”

Kali ini tiba-tiba terdengar suara cekikikan yang sangat keras. Refleks, saya langsung melepas dan membanting headphone yang saya kenakan. Bang Rian dengan sigap memutar lagu, dan nggak lama kemudian telepon terputus.

Melihat saya yang kaget dan gemetaran, Bang Rian langsung menghampiri dan mencoba menenangkan.

“Gue takut, Bang.”

“Ada yang gak beres, nih. Kayanya kita diteror. Suaranya sama kayak yang kemarin.”

“Iya Bang, sumpah gue merinding.”

Bang Rian lagi-lagi tetap meyakini bahwa yang dia dengar adalah suara nenek-nenek, sementara saya mendengar suara itu adalah suara perempuan yang rasanya masih muda.

Singkat cerita, jam kerja kami sudah habis. Tepat pukul satu dini hari sebelum pulang, tiba-tiba Bang Rian mengajak saya untuk makan nasi goreng di tempat dia memesan malam sebelumnya.

“Tenang aja, nanti pulangnya gue antar sampai rumah.”

Akhirnya, dengan bantuan GPS, kami menyusuri jalan menuju warung nasi goreng tersebut. Tempatnya cukup jauh dan pelosok, sepanjang jalan gelap gulita dan sepi, hanya ada lampu sorot dari motor Bang Rian.

Setelah sekitar 25 menit perjalanan, kami sampai di warung tersebut. Nggak disangka, warungnya ramai banget. Sampai dini hari pun masih banyak pelanggan yang mengantre.

Warungnya hanya diterangi lampu corong. Uniknya, hampir semua pelanggannya mengenakan pakaian khas orang zaman dulu. Kenapa begini ya. Saya keheranan.

Ibu-ibu penjual nasi goreng itu kelihatan masih muda. Kulitnya terlihat masih kenceng, tapi rambutnya sudah banyak beruban. Tanpa curiga, setelah menunggu nasi goreng dimasak, dengan cepat kami menandaskan satu porsi yang rasanya enak banget.

Setelah selesai, kami bergegas pulang. Saat di jalan pulang….

“Bang, perasaan tadi waktu berangkat nggak lewat sini. Kok lewat kuburan segala sih.”

“Nggak tahu deh, tapi jalannya cuma ini, kok.”

Besoknya, kami kembali siaran malam. Dan lagi-lagi kami menerima telepon di pukul 00.03 yang sudah pasti ini telepon dari orang yang misterius.

“Angkat dong teleponnya,” kata Bang Rian.

“Nggak mau, gue takut.”

Karena telepon terus-terusan berdering, akhirnya dengan terpaksa saya mengangkat.

“Tolong jangan ganggu saya!” Bentak saya tanpa basa-basi.

Dengan suara yang masih lirih, “orang” di seberang itu berkata.

“Hhhhggg… bagaimana rasanya nasi goreng buatan saya? Enak bukan?”

Saya terperanjat. Kali ini bukan headphone saja yang saya banting, tetapi juga telepon sialan itu.

Setelah terbanting, saya masih bisa mendengar suara nenek-nenek tertawa dari seberang. Mengerikan sekali. Seketika, perut saya menjadi mulas.

Menurut keterangan penjaga kantor, dahulunya, Mbah Entun adalah penjual nasi goreng. Usianya memang sudah tua, namun terlihat awet muda dan cantik di usia yang tak lagi muda. Karena kecantikannya, Mbah Entun dibunuh oleh seorang pemuda. Konon, ayah si pemuda itu tergoda dengan Mbah Entun dan berselingkuh dengannya.

Mbah Entun kerap mencari korban untuk dijadikan sebagai “pelanggan nasi goreng” di alamnya. Sudah ada beberapa orang yang terjebak. Konon, beberapa hari setelah makan nasi goreng Mbah Entun, si korban akan merasakan sakit perut yang luar biasa selama beberapa hari.

Sama seperti yang saya dan bang Rian rasakan sehari kemudian… duh!

BACA JUGA Kisah Jenazah Makan Sate di Mall Bekas Rumah Sakit dan pengalaman horor lainnya di rubrik MALAM JUMAT.

Terakhir diperbarui pada 26 November 2020 oleh

Tags: nasi gorengpenyiar radioteror
Khamidah

Khamidah

Mahasiswi salah satu universitas di Jakarta. Nyambi sebagai penyiar radio di stasiun radio swasta.

Artikel Terkait

4 Dosa Penjual Nasi Goreng yang Merusak Rasa, Mengurangi Kenikmatan Makan
Pojokan

4 Dosa Penjual Nasi Goreng yang Merusak Rasa, Mengurangi Kenikmatan Makan

14 Agustus 2025
Nasi Goreng Sapi Padmanaba, Nasgor Legendaris yang Mendamaikan Perseturuan Dua Geng Remaja di Jogja.mojok.co
Kuliner

Nasi Goreng Sapi Padmanaba, Nasgor Legendaris yang Mendamaikan Perseturuan Dua Geng Remaja di Jogja

28 Februari 2024
resep nasi goreng. mojok.co
Sosial

5 Resep Nasi Goreng Spesial yang Mudah Dibuat dan Cocok untuk Keluarga

4 Oktober 2023
Cerita Penjual Nasi Goreng Keliling yang Lebih Takut Jualan Menetap daripada Ketemu Hantu. MOJOK.CO
Kuliner

Cerita Penjual Nasi Goreng Keliling yang Lebih Takut Jualan Menetap daripada Ketemu Hantu

22 Maret 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.