Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Politik

Refleksi Akhir Tahun, Muhammadiyah Minta Politik Identitas Disudahi

Yvesta Ayu oleh Yvesta Ayu
30 Desember 2022
A A
politik identitas mojok.co

Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan refleksi akhir tahun di Kantor PP Muhammadiyah, Kamis (29/12/2022).(yvesta ayu/mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan refleksi akhir tahun, Kamis (29/12/2022). Dalam kesempatan ini, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan sejumlah isu yang mengemuka saat ini, salah satunya isu politik identitas yang terus terjadi menjelang Pemilu 2024 yang bisa memecah belah bangsa.

“[Masih] ada waktu 1,5 tahun [sebelum pemilu] untuk menciptakan prakondisi agar pembelahan politik tidak terjadi. Pengalaman pembelahan politik di tahun-tahun sebelumnya harus tutup buku,” paparnya.

Menurut Haedar, perbedaan pilihan dalam pemilu adalah hal yang alamiah. Oleh sebab itu semua pihak perlu memproduksi pernyataan-pernyataan dan energi-energi yang positif alih-alih mengedepankan politik identitas.

Setiap orang memiliki identitas yang melekat pada dirinya. Tidak ada yang salah dengan identitas. Semua elit politik pun punya hak untuk berafiliasi dengan berinteraksi dengan berbagai komponen bangsa.

Namun yang lebih penting dari hal itu, segala macam atribut identitas tidak boleh menghalangi masyarakat untuk berbangsa dan bernegara serta mengurus bangsa ini secara bersama-sama.

“Yang sering keliru itu menyalahgunakan identitas, mempolitisasi identitas yang membuat kita saring bertentangan antaridentitas. Nah ini problemnya. Maka yang penting, memastikan setiap calon [Presiden atau DPR dan DPRD] betul-betul meletakkan, baik itu identitas dan segala apa yang menjadi kaitan dari dirinya untuk kepentingan bangsa,” tandasnya.

Haedar mengingatkan Pemilu 2024 harus menjadi proses untuk semakin mengokohkan demokrasi secara substansial. Sehingga Pemilu tidak sekadar jujur dan adil, tetapi juga menjunjung tinggi etika demokrasi.

KPU dan Bawaslu pun harus menjamin kepercayaan publik dalam pelaksanaan pesta demokrasi tersebut. Jangan sampai alasan Pemilu belum siap, lalu minta penundaan.

“Kepastian politik itu akan menciptakan stabilitas. Harus terlaksana sesuai jadwal dan hentikan berbagai macam pernyataan yang sifatnya spekulatif,” ungkapnya.

Korupsi masih masif

Selain Pemilu, korupsi masih jadi isu yang mengemuka di Indonesia pada saat ini. Walaupun pemberantasan korupsi dilakukan, korupsi masih saja masif terjadi.

Sebut saja kasus dugaan korupsi yang dilakukan Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman. Herman dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan penyelewengan bantuan asing untuk gempa bumi.

Karenanya Haedar meminta pemerintah tegas dalam melakukan pemberantasan korupsi secara berkesinambungan. Hal ini penting agar upaya tersebut tak berhenti pada politik praktis.

“Masih banyaknya celah terbuka menjadikan pejabat dan elit negeri ini tergoda memanfaatkan peluang korupsi. Jangankan di keadaan normal, dalam kondisi terkena bencana mereka masih korupsi,” ungkapnya.

Korupsi terjadi, lanjutnya akibat orang tidak pernah merasa cukup dan ingin mendapatkan lebih. Karena korupsi biasanya dilakukan orang-orang yang sudah berkecukupan dan memiliki kekuasaan.

Iklan

Tidak adanya sistem pengendalian dan penanganan kasus korupsi yang bagus juga menjadikan peluang melakukan korupsi terus dilakukan. Karenanya penyelenggara negara perlu mendesain sistem atau peraturan untuk menutup peluang sekecil-kecilnya untuk korupsi.

“Saya membayangkan jika sistem birokrasi tidak panjang dan berbelit, atau ada transparansi soal anggaran maupun bantuan, maka kerawanan munculnya tindak korupsi bisa dihilangkan. Ini yang perlu dilakukan,” ungkapnya.

Haedar berharap, upaya pemberantasan korupsi dimulai dari keteladanan para pejabat dan elit negara. Juga ditegakkan melalui UU serta sistem yang baik dan pasti secara berkelanjutan.

“Prinsipnya jangan mengganggu tatanan sistem pemberantasan korupsi yang sudah berlaku. Bila memang dinilai kurang sempurna maka diperbaiki, jangan malah dikurang-kurangi,” imbuhnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Prinsip Muhammadiyah Jelang Tahun Politik 2024

Terakhir diperbarui pada 30 Desember 2022 oleh

Tags: Haedar NashirMuhammadiyahpolitik identitas
Yvesta Ayu

Yvesta Ayu

Jurnalis lepas, tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

Keindahan Semu di Kaki Gunung Semeru, Lumajang saat erupsi. MOJOK.CO
Aktual

Keindahan Semu di Kaki Gunung Semeru

21 November 2025
wisuda, tuli.MOJOK.CO
Kampus

Sering Dibilang Bodoh karena Tuli, Kini Membuktikan Diri dengan Menjadi Wisudawan Tunarungu Pertama di Kampusnya

24 Oktober 2025
Apa yang Terjadi Jika Muhammadiyah Tidak Pernah Ada? MOJOK.CO
Esai

Fakta Menyeramkan Jika Muhammadiyah Tidak Pernah Lahir di Indonesia

5 Oktober 2025
Anggota PSHT Iri dengan Perguruan Tapak Suci yang Dianakemaskan Muhammadiyah karena Merasa Dikucilkan di UMM. MOJOK.CO
Ragam

PSHT Tetap di Hati meski Belajar di Lingkungan Muhammadiyah yang Punya Tapak Suci

16 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.