MOJOK.CO – SBY menyebut bahwa Partai Demokrat punya pengalaman panjang dalam menerima dan mengakui kekalahan dalam Pemilu. Ini juga berlaku pada kader Demokrat.
Jalannya kontestasi Pilpres 2019 masih akan melalui proses yang sangat panjang. Kubu pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandiaga sudah mendaftarkan gugatan perselisihan hasil Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019 ke Mahkamah Konstitusi pada Jumat malam, 24 Mei kemarin.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, melalui tim hukumnya mengaku siap merumuskan dan membuktikan adanya kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif yang terjadi dalam penyelenggaraan pemilu 2019. Mereka bahkan sudah siap dengan 51 alat bukti kecurangan yang sudah mereka kantongi.
Di tengah usaha mereka untuk menggugat dan memperjuangkan kemenangan, muncul banyak nasihat tentang menerima kekalahan.
Satu per satu, politisi dari partai pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga mengakui kemenangan pasangan Jokowi-Ma’ruf dan kemudian mulai berbicara tentang “menerima kekalahan”.
Beberapa waktu yang lewat, misalnya Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan bahwa partainya mengakui kemenangan Jokowi.
“Soal pilpres, kami akui hasil KPU dan BPN punya hak untuk menggugat ke MK. Ditunggu tiga hari ke MK,” kata Zulkifli pada 21 Mei lalu.
Nah, sekarang, giliran Partai Demokrat yang terlihat mulai “mengakui” kemenangan pasangan Jokowo-Ma’ruf.
Kemarin, Partai Demokrat mengadakan acara buka bersama yang dihadiri oleh para elit partai. Dalam acara buka bersama yang digelar di rumah SBY tersebut, SBY yang masih berada di Singapura mendampingi proses pengobatan sang istri tercinta menyampaikan pesan kepada para kader yang ia sampaikan melalui video.
Dalam pesan tersebut, SBY mengatakan bahwa salah satu etika yang harus dimiliki oleh para kader Partai Demokrat adalah berani menerima kekalahan.
“Saya Pribadi dan Partai Demokrat memiliki nilai atau values dan etika yang kami junjung tinggi untuk menerima kekalahan jika hal itu memang kita alami,” ujar SBY dalam video tersebut.
SBY kemudian menceritakan tentang pengalaman-pengalaman kekalahan yang pernah dialami oleh dirinya maupun partainya.
“Pada pemilihan wakil presiden tahun 2001, saya kira sebagian kader masih ingat, saya kalah dalam putaran kedua pemilihan wapres tersebut, sekian jam kemudian setelah saya kalah, dengan didampingi Ibu Ani, saya menyampaikan pernyataan untuk menerima kekalahan itu. Saya ucapkan selamat pada wapres terpilih.”
SBY juga menceritakan bagaimana Partai Demokrat menerima dengan legowo kekalahan dalam Pileg 2014 serta Pilkada DKI Jakarta di mana AHY menjadi salah satu kontestan yang kalah.
“Secara ksatria, kita harus menerima hasil pemilu.”
Nah lho. PAN sudah, Partai Demokrat sudah. Tinggal PKS sama Gerindra ini yang masih terus berjuang.
Ah, jadi Presiden ternyata memang susah betul ya, Pak Prabowo.