Partai Demokrat memang sudah secara resmi memberikan dukungannya kepada pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Demokrat berada dalam satu keranjang koalisi bersama Gerindra, PAN, dan PKS.
Namun begitu, bukan berarti koalisi dalam keadaan baik-baik dan ayem-ayem saja. Walaupun Partai Demokrat sudah bergabung dalam koalisi, namun perkara soal mahar 500 miliar yang sempat dilontarkan oleh Wasekjen PD Andi Arief beberapa waktu yang lewat masih terus dipersoalkan, utamanya oleh PAN dan PKS.
Seperti diketahui, Andi Arief sempat menuding Sandiaga Uno memberikan mahar politik sebesar 500 miliar masing-masing kepada PKS dan PAN agar mendapatkan persetujuan untuk menjadi cawapres mendampingi Prabowo.
Tudingan tersebut tentu saja bikin geram PAN dan PKS. Keduanya secara tegas membantah tudingan tersebut.
Kini, setelah Partai Demokrat bergabung dalam koalisi, PKS dan PAN secara kompak meminta maaf atas tudingan tersebut.
“Sebelum melangkah lebih jauh, sebaiknya persoalan-persoalan tarik-menarik dan isu-isu di belakangnya perlu diselesaikan dengan baik-baik. Kemarin kan ada isu yang tidak baik. Misalnya, ada tuduhan yang menyebutkan bahwa PAN, PKS, dan Gerindra menerima mahar masing-masing Rp 500 M,” kata Wasekjen PAN Saleh Daulay. “Pernyataan ini tentu harus dicabut dan yang menyampaikannya diminta untuk meminta maaf. Ini penting untuk membuat semua merasa lega dan rela atas keputusan yang ada ini.”
Senada dengan Saleh, Politisi PKS, Muhammad Kholid juga menyatakan sikap yang sama. Ia menuntut Andi Arief agar meminta maaf dan membuat klarifikasi.
Andi Arief sendiri, sebagai pihak yang melontarkan tudingan soal uang mahar mengaku enggan meminta maaf, sebab, info soal mahar 500 miliar itu menurut Andi berasal dari tim kecil Gerindra yang terdiri dari Waketum Gerindra, Fadli Zon, dewan Pembina Gerindra, Fuad Bawazer, Sufmi Dasco serta Prasetyo.
“Saya kira bukan Demokrat yang harus menginisiasi permintaan maaf. Karena soal mahar kepada PAN dan PKS, itu asal-muasalnya bukan dari Partai Demokrat,” kata Andi Arief.
Nah lho, nah lho… Nggak akur nih ye.
Wah, Pilpres mendatang agaknya bakal sulit bagi koalisi Prabowo Subianto. Lha gimana, Mencari maaf saja susah, apalagi mencari suara rakyat. Mengalahkan ego sendiri saja sulit, apalagi mengalahkan Jokowi. (A/M)