Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Sosial

Diburu Kolektor, Keris Bertahta Emas Zaman Majapahit Hadir di Jogja

Yvesta Ayu oleh Yvesta Ayu
28 Mei 2023
A A
keris majapahit mojok.co

Sejumlah pengunjung melihat Keris luk 7 ini bertahta emas dengan nama Naga Sasra Kinatah Emas Kamarogan yang dipamerkan di Ndalem Punokawan, Sabtu (27/05/2023).(yvesta ayu/mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Puluhan keris bersejarah dari berbagai kerajaan di Indonesia hadir di Jogja. Salah satu keris legendaris yang dipamerkan berasal dari Kerajaan Majapahit.

Pameran puluhan keris dari berbagai kerajaan hadir di Ndalem Punokawan selama tiga hari mulai Sabtu (27/05/2023). Dari sekian koleksi, ada satu keris tertua yang berasal dari jaman Kerajaan Majapahit pada abad 14.

Keris luk 7 tersebut bertahta emas dengan nama Naga Sasra Kinatah Emas Kamarogan. Keris Kamarogan ini memiliki nilai estetis dan cita rasa seni tersendiri karena kehalusan detail pola-garap tatah ukir emas yang nyaris sempurna pada masanya.

“Ini (keris) sudah turun temurun milik seseorang, dan baru kali ini bisa ikut pameran,” papar Ketua Sanggar Keris Mataram (SKM), Nurjianto atau akrab dengan sebutan Gus Poleng saat pameran.

Selain keris Naga Sasra Kinatah Emas Kamarogan, gelaran ini juga menghadirkan sejumlah keris dari berbagai kerajaan. Di antaranya keris Sepang, Kanjeng Kyahi Anggrek, Kanjeng Khayi Manggolo Rekso – Singo Barong Luk 7, serta keris Tilam Upih era HB I, Nyai Sekar Anggrek.

Tak hanya keris dari kerajaan Jawa, hadir pula keris dari kerajaan Bali. Diantaranya koleksi waris dari Kerajaan Bangli, Rangga Wilah, Luk 15, Keris Naga Basuki dengan bentuk bermahkota emas, Keris Lurus Jalak Ngore dari era HB VII yang bergandik unik berujud Gupala dengan kinatah emas.

Kenalkan Keris Kamarogan

Gus Poleng menyatakan, pameran ini bertujuan mengenalkan dan memperluas jejaring seni tradisi tosan aji, khususnya untuk tingkat Keris Kamarogan ke masyarakat umum. Harapannya, masyarakat  bisa mengapresiasi dan mencintai keris sebagai salah satu warisan budaya adiluhung bangsa.

“Dengan demikian bisa mengangkat kembali, peran, citra dan gairah para peminat dan kolektor Keris Kamarogan pasca-Pandemi COVID-19. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam upaya pelestarian seni budaya tradisi,” paparnya.

Sementara salah seorang pembina SKM, Ki Budiharja memaparkan, pameran tersebut bisa memberikan edukasi pada masyarakat pecinta dan pemerhati seni tradisi khususnya keris. Selain itu, juga bagi masyarakat luas pada umumnya, wisatawan nusantara dan mancanegara tentang keris sebagai warisan budaya dunia.

Apalagi keris-keris kinatah Kamarogan yang bertahtakan emas murni memiliki harga yang sangat jauh berbeda dari bilah keris pada umumnya. Unsur keindahan artistik dan seni keris kamarogan masih saja tetap banyak peminatnya. Para kolektor memburu keris ini meski jenis ini semakin langka di pasaran.

“Bila melihat transformasi bentuk bilah dan kinatah yang mengikuti eranya dari Jaman Kedatuan, Kerajaan, Kesultanan yang sangat unik dan langka,” jelasnya.

“Banyak Keris Kamarogan ini memang menjadi simbol dan identitas pemiliknya hingga sangat layak jika menjadi puncak mahakarya agung nusantara buatan manusia di bidang seni tempa logam,” tandasnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Pariwisata Jogja di Titik Jenuh? Puspar UGM dan Pelaku Pariwisata Beri Solusi

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

 

Terakhir diperbarui pada 28 Mei 2023 oleh

Tags: kerajaankerismajapahitperkerisan
Yvesta Ayu

Yvesta Ayu

Jurnalis lepas, tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

Eko Jinawi: Menelisik Fenomena Santet dari Sebelum Majapahit Sampai Sekarang
Video

Eko Jinawi: Menelisik Fenomena Santet dari Sebelum Majapahit Sampai Sekarang

18 Desember 2024
Video

Kisah Penemuan dan Isi Naskah Kuno Negarakretagama di Era Kejayaan Majapahit, Penentu Perjalanan Bangsa Adidaya

19 Juli 2024
Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul 15.00 MOJOK.CO
Aktual

Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul Tiga Sore

14 Februari 2024
Pada Zaman Majapahit Pelaku Kekerasan Seksual Dijuluki 'Babi', Disiksa dan Dihukum Mati MOJOK.CO
Memori

Zaman Majapahit Pelaku Kekerasan Seksual Dijuluki Babi, Disiksa, dan Dihukum Mati

13 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal. MOJOK.CO

Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

26 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.