Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Pendidikan

Kitab Kuning, Peradaban Sepanjang Masa Pondok Pesantren

Tsaniatuz Zulfa oleh Tsaniatuz Zulfa
14 September 2023
A A
Kitab Kuning, Peradaban Sepanjang Masa Pondok Pesantren | Madrosah Sunnah Unsplash

Kitab Kuning, Peradaban Sepanjang Masa Pondok Pesantren | Madrosah Sunnah Unsplash

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kitab kuning menjadi referensi utama dalam pengajaran dan pendidikan di pondok pesantren. Kitab yang ditulis dengan Arab gundul ini adalah jembatan peradaban kaum santri.

Undang-Undang No. 18 tahun 2019 tentang Pesantren mendefinisikan kitab kuning sebagai kitab keislaman berbahasa Arab atau kitab keislaman berbahasa lainnya. Kitab-kitab ini menjadi rujukan tradisi keilmuan Islam di pondok pesantren.

Jika menelusuri kajian literasi keislaman, kitab ini sudah ada sejak abad 1-2 hijriah. Kitab ini eksis hingga kini lantara memiliki khazanah keilmuan yang begitu luas, mencakup berbagai macam lini kehidupan.

Banyak orang mengira, kitab kuning hanya berisi hal-hal yang menyangkut keagamaan. Padahal kitab yang dikaji para santri ini juga membahas berbagai lini keilmuan, dari politik hingga bisnis.

Mengapa banyak kalangan menyebut kitab “kuning”?

Zaman dahulu kitab-kitab pesantren tercetak dengan kertas-kertas berwarna kuning dengan bentuk khurasan. Satu khurasan terdapat 4 halaman berukuran lebar kertas folio.

Dalam perkembangannya, kitab kuning juga tercetak dalam kertas berwarna putih. Seperti kitab-kitab cetakan Beirut, Lebanon. Meski demikian, penyebutannya tetap kitab kuning. Sebab, mau dicetak dengan kertas berwarna apa saja, kitab kuning telah menjadi semacam penyebutan untuk kitab-kitab literasi pesantren.

Apa saja macam kitab kuning?

Masyarakat Indonesia yang tidak pernah bersentuhan dengan dunia pesantren, mungkin mengira kitab kuning hanya membahas persoalan-persoalan agama saja. Padahal khazanah kitab kuning begitu luas, tidak hanya agama tetapi juga membahas bidang politik, pengobatan, sihir, sosial, ilmu bahasa, hingga siasat.

Cakupan keilmuannya juga sangat mendalam. Misalnya saja dalam bidang fikih mencakup berbagai macam pembahasan, seperti fikih politik, fikih perempuan, fikih lingkungan hidup, fikih perkawinan, fikih ibadah, dan lain sebagainya. 

Penulisannya pun memiliki berbagai cara dan jenisnya, setidaknya terbagi sebagai berikut:

Matan, sebuah kitab yang tertulis secara singkat. Biasanya penulisnya hanya membeberkan fakta-fakta penting tanpa memasukkan keterangan panjang yang rinci mengenai segala persoalan dalam suatu keilmuan.

Syarah, istilah atau sebutan untuk karya ulama yang menjelaskan lebih mendalam atas karya yang lain. Sederhananya, penjelasan dari kitab matan. 

Hasyiyah, sebuah karya yang menjelaskan syarah. Syarah yang mensyarahi syarah. 

Masih banyak lagi teknik penulisannya seperti tahqiq, tahdzib, takhlis, dan tahsin. Lantaran banyaknya itulah, khazanah keilmuan kitab kuning sangat luas dan sangat tajam dalam membahas berbagai persoalan.

Syarat untuk membaca kitab kuning?

Kitab kuning biasanya berisi tulisan tanpa harakat, koma, maupun titik. Sehingga pembacanya harus menguasai beberapa keilmuan untuk dapat membaca literasi ini dengan baik dan benar.

Iklan

Sama halnya membaca Al-Qur’an yang membutuhkan ilmu tajwid, untuk membaca kitab ini juga perlu “ilmu alat”. Ilmu alat ini berisi gramatika dan sintaksis bahasa Arab, kalangan pesantren menyebutnya ilmu Nahwu dan Sharaf. Sederhananya, ilmu nahwu untuk mempelajari kalimat yang sempurna dan sharaf untuk mempelajari perubahan kata. 

