Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Peternak Diciduk Hanya karena Sampaikan Aspirasi ke Presiden Jokowi. Kasus Antikritik Apalagi Ini?

Aksi protes peternak ayam saat kunjungan Jokowi di Blitar

Redaksi oleh Redaksi
8 September 2021
A A
jokowi mojok.co

Ilustrasi Jokowi. (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Seorang pria diamankan polisi setelah membentangkan poster yang berisi tuntutan sederhana kepada Presiden Jokowi saat kunjungan di Blitar.

Pada Selasa (7/9) lalu, Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke lokasi vaksinasi di area PIPP. Selepas kunjungan ini, presiden juga menyempatkan berziarah ke makam Bung Karno. Namun, kunjungan ini tidak seperti biasanya. Usai Jokowi meninggalkan makam Bung Karno dan menyapa warga yang menunggu di tepi jalan, seorang pria mencuri perhatian karena membentangkan poster dan sesaat kemudian langsung diamankan.

Aksi melambaikan tangan Presiden Jokowi diwarnai insiden yang pada akhirnya membuat sebagian orang heran. Seorang pria, yang diduga berprofesi sebagai peternak ayam dengan percaya diri membentangkan sebuah poster yang isinya hanyalah sebuah tuntutan sederhana. Melansir dari Kompas, poster yang ia bentangkan berisikan tulisan, “Pak Jokowi, bantu peternak beli jagung dengan harga wajar.” Sesaat kemudian seorang pria bertopi merebut poster tersebut dan merusaknya. Tidak perlu menunggu lama, seorang polisi akhirnya turun tangan dan menangkap pria yang diduga peternak ayam.

Tak perlu meributkan siapa pria bertopi yang kemungkinan adalah salah satu pihak keamanan atau badan intelijen yang menyamar. Beberapa sumber justru menyebutkan blio adalah seorang tukang becak yang kebetulan dapat “mandat” dari polisi untuk mengamankan kejadian seperti ini. Sayangnya, informasi ini masih terlalu ambigu buat dicerna. Jika pria berposter diamankan karena menimbulkan keributan dengan si “tukang becak” mengapa pula keduanya tidak ditangkap?

Peristiwa ini menjadi bahan perbincangan lantaran “aksi protes” seorang peternak ayam yang tidak seberapa membahayakan itu kemudian diatasi seperti sebuah aksi yang membahayakan presiden. Padahal, jika ditinjau dari posternya, tulisan di dalamnya memang tidak mengandung unsur-unsur yang menyinggung pihak tertentu. Ia hanya meminta bantuan presiden untuk mengatasi permasalahan harga jagung. Kalimat dalam poster lebih terdengar seperti aspirasi yang dibumbui sedikit keluhan atas kesulitan yang dialami peternak.

Peristiwa ini memunculkan tanda tanya besar terhadap beberapa statemen presiden Jokowi sebelumnya. Pada Februari lalu, blio pernah mengatakan bahwa masyarakat seharusnya aktif dalam menyampaikan kritik dan masukan buat pemerintah. Tapi, setelah kritik muncul di mana-mana, yang terjadi justru pengkritiknya diamankan. 

Tidak hanya peristiwa di Blitar, sebelumnya kritik terhadap presiden Jokowi yang dibungkus dengan mural juga muncul di beberapa daerah. Mural ini justru begitu cepat dihapus dan pembuatnya pun diburu polisi. Sikap aparat begitu membingungkan lantaran seolah berkebalikan dengan anjuran presiden Jokowi bahwa kita harus aktif memberi kritik.

Banyak netizen yang skeptis menanggapi peristiwa ini. Beberapa netizen juga menganggap bahwa poster yang dibentangkan seorang peternak ayam adalah tuntutan yang wajar, tidak mengandung unsur kekerasan, tidak berupa ancaman, apalagi penghinaan. Namun, di antara semua netizen, seorang netizen senior jelas lebih lantang suaranya untuk menuntut pembebasan peternak ayam yang baru saja diciduk polisi. Netizen tersebut adalah Fadli Zon.

Peternak ayam sdg dalam kondisi makin terpuruk. Harga telur jatuh sementara pakan ayam mahal. Spanduk itu hanya aspirasi pd P ⁦@jokowi⁩ agar tahu kondisi sebenarnya n ada jalan keluar bg peternak ayam. Tlg bebaskan peternak ayam yg bawa spanduk itu.
https://t.co/aov9Z8XKk9

— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) September 7, 2021

Pendapat Fadli Zon jadi terdengar lebih waras lantaran apa yang disampaikan memang benar. Pria tersebut hanya menyampaikan aspirasi langsung kepada presiden Jokowi. Menilik dari tuntutannya, ia menyampaikan apa yang menjadi kegelisahan peternak belakangan ini.

Jika menyampaikan aspirasi dengan wajar seperti ini saja memancing reaksi kemarahan aparat, apa kabar status “negara demokrasi” di Indonesia? Tuduhan otoriter dan antikritik terhadap presiden Jokowi sudah dilayangkan sejak lama, bahkan sebelum ia menjabat sebagai presiden di periode kedua. Tuduhan ini bukannya ditepis, justru makin menguat belakangan ini. Bahkan ada juga studi yang menyimpulkan bahwa presiden Jokowi punya gaya kepemimpinan neo-new order, orde lama yang baru. Peristiwa penangkapan seorang pria yang membentangkan poster ketika presiden Jokowi melambai sebenarnya lebih mirip pertunjukan teater yang berisikan satire untuk menyindir demokrasi.

BACA JUGA Mural Jokowi 404: Not Found dan Penilaian Otoriter yang Kembali Menguar dan tulisan KILAS lainnya.

Terakhir diperbarui pada 8 September 2021 oleh

Tags: aksi protesblitarBung KarnoDemonstrasinegara demokrasiPresiden Jokowi
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

pam swakarsa, militer.MOJOK.CO
Mendalam

Riwayat Pam Swakarsa, Tukang Gebuk Bayaran Tentara yang Berupaya Dihidupkan Kembali. Ancaman Serius bagi Demokrasi

5 September 2025
UI kampus perjuangan tapi BEM-nya kini terbelah. MOJOK.CO
Catatan

UI sebagai Kampus Perjuangan Kini Terbelah dan Hilang Taringnya, Tak Saling Mendukung dan Searah

4 September 2025
Guru PPPK Ceraikan Suami karena Merasa Sudah Beda Kelas MOJOK.CO
Esai

“Udah Ditemenin dari Nol, eh Minta Cerai”: Fenomena Guru PPPK Blitar Menceraikan Suaminya karena Merasa Sudah Naik Kelas

31 Juli 2025
Paspampres menjaga rumah Jokowi di Solo. MOJOK.CO
Ragam

Jalan Hidup Paspampres yang Mengawal Mantan Presiden Sepanjang Hayat

25 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.