MOJOK.CO – Setelah Februari yang lalu PEPES bikin kampanye hitam, kali ini ada emak-emak lainnya, pakai baju PKS, menyerang siapa lagi kalau bukan Kapten Amerika. Ahhh maaf, maksud saya Jokowi.
Februari 2019, akun @citrawida5 bikin heboh ketika menggunggah sebuah video menayangkan kampanye hitam emak-emak yang menyerang Jokowi.
“Moal aya deui sora azan, moal aya deui nu make tieung. Awewe jeung awene meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin.”
Kalimat di atas kurang lebih berarti: “Suara azan di masjid akan dilarang, tidak akan ada lagi yang memakai hijab. Perempuan sama perempuan boleh kawin, laki-laki sama laki-laki boleh kawin.” Kampaye hitam itu disebar oleh emak-emak yang konon anggota PEPES (Partai Emak-emak Pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno) ketika berkunjung ke rumah-rumah warga.
Kalimat itu terlontar ketika “menginformasikan” warga perihal situasi Indonesia apabila Jokowi menang Pilpres 2019. Tujuannya jelas. Betul, supaya warga golput saja. Ahh maaf, supaya warga memenangkan Prabowo.
Maret 2019, peristiwa yang sama kembali terjadi. Pelakunya juga emak-emak. Tema kampanye hitam juga sama, yaitu menyerang Jokowi dan Ma’ruf Amin. Jika kampanye hitam yang terjadi di Februari dibidani oleh emak-emak anggota PEPES, kali ini emak-emak yang bergerilya ke rumah-rumah penduduk menggunakan baju Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Emak-emak itu mencoba mempengaruhi tuan rumah supaya nggak mau milih Jokowi dan Ma’ruf Amin di Pilpres 2019. Inti kampanye hitam mereka adalah jika paslon 01 itu menang, maka kurikulum agama dan pesantren akan dihapus. Ini gimana maksudnya. Cawapres pendamping Joko Widodo adalah seorang kiai. Dipikirnya Kapten Amerika?
“Kalau kita pilih Prabowo itu, kita pikirkan nasib agama kita, anak-anak kita walaupun kita tidak menikmati. Tapi besok lima tahun atau 10 tahun akan datang ini, apakah kita mau kalau pelajaran agama dihapuskan oleh Jokowi bersama menteri-menterinya?” kata ibu tersebut sepeti dikutip okeh Detik.
“Itu kan salah satu programnya mereka. Yang pertama, pendidikan agama dihapus di sekolah-sekolah. Terus rencananya mereka itu menggantikan pesantren. Itu akan menjadi sekolah umum dan berbagai macam cara untuk ini,” sambungnya. Pihak PKS sendiri sudah membantah anggapan bahwa emak-emak itu anggota partai mereka.
Sementara itu, Direktur Advokasi dan Hukum BPN Prabowo-Sandiaga, Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan bahwa dirinya takut ada pihak ketika yang berusaha memperkeruh suasana.
“Pertama, ibu-ibu akar rumput dengan pendidikan terbatas mengaplikasikan kampanye itu diambil dari medsos tanpa disaring. “Kedua, diwaspadai kalau ada pihak ketiga yang mungkin mengambil di air keruh. Karena kan PKS sudah membantah, kan baju PKS itu yang dibawa,” katanya.
Memang ini emak-emak. Sungguh berbahaya ketika sudah niat banget turun ke akar rumput untuk kampanye hitam menyerang Jokowi. Sudah, nggak udah mikir politik kalau begitu. Mending kampanye penggunaan bubuk abate atau kempanye bumi datar saja (yms).