MOJOK.CO – Isu mengenai penculikan anak sedang marak dibicarakan. Psikolog UGM memberikan tips untuk orangtua agar buah hatinya terhindar dari aksi yang meresahkan ini.
Isu penculikan anak sudah mulai berhembus di Yogyakarta. Sultan HB X dan Kapolda sudah memberikan tanggapannya.
Menurut Sultan selaku Gubernur DIY, masyarakat diharapkan tetap waspada tapi jangan panik. Ia meminta kabar soal adanya kasus penculikan di Yogyakarta jangan dibesar-besarkan karena hanya akan menimbulkan kekhawatiran publik.
Sementara Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengungkapkan bahwa pihaknya telah meminta sekolah-sekolah di DIY untuk kembali menggalakkan program “Satu Sekolah Dua Polisi”.
Program ini mempunyai tujuan untuk memberi pengarahan kepada guru-guru terkait pentingnya keselamatan peserta didik. Guru diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada peserta didik untuk tidak berbicara dengan orang asing sebelum dijemput oleh keluarganya di sekolah.
Tips mencegah penculikan anak
Psikolog UGM, Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D., memaparkan dampak traumatis penculikan anak. Perlakuan selama penculikan bisa memengaruhi muncul tidaknya trauma pada anak.
Misalnya penculik melakukan tindak kekerasan baik fisik maupun seksual serta perlakuan buruk lainnya, anak korban penculikan bisa lebih rentan mengalami trauma. Pengalaman buruk kasus penculikan anak ini bisa memunculkan perasaan tidak nyaman, syok, cemas, tidak berdaya bahkan depresi. Mungkin berbeda dengan yang mendapat perlakukan baik dari penculiknya.
“Penculikan ini menjadi traumatic event bagi anak. Lalu, apakah menyebabkan trauma atau tidak, ini tidak bisa didiagnosis begitu saja namun perlu pemeriksaan lebih mendalam,”tuturnya, seperti yang dikutip dari ugm.ac.id.
Edilburga lantas membagikan 5 tips yang penting dipahami orangtua agar terhindar dari kasus penculikan anak.
#1 Cara menghadapi orang asing
Orang tua membekali anak dengan pengetahuan saat berhadapan dengan orang asing untuk menhidari penculikan anak. Anak diberikan pemahaman untuk tidak sembarangan berbicara, tidak mudah percaya, tidak mudah terbujuk dengan iming-iming pemberian orang lain, serta bisa menolak ajakan orang yang tidak dikenal.
#2 Cara melindungi diri
Orang tua juga perlu mengajari anak tentang mekanisme melindungi diri sendiri seperti belajar bela diri. Selain itu anak diajarkan untuk berteriak meminta tolong serta mencari bantuan pertolongan pada orang yang tepat. Ini bisa berguna saat berhadapan dengan orang asing yang mencurigakan ataupun ketika terpisah dari keluarga.
#3 Mengenali identitas diri
Orang tua membantu anak dalam mengenali identitas diri agar kasus penculikan anak tak terjadi. Anak diajari untuk mengingat namanya, orang tua, alamat rumah serta nomor telepon orang tua.
#4 Izin kepada orang tua
Perlu dibiasakan untuk selalu minta izin kepada orang tua setiap akan melakukan sesuatu. Selain sebagai bentuk pengawasan, meminta izin juga membantu anak dalam memahami hal-hal apanyang boleh dan tidak boleh dilakukan. Dengan terbiasa minta izin, saat ada orang asing yang memberikan sesuatu atau mengajak pergi, anak-anak akan terbiasa meminta izin atau konfirmasi terlebih dulu kepada orang tuanya.
#5 Larangan untuk membagikan informasi diri di media sosial
Orang tua juga perlu memberikan literasi pada anak tekait keamanan dalam bermedia sosial. Anak diberikan pengertian untuk tidak membagikan informasi pribadi di media sosial.
Penulis: Purnawan Setyo Adi
BACA JUGA Pakar Sebut Teror Politik, Sultan Minta Isu Penculikan Anak Tak Dibesar-besarkan