Pernyataan Prabowo dalam acara Ijtimak Ulama Jumat 27 Juli 2018 kemarin yang menyatakan bahwa dirinya siap untuk tidak maju sebagai capres dan siap mendukung orang yang lebih baik ternyata ternyata cukup membikin banyak pihak heboh.
“Saya menyatakan di sini, di hadapan saudara-saudara, saya siap jadi alat untuk perubahan sosial, untuk menjadi alat umat, dan alat untuk rakyat Indonesia. Tapi, kalau saya tidak dibutuhkan dan ada orang yang lebih baik, saya pun siap mendukung kepentingan rakyat dan umat Indonesia,” ujar Prabowo saat berpidato memberikan sambutannya.
PKS boleh jadi menjadi salah satu pihak yang paling santai atas pernyataan Prabowo tersebut. Maklum saja, PKS sebagai koalisi utama Gerindra memang mempersiapkan alternatif pasangan capres-cawapres versi mereka sendiri, yakni pasangan Gubernur DKI Jakarta dan mantan Gubernur Jawa Barat, Anies Baswedan-Ahmad Heryawan.
Karena itulah, pernyataan Prabowo yang siap untuk tidak maju sebagai capres dan mendukung orang yang lebih baik menjadi sebuah angin segar bagi PKS.
“Kalau ini betul (Prabowo batal maju), ini lebih mudah bagi koalisi untuk mencari alternatif-alternatif yang kuat. Karena ada beberapa figur yang kuat kita dorong, misal Pak Anies dan Pak Aher (Ahmad Heryawan),” kata Direktrur Pencapresan DPP PKS Suhud Aliyudin.
Anies dianggap sebagai pengganti yang pas bagi Prabowo, selain sama-sama didukung oleh kalangan ulama, Anies juga dinilai punya kapasitas kepemimpinan yang baik.
Selain itu, Anies juga masuk dalam rekomendasi daftar capres-cawapres versi GNPF-U dan Persaudaraan Alumni 212.
Wacana soal memasangkan Anies-Aher ini memang sudah mencuat sejak lama di kalangan internal PKS, salah satunya diungkapkan oleh Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid.
“Kader PKS berpendapat bahwa memperjuangkan Pak Anies menjadi gubernur kan bukan perjuangan main-main. Daripada beliau cawapres ya, dicapreskan saja. Capres Anies, cawapres Aher,” ujar Hidayat.
Nah, apakah nanti Prabowo benar-benar tidak maju Pilpres sehingga Anies dan Aher benar-benar akan diusung sebagai capres dan cawapres?
Entahlah, tapi yang jelas, jika Anies-Aher benar-benar maju, maka keduanya bakal menjadi pasangan yang sangat milenial. Sebab akronimnya keren: Aniesah.
Kampanyenya nggak ribet bikin jingle, cukup pakai lagu Tik tok saja.
“A, a, a, a… Aniesah, kujatuh cinta… pa, pa, pa, pada Jamilah…” (A/M)