Jangan kira menjadi seorang Prabowo itu mudah dan menyenangkan. Sebagai sosok yang digadang-gadang bakal maju sebagai calon presiden yang siap menantang Jokowi, dirinya hampir selalu bertemu dengan banyak hal yang bisa membuatnya jengkel dan naik pitam. Dari hal yang paling berat sampai hal yang paling remeh.
Yang terbaru, Prabowo dibikin jengkel oleh para anak buahnya sendiri.
Insiden itu terjadi di Auditorium Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat kemarin minggu saat Prabowo akan berpidato dalam sebuah acara bertajuk ‘Prabowo Menyapa Warga Jawa Barat’ yang sekaligus juga menjadi acara kampanye Cagub-Cawagub Jawa Barat Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang diusung oleh Partai Gerindra.
Sesaat setelah Prabowo naik panggung dan menuju podium untuk berpidato, puluhan simpatisan partai Gerindra yang hadir langsung maju ke depan meninggalkan kursinya masing-masing demi melihat lebih dekat idola politik mereka.
Tak cukup mengerubuti panggung, para simpatisan Gerindra itu juga ikut naik ke panggung dan mengambil foto Prabowo dari dekat.
Melihat hal tersebut, Prabowo pun kemudian menegur para simpatisan agar tertib dan tidak mengganggunya berpidato.
“Turunkan handphonenya. Anda mau dengar saya atau mau ambil foto? Kalau mau dengar yang tertib, duduk semua, jangan ada yang berdiri,” kata Prabowo.
Diperingatkan seperti itu, para simpatisan tersebut tidak langsung turun. Prabowo pun memberikan peringatan kedua, “Bisa bahasa Indonesia enggak kalian? duduk atau di belakang panggung.”
Diperingatkan sedemikian rupa, para simpatisan Gerindra itu justru membalasnya dengan tertawa kecil melihat amarah Prabowo tersebut.
Prabowo terlihat tidak bisa menyembunyikat raut kekecewaannya atas tindakan para simpatisan partainya itu.
“Ini ciri khas bangsa kita, disuruh tertib susah banget, sudah ditegur malah ketawa lagi.”
Yah, coba kalau yang ngomong bukan Prabowo, tapi Vladimir Putin, pasti itu para simpatisan langsung nurut cek klakep duduk diam.
Yang sabar ya Pak Prabowo. Jalan menuju presiden memang terjal. Kelakuan sebagian simpatisan partai Gerindra itu hanya sebagian kecil saja. Itu masih mending cuma simpatisan satu partai, itu pun partai sendiri. Kalau sudah jadi presiden, nanti masih harus ngurusi simpatisan partai lain yang jelas pasti akan jauh lebih menyebalkan.