MOJOK.CO – Demokrat menjadi partai yang saat ini paling tidak solid di Koalisi Prabowo, hal tersebut karena pernyataan-pernyataan para elitnya yang dianggap tidak kontraproduktif untuk koalisi.
Posisi Partai Demokrat dalam koalisi Indonesia Adil Makmur (Koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga Uno) memang sedang tidak baik-baik saja. Sempat beberapa kali diisukan dekat dengan kubu Jokowi, bahkan salah satu elitnya pernah mengatakan bahwa Demokrat sudah tidak merasa sebagai bagian dari koalisi Prabowo, membuat posisi Demokrat sangat rentan dalam tubuh koalisi.
Puncak ke-tidak baik-baik saja-an posisi Partai Demokrat adalah kemarin saat Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik melalui akun Twitternya memberikan usul agar koalisi, baik koalisi Prabowo maupun koalisi Jokowi, dibubarkan saja.
Usul pembubaran koalisi tersebut membuat beberapa petinggi partai pengusung Prabowo-Sandi mempersilakan Demokrat jika memang ingin hengkang dari koalisi.
“Kalau membubarkan koalisi, harus dibicarakan lintas koalisi. Kalau mau pergi sendiri, saya kira itu hak. Silakan saja,” begitu Wasekjen PAN, Saleh Partaonan Daulay. “Koalisi kan didasarkan atas kesadaran dan kerelaan semua pihak. Tidak ada paksaan sedikit pun. Dulu mereka juga gabung atas keinginan sendiri. Nah, sekarang kalau mau pisah, itu juga boleh atas keinginan sendiri,” lanjutnya.
Nah, kendati dalam situasi yang begitu tidak mengenakkan, namun ternyata, Partai Demokrat menyatakan diri masih tetap dalam satu gerbong koalisi.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekjen Demokrat Hinca Pandjaitan pada Senin, 10 Juni 2019 kemarin kepada wartawan.
Hinca mengibaratkan perjuangan perjalanan partai dalam pemilu ini ibarat pertandingan sepakbola, selama peluit tanda berakhirnya pertandingan belum ditiup, selama itu pula koalisi akan terus berjuang, dan Demokrat jelas masih bagian dari koalisi.
“Sesuai prosedur hukum yang ada, KPU mempersilakan jalur hukum yang disediakan undang-undang untuk ke MK bila ada keberatan, lalu paslon 02 menggunakan dan memilih saluran hukum dan konstitusional itu ke MK. Mari kita ikuti dan lakoni bersama sampai selesai. Itulah esensinya berkoalisi dan PD setia berada di jalur itu,” terang Hinca.
Pernyataan Hinca tersebut seolah membantah pernyataan kawannya sesama kader Demokrat Ferdinand Hutahaean yang beberapa waktu yang lewat menyatakan bahwa Partai Demokrat sudah tidak merasa sebagai bagian dari koalisi.
Wah, kelihatannya yang dilanda gonjang-ganjing ini sebetulnya bukan koalisi Adil Makmur, tapi para elit Demokratnya. Lha gimana, yang satu bilang A, yang satu mengoreksinya jadi B, nanti yang satu bilang lagi C.
Aduuuuh, pucing pala Pak Beye.