Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Memori

Sejarah Stadion Kridosono, Eks Markas PSIM Yogyakarta yang Terancam Punah

Iradat Ungkai oleh Iradat Ungkai
4 September 2023
A A
Sejarah Stadion Kridosono, Eks Markas PSIM Yogyakarta yang Terancam Punah MOJOK.CO

Ilustrasi stadion (unsplash.com)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Stadion Kridosono menjadi bangunan bersejarah yang tak lama lagi akan punah. Bangunannya masih berdiri namun tua dan ringkih. Tak ada lagi gairah sepak bola di sana.

Stadion Kridosono merupakan salah satu bangunan bersejarah di Yogyakarta. Gelanggang olahraga yang terletak di Jl. Yos Sudarso No.9, Kotabaru ini prnah menjadi markas klub PSIM Yogyakarta. Stadion ini juga mendorong pembukaan pusat-pusat olahraga lain di sekitarnya.

Kini, eksistensi stadion tertua di Yogyakarta ini meredup. Bangunannya berlumut dan tak terawat. Namanya saja yang stadion, namun lebih sering menjadi tempat menggelar konser dan acara politik ketimbang sepak bola.

Sejarah Stadion Kridosono

Keberadaan Stadion Kridosono tak terlepas dari pembangunan wilayah Kotabaru di era kolonial. Kotabaru merupakan daerah pesanan Belanda sebagai respons atas melonjaknya jumlah warga Belanda di Jogja. Lonjakan tersebut merupakan konsekuensi atas berkembangnya industri gula dan perkebunan lain.

Pemekaran wilayah tersebut Residen Djokjakarta Cornelis Canne ajukan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Permohonan tersebut terkabul dengan terbitnya Rijksblaad van Sultanaat Djogjakarta No 12 tahun 1917. Kawasan Kotabaru atau Nieuwe Wijk dibangun pada tahun yang sama dan selesai pada 1920.

Selain tempat tinggal, kawasan Kotabaru juga memiliki fasilitas yang lengkap. Ada sekolah, tempat ibadah, rumah sakit, dan tentu saja lapangan olahraga sebagai sarana rekreasi. Lapangan tersebut terletak di tengah kompleks dengan bentuk sederhana. Lapangan tersebut berfungsi sebagai tempat olahraga warga Belanda.

Markas PSIM Yogyakarta, klub kesayangan warga kota

Lapangan Kotabaru baru dibangun menjadi stadion sepak bola pada tahun 1937. Inisiatornya adalah Jogja Voetbalbond (pra PSIM) dan pendanaanya mendapat bantuan dari Keraton Yogyakarta. Pembangunan stadion ini menghabiskan biaya 9.000 gulden.

Stadion tersebut bernama “Stadion Bijleveld”, terinspirasi dari nama gubernur Belanda di Yogyakarta (menjabat 1934-1939), Johannes Bijleveld. Dia adalah seorang penggemar olahraga dan banyak melakukan renovasi sarana olahraga.

Stadion Bijleveld memiliki fasilitas tribun berkapasitas 600 kursi dengan atap peneduh, ruang ganti pemain, dan toilet. Peresmian stadion ini terjadi pada 28 Januari 1938 oleh Sultan Hamengkubuwono VIII dengan sajian pertandingan persahabatan antara klub Yogyakarta melawan klub Solo.

Bijelveld Stadion kemudian menjadi markas dari Voetbal Bond Djokja en Omstreken, klub sepakbola Belanda di Yogyakarta dan PSIM (stadion Bijelveld menjadi Kridosono) sebelum berpindah ke stadion Mandala Krida di era 90-an.

Kendati sudah pindah markas, Stadion Kridosono masih mengiringi perjalanan PSIM Yogyakarta. Mulai dari menjadi tempat pengambilan tiket untuk laga yang akan berlangsung di St. Mandala Krida sampai menjadi tempat menggelar seleksi pemain asing.

Baca halaman selanjutnya…
Sejarah yang terancam punah

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 5 September 2023 oleh

Tags: JogjaKotabarupsimstadion kridosono
Iradat Ungkai

Iradat Ungkai

Kadang penulis, kadang sutradara, kadang aktor.

Artikel Terkait

Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sarjana nganggur digosipin saudara. MOJOK.CO

Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

22 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.