MOJOK.CO– Sianida menjadi barang bukti di beberapa kasus pembunuhan. Terakhir kasus pembunuhan dengan menggunakan bahan ini terjadi di Magelang. Zat kimia beracun itu dibubuhkan ke minuman sehingga korban yang mengonsumsinya meninggal dunia.
Lantas apa sebetulnya sianida? mengapa zat ini begitu berbahaya? Dilansir dari study.com, sianida adalah bahan kimia dalam bentuk gas dan garam kristal. Umumnya, sianida tidak berbau, akan tetapi beberapa orang mendeskripsikan baunya seperti bau almond pahit yang khas.
Sianida banyak dimanfaatkan untuk membasmi hama dan serangga. Senyawa ini juga banyak digunakan untuk berbagai industri seperti kertas, tekstil, pastik, dan pertambahan. Pada awalnya, zat ini banyak dimanfaatkan dalam dunia pertambangan sebagai pengikat logam dan logam mulia emas. Sianida mulai digunakan untuk genosida dan racun bunuh diri pada masa perang dunia.
Sianida bisa menjadi racun yang mematikan karena mencegah sel tubuh menghalangi ikatan sel dengan oksigen ketika masuk ke dalam tubuh. Akhirnya, seseorang menjadi hipoksia (kekurangan oksigen) di dalam sel dan jaringan. Apabila ini terus berlangsung, fungsi organ tubuh seperti jantung, paru-paru, orak dan pembuluh darah akan terganggu.
Efek beracun senyawa ini tergantung pada berbagai faktor seperti seberapa banyak seseorang terpapar, dan bagaimana seseorang bisa terpapar. Mereka yang menghirup sianida disebut-sebut mengalami efek samping lebih buruk dibandingkan yang terpapar dengan cara menelannya.
Seseorang yang terpapar sianida dalam jumlah sedikit dan periode pendek bisa mengalami iritasi pada pada hidung dan selaput lendir. Sementara dalam periode lebih panjang, paparannya bisa menyebabkan penurunan selera makan, sakit kepala, kelemahan, mual, pusing dan gejala iritasi pada saluran pernafasan bagian atas.
Apabila menghirup zat ini secara tiba-tiba dan dalam dosis tinggi, korban bisa kehilangan kesadaran. Biasanya diikuti kejang dan sering kali diikuti kematian. Hanya butuh waktu 1 hingga 15 menit hingga seseorang kehilangan nyawa sejak terpapar sianida.
Seseorang yang terpapar sianida masih mungkin diselamatkan, apalagi kalau terpapar dalam dosis rendah. Mereka bisa diobati dengan pemberian obat penawar racun yang bisa mendetoksifikasi sianida seperti vitamin B12 alami dan hydroxocobalamin. Namun, efek samping lain seperti kelumpuhan, kerusakan hati, kerusakan ginjal, dan hipotiroid tidak menutup kemungkinan bisa terjadi.
Sementara untuk seseroang yang terpapar dalam jumlah besar atau senyawa sengaja digunakan sebagai racun, kemungkinan kematian memang besar. Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah berupaya agar korban mendapat udara segar.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi