Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Pameran “Petak Umpet Sastra Anak” Mengumpulkan Orang Dewasa yang Rindu dengan Novel Anak Karya Penulis Indonesia

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
9 November 2025
A A
Anak-anak ikut pameran sastra anak tahun 70an di Jogja. MOJOK.CO

Tersedia permainan anak dan seni pertunjukan anak. (Humas Penerbit KPG)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Ruangan Bentara Budaya Yogyakarta, Jogja tampak sunyi saat saya datang pada Minggu (9/11/2025) siang dalam Pameran Arsip dan Ilustrasi “Petak Umpet Sastra Anak”. Meski begitu, sejumlah orang dewasa tampak duduk lesehan sambil membaca buku anak dalam hati. Kegiatan ini dikenal dengan “membaca senyap”.

Ada yang sibuk menyimak tulisan demi tulisan hingga sesekali membalikkan kertas ke halaman berikutnya, ada pula yang memotret beberapa halaman. Seolah bernostalgia dengan buku-buku anak karya penulis Indonesia tempo dulu.

Salah satunya buku yang saya baca. Judulnya “Jalan Baru Perubahan” karya Mansur Samin. Sampul kuning buku itu tampak lusuh, serta gambarnya tampak memudar. Maklum, ia merupakan cetakan kedua dari tahun 1985 oleh penerbit PT. Rora Karya tapi masih enak dibaca.

Buku-buku seperti itu dapat kamu nikmati di Pameran Arsip dan Ilustrasi “Petak Umpet Sastra Anak”. Acara berlangsung pada Jumat (7/11/2025) hingga Minggu (16/11/2025) di Ruangan Bentara Budaya Yogyakarta, Jogja. Diadakan oleh Penerbit KPG, Museum Anak Bajang, dan Bentara Budaya.

Pameran ini sekaligus memperingati setahun wafatnya Dwianto Setyawan selaku penulis buku anak Indonesia yang aktif membuat karya sejak tahun 1970-1980an. 

Pameran buku anak. MOJOK.CO
Suasana Pameran Arsip dan Ilustrasi “Petak Umpet Sastra Anak”. (Humas Penerbit KPG)

Area pameran sendiri bak mesin waktu yang membawa pembaca bernostalgia lewat sampul dan ilustrasi bacaan anak yang terbit mulai 1974. Pengunjung juga diajak menyusuri proyek Inpres yang sejarahnya bisa dibaca di dinding-dinding pameran. 

Ada pula catatan sejarah tentang banjirnya buku anak terjemahan, perjalanan DS Group melawan banjir buku anak terjemahan itu dengan komik dan ilustrasi. Salah satunya novel-novel middle grade yang meraih penghargaan.

Selain menyoroti perjalanan seni visual dan narasi buku anak di Indonesia, kegiatan ini juga menyajikan serangkaian sesi diskusi, permainan anak, seni pertunjukan anak, pojok baca, dan bazar buku. 

Menggali kembali jejak sastra anak Indonesia

Sastra anak karya penulis lokal sejatinya pernah tumbuh subur sekitar tahun 1970an. Di era keemasan itu muncul nama-nama besar, seperti Dwianto Setyawan, Djokolelono, Arswendo Atmowiloto, Bung Smas, dan Kembangmanggis. 

Namun seiring waktu, novel anak semakin jarang menjadi buah bibir. Bahkan, banyak di antara karya sastra anak dan pengarangnya “dilupakan”. 

Pengunjung melihat pameran. MOJOK.CO
Pengunjung melihat sejarah perjalanan DS Group melawan banjir buku anak terjemahan di Ruangan Bentara Budaya Yogyakarta, Jogja. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Padahal, kelahiran sastra anak di Indonesia dapat dikatakan berbarengan dengan sastra orang dewasa. Misalnya, cerita Si Jamin dan Si Johan, sekalipun karya saduran, telah disajikan Merari Siregar bersama Balai Pustaka pada 1921. 

Oleh karena itu, pameran arsip dan ilustrasi bertajuk “Petak Umpet Sastra Anak” ini diadakan. Meski mengusung tema sastra anak, pameran ini tidak dimaksudkan sebagai penentu akhir tentang karya mana yang sastra dan bukan sastra, di antara lautan merah buku anak. 

Pameran ini harapannya bisa mewadahi diskusi tentang sastra anak, sastra anak yang klasik, hingga upaya mewariskan karya ini dari generasi ke generasi. Seperti kata Dwianto Setyawan di Harian Kompas, 5 Februari 1984, 

“Di balik kehadiran sebagian besar buku untuk anak-anak adalah sebuah tim yang terdiri dari penulis, ilustrator, dan editor. Buku untuk orang dewasa akan berhadapan dengan seorang pembaca, tetapi buku untuk anak-anak akan dihadapkan kepada pembaca yang terdiri dari beberapa kategori: anak-anak sendiri, orangtua mereka, guru, dan pustakawan.”

Iklan

Bahu-membahu demi sastra anak di Jogja

Memperingati karya karya Dwianto Setyawan. MOJOK.CO
Pembukaan Pameran Arsip dan Ilustrasi “Petak Umpet Sastra Anak” pada Jumat, 7 November 2025 di Jogja. (Humas Penerbit KPG)

Awal 2025, Penerbit KPG bekerja sama dengan Setyaningsih (pengamat karya sastra) dan Nai Rinaket (ilustrator) sudah membuat langkah pertama lewat penerbitan kembali karya Dwianto Setyawan dan Djokolelono sebagai Seri Klasik Semasa Kecil. 

Tepat saat pameran ini digelar, total ada 15 judul yang dirilis dalam payung besar Seri Klasik Semasa Kecil. Lalu, ada satu buku kumpulan esai yang sejalan dengan tema pameran ini.

“Setelah buku-bukunya ada lagi, langkah selanjutnya adalah membuat buku-buku tersebut menjadi bahan pembicaraan. Jadilah Pameran Petak Umpet Sastra Anak ini,” ujar Christina M. Udiani, Manajer Redaksi dan Produksi Penerbit KPG melalui keterangan tertulis, Sabtu (8/11/2025).

Sementara itu, Sindhunata selaku penggagas pameran berujar usia anak-anak adalah saat di mana mereka bebas berimajinasi. Ia, kata Sindhunata, adalah insan yang sejatinya bisa “mengatur dirinya” sendiri.

“Ketika diawasi pun, mereka merasa tidak diamati, dan bisa berbuat serta berkhayal seperti maunya. Orang dewasa tak dapat sungguh menyelami apa yang sesungguhnya ada di dalam pikiran dan khayalan anak-anak itu. Itulah sesungguhnya yang coba diselami pengarang anak-anak, seperti Dwianto dan kawan-kawan.” Kata Sindhunata.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Melestarikan Aksara Jawa Ala Yogyakarta, Bukan Sekadar Nguri-uri tapi Juga Ngurip-urip atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

Terakhir diperbarui pada 9 November 2025 oleh

Tags: buku anakDwianto SetyawanJogjapameran di jogjapenerbit kpgsastra anak
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.