Ilmu Nahwu dan Sharaf mungkin dapat digunakan untuk membaca kitab gundul ini, tetapi itu saja tidak cukup. Untuk memahami kitab gundul secara komprehensif, juga memerlukan ilmu Balaghah (sastra Arab) dan mantiq (logika). Sehingga dalam memaknai dan mengambil kesimpulan tidak hanya tekstual.

Kitab-Kitab kuning dasar di pesantren

Setiap bidang memiliki tingkatan kesulitan tertentu. Seperti kitab nahwu, biasanya untuk pemula harus memelajari dulu matan Al-jurumiyah, lanjut ke syarahnya, kemudian Imrithi, hingga Alfiyah ibn Malik. 

Berikut ini adalah daftar kitab kuning dasar di pesantren: 

#1 Kitab Al-Jurumiyah, kitab dasar ilmu alat

Pengarang kitab Al-Jurumiyah adalah Syekh Sonhaji. Kitab ini memaparkan ilmu Nahwu sebagai dasar untuk membaca kitab kuning. 

#2 Kitab Mustholah Al-Hadits 

Kitab dasar selanjutnya adalah Musthalah Al-Hadits. Kitab ini disusun oleh al-Qadhi abu Muhammad. Ia mendapatkan perintah langsung untuk menyusun kitab tersebut dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz, lantaran ketika itu banyak sekali orang-orang yang meriwayatkan hadits palsu.

Kitab ini secara spesifik membahas ilmu mengenai seluk beluk ilmu hadits. Mulai dari macam-macam hadists, kriterianya, dan syarat-syarat orang yang berhak meriwayatkan hasidits.

#3 Aqidatul Awam, kitab penguat akidah

Pengarang kitab ini adalah Syaikh Ahmad Marzuqi Al-Maliki yang berisi 57 bait nadzom. Kitab ini hadir atas perintah Rasulullah melalui mimpi pengarangnya. 

#4 Ta’limul Muta’alim, kitab yang menjadi pondasi akhlak dalam hidup

Akhlak menjadi pondasi utama manusia. Sepandai apa seseorang, tidak ada artinya tanpa akhlak yang baik. Di pesantren kitab ini menjadi kitab wajib yang, tidak hanya dipelajari, tetapi menjadi amaliah santri. 

Kitab ini karangan Syaikh Burhanuddin Az-Zarnuji. 

# Kitab At-Taqrib

Tanpa fikih, umat Islam tidak akan pernah bisa menjalani ibadah dengan baik dan benar sesuai tuntunan Al-Quran dan As-Sunnah. Kitab fikih dasar di pesantren yang banyak dikaji adalah Taqrib, karangan Al-Qodhi Abu Syuja’ Ahmad bin Husain bin Ahmad Al-Ashfahaniy. Kitab ini menjadi rujukan dasar dalam mempelajari ilmu fikih. 

Tahap selanjutnya, ada kitab Fathul Qarib, Tausyikh, Fathul Mu’in. Semuanya adalah syarah dari at-Taqrib.

BACA JUGA Kitab Kuning dan Alasan Kenapa Kita Seharusnya Tak Jadi Umat yang Kagetan Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 14 September 2023 oleh

Tags: kitab gundulKitab Kuningklsliterasi pesantren
Tsaniatuz Zulfa

Tsaniatuz Zulfa

Lulusan filsafat yang tidak hobi memikirkan hal-hal rumit

Artikel Terkait

625 Relawan Siap Sambut 10 Ribu Jemaah di Lir Ilir Fest 2025 MOJOK.CO
Kilas

625 Relawan Siap Sambut 10 Ribu Jemaah di Lir Ilir Fest 2025

15 Agustus 2025
Pelabuhan Kendal bakal jadi pintu peningkatan ekspor di Jawa Tengah MOJOK.CO
Kilas

Pelabuhan Kendal bakal Jadi Pintu Peningkatan Perdagangan Luar Negeri di Jateng, Pembangunannya Harus Dipercepat

25 Juli 2025
Tahun Baru Islam (Muharram) 1447 Hijriah jadi momen refleksi dan berbagi Pemrov Jawa Tengah MOJOK.CO
Kilas

Tahun Baru Islam 1447 H Jadi Refleksi dan Momen Berbagi Pemprov Jawa Tengah

27 Juni 2025
bca.MOJOK.CO
Ekonomi

BCA Fasilitasi Penerbitan 2.000 Sertifikat Halal bagi UMKM di Berbagai Daerah, Naik Dua Kali Lipat

25 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.