MOJOK.CO – Kepolisian Resor Bantul, DIY mulai memberlakukan konsep baru dalam praktik uji Surat Izin Mengemudi (SIM) C di kabupaten tersebut. Uji praktik SIM C kini tidak konsep pola zig-zag maupun angka delapan seperti yang sudah-sudah.
Konsep baru uji Surat Izin Mengemudi yang dari Polres Bantul tersebut berdasarkan hasil analisis dan evaluasi soal tingginya angka kecelakaan kendaraan roda dua di wilayah tersebut. Terutama karena akibat faktor kelalaian pengendara. Materi zig-zag dan angka delapan dihilangkan agar ujian praktik lebih sesuai dengan kondisi di jalan umum.
Wakapolda DIY, Brigjen Pol Slamet Santoso kepada wartawan, Senin (26/06/2023) mengungkapkan konsep uji SIM yang baru itu supaya linier antara ujian teori yang sudah diperbarui menjadi audio visual dengan ujian praktik.
“Sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat,” ujarnya.
Lima item jadi alat penilaian uji SIM C
Menurut Slamet, konsep tersebut sebenarnya masih berada dalam tahap pengajuan kepada Mabes Polri. Polda DIY berencana mengembangkan konsep tersebut di tingkat Polda DIY.
Ada lima item yang menjadi alat penilaian untuk menentukan lulus tidaknya peserta ujian SIM dalam konsep baru tersebut. Yakni faktor keseimbangan, perilaku pengendara, reaksi dan keterampilan lainnya.
Meski berbeda konsep uji praktik, ujian teori dalam pembuatan SIM roda dua di Satpas Polres Bantul tetap sama. Para pemohon SIM C pun masih harus mengikuti ujian teori dengan konsep yang berubah dari text book menjadi electronic audio video integrated system.
“Kami ajukan dahulu, mudah-mudahan dalam waktu yang singkat dan dalam tempo yang secepat-cepatnya itu bisa berlaku di seluruh nasional,” jelasnya.
Pengendara harus jalani tes awal sampai akhir
Sementara Kapolres Bantul AKBP Ihsan menjelaskan tes yang berlaku merupakan satu rangkaian dari garis start hingga finish, mulai dari pemakaian helm yang baik dan benar.
Dalam ujian praktik berkendara, pemohon SIM C harus melewati tes keseimbangan di permulaan tes. Peserta nggak boleh menurunkan kaki ketika melintasi jalan selebar 60 centimeter hingga sebelum garis ‘stop’ di lampu lalu lintas pertama.
“Ini untuk menguji keseimbangan peserta di jalur yang sempit,” jelasnya.
Dosen UNY sekaligus aktivis Pusat Studi dan Transportasi (pustral) UGM, Pangesti Wiedarti, mengungkapkan konsep uji SIM yang baru ini merupakan konsep uji SIM terbaik. Konsep tersebut menyesuaikan dengan beberapa negara lain berupa Taiwan, Australia, maupun Jepang.
“Semoga naskah bisa segera disusun dan diusulkan ke tingkat nasional. Namun, harus melalui beberapa tahap yang berjenjang dan bisa segera menjadi pedoman serta masyarakat memahami sehingga bisa lebih tertib berlalu lintas,” imbuhnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Susahnya Ujian Sim C: Ini Tipsnya Biar Lulus Menurut Polisi, Ahli, dan Orang yang Gagal Berkali-kali
Cek berita dan artikel lainnya di Google News